20. Unusual Beats

166 20 10
                                    

"Sekarang aku terluka dan ibu tidak ada di sini. Bisakah Anda menggantikannya?"

Permintaan Yeorin benar-benar di luar dugaan Jungkook—terdengar janggal di telinganya. Dan akan sangat canggung untuk dilakukan karena terjadi bukan secara spontanitas seperti semua hal yang terjadi sebelumnya.

Jungkook hanya diam, bingung harus seperti apa menanggapi permintaan wanita itu. Perkataan kedua seniornya, kembali menyadarkan Jungkook untuk tidak berbuat semakin jauh.

Jungkook pikir wanita dengan watak seperti Shin Yeorin tidak akan terbuai dengan sikap manis yang selama ini ia tunjukkan demi kepentingan penyelidikan. Ternyata ia salah. Watak Shin Yeorin tidak sekuat yang dia tunjukkan. Dia hanyalah wanita rapuh yang berusaha menyembunyikan jati diri yang sebenarnya.

Mendapati respon Jungkook yang tidak sesuai harapannya, Yeorin kemudian melepaskan tautan tangannya di pinggang pria itu, dan menjauh selangkah. "Maaf jika aku lancang meminta Anda melakukan hal yang terdengar aneh, Tuan Ahn. Sepertinya aku hanya terbawa suasana saja," ujarnya menatap nanar punggung lebar Jungkook yang baru saja membuatnya nyaman walaupun hanya sejenak. "Seharusnya aku bersyukur sudah ditampung tinggal di sini. Tapi malah membuat Anda keberatan dengan permintaanku," lanjutnya tertawa kecil yang terkesan dipaksakan.

Jungkook masih tidak merespon apapun. Ia masih berperang dengan dirinya. Pikirannya menolak permintaan wanita ini, namun hati, seolah ingin mengiyakannya.

"Kalau begitu selamat bekerja. Jangan tidur terlalu larut, Tuan Ahn," ucap Yeorin.

Yeorin berbalik melangkah menuju ranjang. Ia kembali menenggelamkan dirinya ke dalam selimut hangat milik Jungkook dengan perasaan campur aduk—malu yang dibumbui dengan sedikit rasa kecewa. Seharusnya ia tidak meminta hal yang tabu
kepada pria yang  bukan siapa-siapa. Mereka hanya sebatas kenalan yang kemudian berteman.

Yeorin berusaha memejamkan matanya. Ia tidak memedulikan Jungkook yang masih berdiri di sana atau sudah pergi, sebab saat ini yang ia pikirkan hanyalah rasa malu dan bagaimana menghadapi pria itu esok hari.

Terdengar suara derap langkah mendekat. Tapi tidak Yeorin pedulikan. Barangkali pria itu hanya mengambil sesuatu yang dia butuhkan. Namun tiba-tiba ranjang sedikit bergerak dan seseorang itu menyibak selimut yang Yeorin pakai untuk menempati bagian kasur yang kosong.

Tubuh Yeorin seketika menegang ketika tangan kekar Jungkook memeluk pinggangnya. Punggungnya kini menempel dengan dada nyaman milik pria itu.

"Tidurlah," bisik Jungkook dengan mata terpejam.

"Tapi ... Anda tidak harus menuruti keinginanku. Aku hanya terbawa suasana karena merindukan ibuku saja," balas Yeorin menolehkan kepalanya pada pria yang sekarang sudah mendekapnya dengan hangat itu. Wajah mereka sangat dekat, bahkan pipi Jungkook menempel pada dahi Yeorin. Ini bukan kali pertama wajah mereka bersentuhan. Akan tetapi getaran yang ia rasakan kali ini begitu berbeda.

"Aku akan di sini, sampai kau terlelap," ujar Jungkook bergerak kecil untuk menyamankan posisi tidurnya.

Yeorin menatap wajah Jungkook cukup lama. Deru napas pria itu tampak beraturan. Namun Yeorin tidak bisa membedakan detak jantung siapa yang berderak begitu cepat sekarang. Entah itu jantung miliknya ataukah pria ini. Tapi itu tidak mungkin Jungkook, karena Yeorin sendiri tahu betul jika yang  berdetak tidak normal sejak insiden mengikat rambut di dapur tadi adalah miliknya.

"Terima kasih karena akhir-akhir ini Anda selalu ada untukku," ucap Yeorin kemudian ikut menyamankan posisi tidurnya dan mulai memejamkan mata untuk mengarungi alam mimpi dalam dekapan hangat Ahn Jungkook.

Sementara itu, dalam pejamnya, Jungkook menikmati setiap debaran jantung miliknya. Ini hal yang benar-benar tak bisa ia kendalikan. Debar yang membuatnya bertanya-tanya akan  penyebabnya. Entah itu karena ia yang belum pernah sedekat ini dengan seorang wanita atau memang karena wanita itu adalah Shin Yeorin.

Between Heaven and Hell Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang