16. Anger And Anxiety

142 24 8
                                    

"Aku ingin mengakhiri hubungan kita."

Dengan raut wajah yang begitu tenang, Luna meletakkan cincin yang Taehyung berikan saat pria itu melamarnya di pulau Jeju di atas meja.

"Luna jangan bercanda, Sayang. Aku tahu kau suka bercanda. Tapi kali ini candaanmu sungguh tidak lucu," kata Taehyung santai dengan tertawa menanggapi ucapan Luna. "Ulang tahunku juga masih lama, untuk menjadikan ini sebagai candaan kejutan," lanjutnya menyesap kopi di cangkirnya.

"Aku tidak sedang bercanda, Im Taehyung. Ayo akhiri semuanya."

Mendengar Luna menyebutkan namanya secara lengkap, barulah Taehyung menyadari jika situasi saat ini memang sedang tidak beres. Luna tampaknya benar-benar serius dengan ucapannya. Taehyung meletakkan cangkir di tangannya

"Apa masalahnya? Kenapa tiba-tiba sekali? Bahkan aku yakin kita tidak memiliki masalah apapun sebelumnya." Rahang Taehyung mulai mengeras. "Apa ini karena Ayahmu?"

"Ini tidak ada sangkut pautnya sama sekali dengan Ayah," kata Luna meluruskan prasangka buruk Taehyung terhadap ayahnya. "Kau memang tidak memiliki masalah padaku. Tapi aku yang memiliki masalah padamu."

"Apa maksudmu?"

"Kau sudah membohongiku Im Taehyung. Kau mengkhianatiku. Dan merusak semua kepercayaanku padamu."

Taehyung yang semula duduk santai dengan bersandar di kursi restoran ini, lantas menegakkan tubuhnya karena situasi di antara mereka kini mulai serius. Saat ini ia tidak bisa menerka kesalahan mana yang membuat Luna begitu marah. Sebab selama ini Taehyung menyembunyikan banyak hal dari kekasihnya ini.

"Memangnya apa yang kulakukan, hingga kau ingin mengakhiri hubungan kita?" Tanya Taehyung mencoba tenang, meski jauh di dalam dirinya ia begitu was-was. Takut jika Luna mengetahui bisnis gelap yang selama ini sudah ia geluti. Taehyung harus tahu kesalahan mana dulu yang terbongkar agar dirinya bisa mencari-cari alasan yang tepat.

"Masih kah kau bertanya?" Luna balik bertanya dengan raut tak percaya. Kemudian Luna mengeluarkan ponselnya dari tas, dan memutar video rekaman yang ia dapatkan dari Ahn Jungkook tadi siang.

Seketika Taehyung kaget kala mendengar percakapannya dengan Shin Yeorin saat berada di toko tas wanita tersebut. Ia bahkan tidak tahu sejak kapan rekaman suara itu ada. Sepertinya Yeorin dengan sengaja merekam percakapan mereka secara diam-diam.

"Luna, dari mana kau mendapatkan rekaman suara itu?" Nada suara Taehyung merendah, karena menahan amarah.

"Wanita itu sendiri yang mengirimkannya padaku."

"Kau salah paham, Luna. Wanita itu hanyalah salah satu orangku."

"Orangmu? Bahkan waktu bertemu di sana, kalian seolah tidak saling mengenal," Tukas Luna tidak menerima alasan yang Taehyung berikan. "Tapi aku menyadari gelagat aneh kalian saat itu. Hanya saja aku mengabaikannya, karena aku yang terlalu percaya padamu. Ternyata menaruh kepercayaan dengan berlebihan itu tidak baik, ya? Aku jadi mudah dikelabui olehmu," lanjut Luna tertawa ringan.

Taehyung tidak bisa mengelak lagi, karena bukti yang Luna berikan sangat jelas. "Saat itu aku hanya gelap mata karena pertengkaran kita. Aku kalut saat tahu kau dijodohkan oleh ayahmu. Dan Shin Yeorin yang memang menyukaiku, menggunakan kesempatan itu. Di saat aku merasa rapuh, dia menjebakku. Dia membuatku mabuk. Karena aku tidak mau menerimanya, dia mulai memerasku," ujar Taehyung membuat alasan. "Aku mencintaimu, Luna. Aku tidak mau hubungan kita berakhir karena wanita itu. Apa yang harus aku lakukan agar kau mau memaafkanku?"

Ini saatnya. Luna harus segera menggunakan kesempatan yang sudah Taehyung sodorkan dengan mudah.

"Tentu saja maafku tidak akan semudah itu kau dapatkan setelah dengan mudahnya kau memberikan tubuhmu pada wanita lain," kata Luna. Ia memang tidak marah dengan cara meledak-ledak meski rasanya ingin sekali. Ia masih ingin menjaga citra baiknya di depan umum. Sebab di zaman sekarang keributan kecil pun bisa menjadi viral jika ada seseorang yang merekamnya lalu menyebarluaskan ke sosial media.

Between Heaven and Hell Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang