Pintu apartemen terbuka, membuat Yeorin segera menoleh. Ia pikir Jungkook akan kembali dengan cepat, namun nyatanya hingga jam makan malam sudah lewat pria itu tak kunjung pulang.
"Kenapa lama sekali?" Tanya Yeorin ketika Jungkook sudah berada di hadapannya.
"Aku tidak sengaja bertemu dengan salah seorang teman. Dia mengajakku untuk minum sebentar. Tidak enak untuk menolak."
Yeorin hanya manggut-manggut. Ia melihat kantong belanjaan Jungkook yang terlihat banyak. "Ah begitu."
Menyadari tatapan wanita itu, Jungkook menggaruk tengkuknya. Bingung harus menjelaskan bagaimana ia bisa membeli seperangkat pakaian untuk wanita itu hingga ke pakaian dalamnya. "Aku membelikan beberapa kebutuhanmu," kata Jungkook memberikan tiga paper bag pada Yeorin dan langsung beranjak menuju dapur.
Yeorin hanya bisa memasang wajah kebingungan menerima paper bag dari pria itu. Ia berniat mengucapkan terima kasih, namun Jungkook langsung pergi.
Yeorin memeriksa apa saja yang dibelikan oleh pria itu. Paper bag pertama berisi kebutuhan untuk mandi. Yang kedua ada beberapa baju, dan yang ketiga membuat Yeorin melongo. Ia tidak bisa membayangkan bagaimana cara Jungkook membelikan barang yang tergolong pribadi untuk seorang wanita.
"Tapi seleranya cukup bagus," gumam Yeorin tak terlalu mempermasalahkan bagaimana pria itu melakukannya. Kemudian ia juga memeriksa ukurannya. "Ini juga ukuranku. Kenapa dia bisa tahu?"
Yeorin segera menghampiri Jungkook yang sedang mengeluarkan semua belanjaan bahan makanan dari paper bag. Ia mengacungkan pakaian dalam itu tepat di wajah Jungkook.
"Bagaimana Anda bisa tahu ukurannya?"
Jungkook yang kaget setelah berbalik langsung salah tingkah ketika benda itu tepat berada di hadapannya. Ia berdeham dan segera berbalik kembali untuk memasukkan bahan makan ke dalam lemari pendingin. "Aku meminta bantuan pada asistenku," kata Jungkook asal
"Asisten Anda wanita?"
"Ya. Tentu saja dia wanita."
Yeorin mengatup bibirnya seraya mengangguk kecil. "Jadi teman yang mengajak Anda minum barusan asisten Anda?" Tanya Yeorin menghubungkan semua yang Jungkook katakan. "Seleranya cukup bagus. Hampir sama denganku. Tolong sampaikan ucapan terima kasihku padanya."
Jungkook hanya mengangguk singkat seraya memulai memotong bahan-bahan masakannya.
"Boleh aku membantu?" tanya Yeorin menawarkan diri dan mendekat untuk beridiri di samping Jungkook.
"Tidak apa-apa. Biar aku saja. Kau istirahat saja dulu sampai aku selesai."
"Rasanya tidak enak jika aku hanya numpang makan tidur gratis di sini. Setidaknya perbolehkan aku membantu Anda."
"Kau tenang saja. Aku bukan Im Taehyung yang pamrih setelah memberikan bantuan," kata Jungkook bercanda. Namun dalam waktu singkat ia menyadari ucapannya.
Tidak pamrih?
Padahal semua yang wanita itu alami sekarang memang memiliki maksud yang tersembunyi dalam memenuhi keinginan untuk memperoleh keuntungan pribadi bagi Jungkook. Ia tidak ada bedanya dengan Im Taehyung. Hanya saja mereka berbeda dalam cara memperlakukan Shin Yeorin.
"Baiklah jika kau ingin membantu. Kau bisa mengiris bawang bombay dan wortel, kan?"
"Tentu saja."
Mereka sibuk dengan aktivitas masing-masing. Jungkook melirik singkat pada wanita yang tampak fokus dengan pisau dan bawang Bombay di atas talenan. Rambut panjang Yeorin yang sedikit berantakan, menutupi wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Between Heaven and Hell
FanfictionEbook Project "Selama ini kupikir kau adalah obat dari segala rasa sakitku, tapi ternyata kau adalah sumber dari rasa sakit itu sendiri." _________________________________________ Hidup Yeorin yang sederhana berubah drastis setelah diselamatkan ole...