7. Hugs On The Dance Floor

146 22 6
                                    


Suasana ruang apartemen ini benar-benar terasa canggung. Setelah meneguk kecil wine-nya, Yeorin hanya diam, begitu pula Ahn Jungkook-pemilik tempat ini. Dia hanya memainkan gelasnya.

Yeorin memerhatikan pria itu sebentar. Dari banyaknya pengusaha muda yang ia temui sebagai pelanggan Venom, baru kali ini Yeorin bisa menemukan pria yang auranya bisa menyeimbangi Im Taehyung.

Ahn Jungkook memiliki paras tampan dengan tubuh yang lebih atletis di banding Taehyung. Dia memiliki poin plus di bagian tersebut. Meskipun begitu, Ahn Jungkook tidak menarik perhatian Yeorin sehebat yang Taehyung lakukan.

"Untuk pemesananku selanjutnya, apakah yang datang gadis berbeda?" Tanya Jungkook memecah keheningan.

"Tergantung," jawab Yeorin seadanya dengan kembali meneguk wine di gelasnya.

"Boleh aku tahu namamu, Nona?" Jungkook tak menyerah di situ meski gadis yang bersamanya saat ini, tidak menunjukkan minat yang bagus untuk berinteraksi. "Karena untuk pesanku yang selanjutnya, besar kemungkinan aku akan memintamu datang lagi."

"Masih banyak gadis lain yang bisa mengantarkan pesanan Anda, Tuan Ahn. Peraturannya, Venom akan mengutus siapapun yang ditunjuk. Jadi tidak harus aku yang mengantarkannya."

Jungkook mengangguk kecil, "Ya. Tapi mungkin kau lupa jika pelanggan bisa membuat permintaan khusus untuk kurir mereka. Dan ... aku rasa gadis lainnya, mereka belum tentu semenarik dirimu."

Yeorin mengerucutkan dahinya mendengar penuturan pria itu. "Maksud Anda?"

Jungkook berdeham kecil. Jujur saja melontarkan gombalan bukanlah dirinya, namun karena ini adalah sebuah keharusan, jadi apa boleh buat. Meski harus menahan rasa geli, ia harus tetap melakukan ini. "Kau cukup pintar menarik perhatianku sejak pertama kali kita bertemu, Nona Shin."

"Menarik perhatian Anda? Aku tidak melakukan apa-apa," sahut Yeorin acuh. "Bukankah pertemuan pertama kita cukup tidak menyenangkan bagi Anda?"

"Harga diriku memang sedikit terluka ketika menerima penolakanmu kemarin dan juga hari ini. Akan tetapi ... ini seperti aku mendapatkan tantangan baru."

"Tantangan?"

"Ya. Aku menyukai gadis yang sulit ditaklukkan."

Yeorin tersenyum sinis, "Aku bukan tipe gadis yang seperti itu. Hanya saja, itu karena bukan Anda yang kumau. Jadi ... boleh aku pergi sekarang? Wine di gelasku sudah habis."

"Pria seperti apa yang kau mau? Siapa tahu aku bisa menjadi yang kau mau, atau bahkan melebihi dari apa yang kau mau, Nona Shin."

"Aku suk pria kaya yang punya kekuasaan, " kata Yeorin dengan nada menantang.

"Ah ... pria kaya. Kau bisa mencari namaku di internet untuk mengetahui kekayaan seperti apa yang keluargaku punya." Jungkook dengan enteng membalas ucapan gadis itu.

Yeorin tertawa kecil mendengar Ahn Jungkook dengan bangganya memamerkan namanya dan keluarganya. "Tidak sesederhana itu, Tuan Ahn."

"Lalu? Bukankah aku sudah masuk kriteria yang kau inginkan."

"Aku suka pria yang punya kekuasaan. Bukan yang berlindung di balik nama keluarga. Dan ... aku suka pria yang bisa melindungiku."

"Melindungi? Itu keinginan klise setiap perempuan terhadap pria." "Barangkali, mungkin aku belum punya kekuasaan sepenuhnya, tapi dalam hal melindungi. Setiap pria memiliki insting itu dalam diri mereka. Aku bisa melindungimu dalam hal apapun jika kau mau."

Yeorin mendengus sembari tertawa mendengar penuturan Ahn Jungkook yang terdengar bersungguh-sungguh. Meski bagi pria tersebut ini adalah pertemuan mereka yang kedua kali. Tapi bagi Yeorin ini yang pertama. Lucu sekali rasanya mendengar kata-kata seperti barusa dari pria yang baru ia temui.

Between Heaven and Hell Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang