Dua hari berlalu semenjak Luna memutuskan hubungannya dengan Taehyung. Dan sejak itu pula lah, Taehyung menjelma seperti pria patah hati yang tak berdaya dan hanya menghabiskan waktunya untuk menenggak berbotol-botol alkohol di kamarnya.
Taehyung sendiri diambang kebingungan atas kehilangan mana yang sebetulnya menjadikan pikirannya sekacau ini. Di saat pikirannya mencoba mengingat semua kenangannya bersama Luna, bayangan Shin Yeorin selalu datang menyelinap di antara kenangan itu.
Kamar ini adalah saksi bisu atas apa yang pernah mereka lakukan bersama, serta pengakuan mengejutkan yang tidak pernah Taehyung duga dari Yeorin sebelumnya.
Taehyung mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan. Bayang-bayang Shin Yeorin seolah terlihat di setiap tempat. Semua ucapan yang Taehyung lontarkan pada wanita itu pun terngiang-ngiang begitu jelas di telinganya. Padahal sekarang bukan waktu yang tepat baginya untuk mengingat wanita itu. Seharusnya ia menangisi Song Luna, tapi malah Shin Yeorin yang berhasil memblokade pikirannya.
Dengan tubuh sempoyongan dan kepala yang teramat pusing, Taehyung bangkit untuk menemui Joowon.
"Antar aku ke Busan," tukas Taehyung memberi perintah.
"Apa Bos besar meminta kita ke Busan, Ketua?" Tanya Joowon karena biasanya mereka ke Busan jika ada urusan dengan Bos Besar.
"Tidak. Aku harus menemui wanita itu dan membuat perhitungan dengannya."
Kedua alis Joowon salin bertaut. "Wanita? Maksud Anda Shin Yeorin, Ketua?"
"Siapa lagi? Antar aku menemuinya."
"Tapi Ketua, aku tidak tahu di mana dia sekarang. Aku meninggalkannya di bekas markas kita di Busan, dan tidak tahu bagaimana keadaannya di sana."
"Aku tahu ke mana dia pergi."
"Tapi bagaimana jika dia tidak baik-baik saja? Karena ... hingga aku meninggalkannya di sana, Shin Yeorin masih tidak sadarkan diri, Ketua."
Taehyung berbalik mendengar ucapan Joowon. Ia tahu ke mana arah ucapan pengawal kepercayaannya ini. Dengan gerakan secepat kilat, ia mencengkram kerah jas yang dikenakan oleh Joowon. "Maksudmu Shin Yeorin mati mengenaskan di sana, begitu?" Tanyanya dengan penuh amarah.
"Aku tidak bermaksud begitu, Ketua. Tapi melihat kondisinya yang tidak berdaya saat itu, membuatku memikirkan kemungkinan buruk itu."
Jantung Taehyung berpacu dengan tidak karuan. Bagaimana jika yang Joowon katakan benar terjadi? Sekelebat rasa takut kehilangan wanita itu untuk selamanya seolah mengoyak dadanya secara paksa. Pemikiran ini bahkan berlipat-lipat lebih sakit dibanding saat Song Luna memutuskan hubungan mereka.
Cengkraman Taehyung pada kerah Joowon melonggar. "Joowon apa tindakanku terhadap wanita itu sangat keterlaluan?" tanya Taehyung dengan nada frustasi. "Dia pasti baik-baik saja. Aku harus ke Busan untuk mencarinya," katanya lagi yang terlihat semakin panik.
Taehyung bersama Joowon dan satu pengawal lainnya, langsung melakukan perjalan ke Busan. Selama di perjalanan tak henti-hentinya ia merasa kalut atas sekelebat kemungkinan buruk yang terbesit di pikirannya.
Mereka sampai di gudang bekas markas yang dulunya digunakan sebagai tempat awal berkumpulnya anggota Venom. Namun Shin Yeorin tidak ada di sana. Taehyung bahkan menyuruh kedua pengawalnya untuk mencari di sekeliling tempat ini, dan bertanya kepada warga sekitar apakah mereka melihat wanita itu.
Tidak ada yang tahu dan tidak ada yang pernah melihat Yeorin berada di sekitar tempat ini."Tidak ada yang melihatnya, Ketua. Mungkin Nona Shin langsung pergi malam itu juga saat dia sadarkan diri."
Taehyung bisa bernapas sedikit lega, karena itu artinya Shin Yeorin tidak mati mengenaskan seperti perkiraan buruknya. Tempat paling mungkin yang di datangi gadis itu di kota ini adalah rumahnya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Between Heaven and Hell
FanfictionEbook Project "Selama ini kupikir kau adalah obat dari segala rasa sakitku, tapi ternyata kau adalah sumber dari rasa sakit itu sendiri." _________________________________________ Hidup Yeorin yang sederhana berubah drastis setelah diselamatkan ole...