17|Surrender.

44 13 0
                                    

•S u r r e n d e r•
•Part 17 By: Awliyaslv_

Sebelum membaca, alangkah baiknya jika kalian tekan terlebih dahulu ikon bintang yang ada di pojok kiri, bawah🍭

_______

Ting!

Ponsel Tamara berbunyi, pertanda ada sebuah pesan yang masuk. Tanpa menunggu lama, Tamara segera memeriksa dari siapakah pesan tersebut. Dan nama Ragas terpampang jelas di layar kaca ponselnya.

Ragas
Ra

Tamara
Iya?

Ragas
Bisa keluar bentar?
Gue ada di bawah

Setelah membaca pesan Ragas tersebut, Tamara langsung turun dari kasur dan membuka jendelanya untuk memastikan apakah Ragas benar-benar ada di sana.

Benar saja, kala jendela itu terbuka, tampak Ragas yang sedang duduk di atas motornya sambil melambaikan tangan ke arahnya. Lalu, tiba-tiba saja ponselnya berdering. Ragas meneleponnya.

"Turun dong," pinta Ragas setelah Tamara menerima panggilannya.

"Mau ngapain?"

"Udah, turun aja dulu."

Tut!

Ragas mematikan teleponnya secara sepihak, membuat Tamara menghela napasnya. Mau tak mau, Tamara harus keluar sekarang.

Ketika Tamara sampai di ruang tamu, di sana ia dihentikan oleh Fathan.

"Mau ke mana lo?" tanyanya.

"Kepo!" Tanpa mempedulikan reaksi Fathan selanjutnya, Tamara yang hanya mengenakan baju piyama pun berjalan keluar rumah.



"Kenapa?" tanya Tamara singkat.

"Cari makan, yuk!" ajak Ragas.

Kekehan kecil lolos dari mulut Tamara. "Lo se-kurang kerjaan itu ya? Sampe mau makan pun harus ngajakin gue?"

"Emang gak boleh?"

"Bukan gak boleh. Tapi kenapa harus gue? Kenapa gak Kak Sherly ... aja," tanya Tamara ragu-ragu.

"Kalo gue maunya sama lo?"

"Udah malem, Kak," alibi Tamara. Ia masih merasa sedikit canggung dengan laki-laki itu, sejak kejadian dirinya yang menangis hanya karena melihat Ragas bergandengan tangan dengan Sherly.

"Yang bilang siang siapa?"

Tamara berdecak pelan. "Ya udah, gue ambil jaket dulu."

"Gue ikut ke dalem. Sekalian izin sama Fathan juga." Tamara hanya mengangguk dan kembali masuk ke dalam rumah diikuti oleh Ragas di belakangnya.

•••

Di sisi lain, tampak Sherly yang sedang berbincang-bincang bersama sang abang, yaitu Riko.

"Jadi Tamara tuh, mantan pacar lo, Bang?" tanya Sherly dan diangguki oleh Rio.

"Terus, lo mau dia balik lagi sama lo gitu?" Lagi-lagi Riko hanya mengangguk.

"Emang dia mau?"

"Mau gak mau, intinya dia harus bisa jadi milik gue lagi," ucap Riko ambisius.

Sherly sedikit ngeri mendengar penuturan Riko barusan. Jika sudah seperti ini, jalan apapun pasti akan dilalui oleh abangnya itu. Dan Riko tak pernah main-main dengan apa yang sudah keluar dari mulutnya.

SURRENDER ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang