22|Surrender.

42 13 0
                                    

•S u r r e n d e r•
•Part 22 By: TiaraAtika4

Sebelum membaca, alangkah baiknya jika kalian tekan terlebih dahulu ikon bintang yang ada di pojok kiri, bawah🍭

———

"Lo mau bawa gua ke mana, Riko!" kesal Tamara saat pemuda itu terus saja menarik tangannya.

Sedangkan Riko tetap diam, sama sekali tidak meladeni Tamara yang terus saja mempertanyakan pertanyaan yang sama.

"Riko!" seru Tamara. Dirinya lelah untuk menyamai langkahnya dengan langkah besar Riko.

Riko menghentikan langkahnya, membalikan tubuhnya tanpa melepaskan cengkraman tangannya dari tangan Tamara—tidak terlalu erat agar tidak menyakiti gadis yang dirinya cintai.

"Duduk," titah Riko sambil menujuk kursi panjang dengan dagunya.

Tamara menghela napas, memilih untuk menurut dari pada harus membuang waktu untuk berdebat dengan pemuda di hadapannya.

"Apa kita gak bisa balik lagi?"

Demi tuhan, Tamara sudah begitu muak pada Riko. Mereka telah berkahir, apapun tentang mereka sudah selesai dari dulu, bahkan Riko sendiri yang mengakhiri dan membuat semuanya selesai. Lalu sekarang, mengapa pemuda itu kembali meminta bersama?

"Gua masih cinta sana lo, Tamara—"

"Persetan dengan omong kosong lo itu, sialan! Kalo lo masih cinta sama gua, lo gak mungkin ninggalin gua dan malah milih dia!" sela Tamara dengan sarkas, menatap Riko dengan sorot mata yang terlihat begitu muak.

"Ra ... gua nyesel, gua—"

"Hah? Lo bilang lo nyesel? Nyesel setelah lo selesai sama dia? Lo nyesel setelah ditinggal sama orang yang lo anggap sempurna itu?"  Lagi-lagi ucapan Riko terpotong oleh Tamara. Dirinya benar-benar tak habis pikir pada pemuda di hadapannya ini.

"Lo gak bener-bener nyesel, Riko. Dengan lo dateng lagi dan ngajak balikan itu bukan karna lo masih cinta sama gua, bukan karna hati lo masih menginginkan gua—bukan, tapi karna ... lo gak mau kesepian, Riko. Lo gak mau terlihat menyedihkan di depan mantan tercinta lo itu!" Tamara berucap dengan wajah meremehkan, berdiri dari duduknya dengan netra yang tak lepas memperhatikan Riko yang terdiam, lalu setelahnya berlalu pergi setelah tersenyum sinis.

"Apa susahnya terima gua lagi, Tamara!"  Langkah Tamara terhenti oleh teriakan Riko yang terdengar memaksa. Tamara membalikan tubuhnya, kembali menatap pada Riko yang kali ini memberinya tatapan tajam.

"Susah, bahkan bener-bener susah! Harusnya lo jangan anggap remeh kesalahan lo itu. Lo kira gua masih mau luluh dan kembali ke lo yang udah nyakitin gua? Gak akan pernah!"

"Itu masa lalu, kenapa masih lo pikirin?"

Tamara menghela napas kasar, dirinya tidak tau apa yang ada pada otak pemuda itu hingga bisa  berbicara semudah dan sesantai itu.

Apa lukanya, patah hatinya, traumanya hanya dianggap omong kosong saja? Biadap sekali pemuda brengsek itu.

"Mau itu masa lalu atau masa sekarang, kalo orang itu elo. Gua gak pernah mau buat balik lagi!" balas Tamara dengan sorot mata tajam.

"Jadi ... kalo gua jadi Ragas, apa lo mau nerima gua lagi?"

Tamara mengeram kesal, ada apa dengan mantannya ini? Mengapa harus terus berbicara omong kosong?

"Kenapa harus Ragas?" tanya Riko lagi.

"Karna dia bukan elo, Riko!"

"Apa dia pernah bikin lo ketawa?" Riko berjalan mendekat pada Tamara, sorot matanya menatap lekat netra Tamara yang terlihat penuh kebencian.

SURRENDER ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang