21|Surrender.

47 11 0
                                    

•S u r r e n d e r•
•Part 21 By: Awliyaslv_

Sebelum membaca, alangkah baiknya kalian tekan terlebih dahulu ikon bintang di pojok kiri, bawah🍭

•••

♥️Happy Reading♥️

Di kantin.

"Pesanan datang!" seru Sergio dengan tangan yang membawa nampan berisi mie ayam dan es teh.

"Makasih, Kak Gio," ucap Helena dan Tamara bersamaan.

"Sama-sama, para istriku," balas Sergio yang langsung dihadiahi tatapan tajam dari Ragas dan Fathan.

"Canda, Bro!" Sergio menampilkan cengirannya.

Helena dan Tamara hanya menggelengkan kepala melihat kelakuan ketiga kakak kelasnya itu.

Tamara meraih sambal yang ada di depannya, dan menuangkannya ke mangkuk. Disendokkan ketiga, tangan kekar milik Ragas mencekal pergelangannya.

"Jangan banyak-banyak," ucap Ragas.

"Gak banyak, cuma tiga sendok."

"Dua udah pedes loh, itu. Taruh!" titah Ragas protektif.

"Dua mana berasa. Biasanya juga gapapa," kekeh Tamara.

"Nanti lo sakit perut, Ra. Baru sembuh juga," sahut Fathan ikut-ikutan.

Tamara mendengus kesal. Semenjak kepulangannya dari rumah sakit beberapa waktu lalu, kedua laki-laki di hadapannya itu, semakin hari semakin protektif saja. Apa-apa dilarang.

"Ribet banget dah lo berdua. Perut, perut gue juga," dumel Tamara yang akhirnya meletakkan kembali wadah berisi sambal tersebut.

"Udah, sih, Ra. Demi kebaikan lo juga. Harusnya lo bersyukur, ada dua cowok yang sayang banget sama lo," timpal Helena.

"Masa?" ejek Tamara sembari memakan mie ayamnya.

"Heh! Dasar bocah! Lo pikir, kenapa kita bisa sampai se-protektif ini kalo bukan karena sayang sama lo? Ya emang, sih ... kata sayangnya Ragas sama gue beda. Kalo gue 'kan sayang karena lo sepupu gue. Kalo Ragas ...," Fathan menggantung ucapannya, dengan raut wajah menggodanya.

Pipi Tamara bersemu merah. "Dih, gaje lo," ucapnya menutupi kegugupan.

Sementara Ragas malah tersenyum kecil sambil memandangi wajah Tamara. Ragas sedikit merasa bersyukur, karena sikap Tamara tak lagi sedingin awal-awal mereka bertemu. Apalagi semenjak kedatangan Riko yang membuatnya semakin dekat dengan Tamara.

Sang empu yang merasa diperhatikan mencoba bersikap acuh. Padahal sebenarnya, jantungnya sudah berdebar tidak karuan.

"Cantik," kata Ragas tanpa sadar.

Uhuk!

Tamara yang tengah makan pun tersedak mendengarnya.

"Buset! Gas, lo kira-kira dong kalo mau baperin anak orang. Lagi makan juga. Kasihan 'kan sampe keselek gitu," cerocos Sergio.

"Hah? Kenapa?" Ragas tersadar.

"Kenapa, kenapa! Noh, si Tamara keselek gara-gara lo."

"Kok gue?" Ragas pura-pura bego atau memang bego beneran, sih?

"Kik gii?" cibir Sergio, "lo gak sadar tadi bilang apa?"

Ragas menggeleng dengan polosnya.

"Tolol!" sembur Sergio dan Fathan bersamaan.

SURRENDER ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang