12|Surrender.

46 11 0
                                    

•S u r r e n d e r•
•Part 12 By: Awliyaslv_

Sebelum membaca, alangkah baiknya kalian tekan terlebih dahulu ikon bintang yang ada di pojok kiri, bawah🍭

••••

♥️Happy Reading♥️

Motor sport milik Fathan masuk melewati gerbang sekolah, menimbulkan suara bising di sana. Fathan memarkirkan motornya di samping motor Ragas dan Sergio. Tamara yang duduk di jok belakang motor Fathan, turun dan melepas helm.

"Gue ke kelas," ucap Tamara singkat.

Agaknya gadis itu masih mendiamkan Fathan akibat masalah semalam.

"Ra, tunggu!" panggil Fathan, namun tak dihiraukan oleh Tamara.

Fathan pun hanya menghela napasnya pasrah. Lalu, seseorang menepuk pundaknya dari belakang, membuat perhatiannya teralihkan.

"Eh, lo berdua? Dari mana?" tanya Fathan pada orang yang tak lain adalah Ragas dan Sergio.

"Dari warung depan sekolah," jawab Ragas, "Ara kenapa?" imbuhnya balik bertanya.

"Biasa, kurang sajen," gurau Fathan.

"Emang si Ara suka makan kembang?" sahut Sergio dengan polosnya.

"Goblok! Udah tau bercanda, masih aja ditanya." Ragas menoyor pelan kepala Sergio, membuat sang empunya mendengus kesal.

"Masalah semalem?" tanya Ragas kembali yang belum puas akan jawaban Fathan.

Fathan menghedikkan kedua bahunya. "Gitu, deh. Bingung gue sama tingkah tuh bocah."

"Lo berdua bahas apa, sih?" celetuk Sergio cengo.

Sungguh, Sergio tak mengada-ada. Dia benar-benar merasa seperti orang bodoh di antara kedua temannya. Tidak tahu arah pembahasan mereka tentang apa.

"Ini bahasan orang dewasa, anak kecil diem aja," cetus Ragas.

"Anjir, umur gue udah tujuh belas tahun. Udah punya KTP nih," sungut Sergio tidak terima.

"Tapi jomblo, kan?" ledek Fathan.

"Lo juga jomblo, Nyet!"

"Eits, seenggaknya gebetan gue ada. Ragas juga ada. Lah, lo?"

"Hilih, baru juga gebetan. Belum tentu jadi. Lagian, lo salah kalo ngira gue gak ada gebetan. Gue ada, kok," ucap Sergio sok misterius.

"Siapa?" pancing Fathan dan Ragas.

"Rahasia."

"Yang nanya!" Fathan dan Ragas sontak menertawakan raut wajah Sergio yang masam.

Keduanya melakukan high five karena merasa berhasil mengerjai Sergio. Memang, rasanya melambungkan seseorang ke angkasa, lalu menjatuhkannya kembali, sangat menyenangkan. Eits, tapi jangan sekali-kali melakukan hal ini di lingkup percintaan ya.

Sakit, cuy.

"Dasar temen kagak ada akhlak lo pada!" maki Sergio.

"Dih, ngaku-ngaku temen kita, Gas."

"Maklum lah, Than. Secara kita kan famous nih, ya. Jadi banyak yang mau ketularan juga," timpal Ragas.

"Anjing! Ngeselin lo berdua! Oke, kalo gitu ... kalian, gue, end!" Setelah itu, Sergio nyelonong pergi meninggalkan kedua temannya yang masih sibuk tertawa.

SURRENDER ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang