18|Surrender.

43 12 0
                                    

•S u r r e n d e r•
•Part 18 By: TiaraAtika4

Sebelum membaca, alangkah baiknya jika kalian tekan terlebih dahulu ikon bintang yang ada di pojok kiri, bawah🍭

———

Tamara tidak langsung masuk ke dalam rumahnya, ia memilih untuk menenangkan pikirannya dulu dengan berdiam diri di teras rumah. Tamara terlalu malas untuk menjawab pertanyaan sepupunya jika ia masuk dengan wajah murung.

Tak selang beberapa lama, terdengar suara berat dari pemuda yang sedari tadi duduk menemaninya—memecahkan keheningan.

"Mau jalan-jalan dulu?" tanya Ragas yang paham jika gadis di sampingnya ini masih memikirkan kejadian tadi.

Tamara menghela napas lelah, mengangguk kecil sambil berdiri dari tempatnya.

Ragas yang melihat Tamara berdiri, otomatis ikut berdiri. Menatap lekat pada Tamara sebelum tangannya menggenggam lembut tangan gadis itu.

Tamara diam, dirinya dibuat membeku hanya karna genggaman hangat dari tangan Ragas. Mengapa ada rasa nyaman dalam genggaman itu? Mengapa ada perasaan berbeda yang muncul hanya karna sebuah genggaman? Lalu ada apa dengan jantungnya, mengapa berdebar begitu kencang? Astaga, ada apa dengan dirinya?

"Gua gak maksa buat lo cerita, tapu apa gua boleh nanya?"

Tamara kembali tersadar, mengalihkan pandangannya pada Ragas yang tengah menatapnnya dengan wajah menunggu.

"Riko—di beneran mantan lo?" tanya Ragas dengan hati-hati, berharap pertanyaanya itu tidak membuat gadis di sampingnya risi.

"Lo kenal Ines?"  Bukannya menjawab, Tamara malah balik bertanya pada Ragas.

Ragas menghentikan langkahnya, membalikan tubuhnya menjadi menghadap Tamara. Tentu saja Ragas kenal gadis itu, bahkan dirinya sempat begitu dekat dengan gadis itu.

"Dia cewek yang udah ngambil Riko dari gua ...," Tamara menghela napas lirih, ia melepaskan tangannya dari genggaman Ragas, berjalan mendekat pada kursi panjang dan duduk di sana.

Ragas tak bersuara, pemuda itu memilih diam menunggu gadis itu melanjutkan ucapannya.

"Riko ninggalin gua dan milih cewek itu. Gua gak tau apa yang Riko dapet dari tuh cewek sampe dia mutusin gua di depan cewek itu, dan bahkan ... permaluin gua di depan tuh cewek."

"Riko bilang, gua cewek murahan. Dia deketin gua cuman karna gua gampangan. Astaga, gua bener-bener gak nyangka waktu itu. Orang yang tiap harinya selalu bilang cinta ternyata dia ngancurin gua dalam sekejap hanya karna ucapan itu." Tamara tertawa getir, meremas ujung piyamanya guna menahan diri agar tidak menangis.

Sungguh. Membuka kembali luka yang sedari dulu mati-matian ia tutup itu membuatnya kembali merasa nyeri, dadanya sesak dengan kepingan-kepingan kejadian menyakitkan di masa lalu yang kembali berputar di kepalanya.

"Gua gak masalah kalo saat itu dia mutusin gua cuman karna Ines. Tapi gua gak pernah nyangkan kalo dia bikin gua hancur dengan bikin gua malu, padahal jelas-jelas semua yang dia ucapin itu gak bener sama sekali."

"Dulu, gua ener-bener kek orang tolol! Gua cuman bisa diem, ngebiarin Riko makin puas ngebikin gua malu." Tamara menghirup udara sebanyak-banyaknya saat dadanya terasa begitu sesak, dirinya tercekik.

Ragas yang menyadari itu langsung saja mendekat pada Tamara, duduk di sampingnya dan membawa tubuh gadis itu ke dalam dekapannya, memeluknya erat guna menenangkan Tamara.

SURRENDER ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang