26|Surrender.

36 11 0
                                    

•S u r r e n d e r•
•Part 26 By: TiaraAtika4

Sebelum membaca, alangkah baiknya jika kalian tekan terlebih dahulu ikon bintang yang ada di pojok kiri, bawah🍭

———

"Gua gak sejahat yang lo pikirin itu yah!" Ragas menatap tenang pada Fathan yang tengah sibuk dengan penselnya. Ia ingin menyelesaikan kesalahpahaman ini secepatnya hingga semuanya kembali seperti sedia kala, Fathan percaya padanya dan ia bisa semakin dekat dengan Tamara.

Sungguh, dirinya tersiksa dengan situasi ini. Fathan terus saja menatap tajam dan dingin padanya, menatapnya dengan raut wajah yang terlihat benci dan tak suka.

"Kalo emang lo ngiranya gua bakal nyakitin Tamara kaya yang dilakuin Riko, kenapa dari awal lo malah nyerahin Tamara ke gua? Dan kalau pun emang gua sejahat Riko, udah dari awal gua nyakitin Tamara!" Ragas tetsenyum kecil saat Fathan kembali memberinya tatapan tajam, terlihat jelas seperti ingin menghajar serta menghabisinya detik ini juga.

"Banyak alasan yang bisa bikin gua percaya sama lo, tapi ada satu alasan yang bikin gua gak lagi percaya ke lo," kata Fathan yang membuat Ragas kebinggungan.

"Tempo lalu—tetap saat lo lebih milih anterin Serly dari pada Tamara, dari situ gua udah gak bisa percaya sama lo lagi!" tambah Fathan dengan sarkas.

"Astaga, Than! Tamara 'kan udah bilang kalo—"

"Lo-nya tolol! Nurut aja sama Tamara tanpa tau niat jahat Serly!" sela Fathan dengan emosi. Beranjak dari tempatnya, berdiri di hadapan Ragas yang kini terlihat terkejut.

"Sialan! Alasan apa yang bisa bikin gua percaya ke lo lagi? Sedangkan tindakkan lo itu udah ngancurin kepercayaan terbesar gua ke lo!"

"Apa harus bawa-bawa Serly? Fathan. Ini masalah gua sama lo, dia gak tau apa-apa!"

Fathan tersenyum sinis. "Gua gak tau gimana perasaan Tamara kalau tau lo ngebela tuh cewek!" sindirnya dengan sarkas.

Ragas mengepalkan tangannya, berusaha menahan diri agar emosinya tidak terpancing.

"Mau lo apa?!" tanya Ragas.

"Jauhi Tamara! Gua gak sudi sepupu gua lo sakitin," perintah Fathan dengan tegas.

"Gua gak bisa!" tolak Ragas.

Fathan kembali tersenyum sinis, lalu berucap, "gua gak akan biarin lo ngedeketin Tamara lagi setelah ini, lo itu cowok tolol yang gak bisa gua—" ucapan Fathan mendadak terhenti oleh sebuah bogeman keras yang membuat tubuhnya terjatuh ke lantai.

"Bangsat!" umpat Fathan, dirinya berniat untuk membalas memberi Ragas bogeman. Namun, sialnya belum sempat ia berdiri, Ragas sudah lebih dulu menginjak perutnya—membuatnya tetap berbaring.

"Lo boleh benci sama gua, tapi gua gak akan pernah ngejauh dari Tamara. Gua cinta sama Tamara dan gua peringatin, jangan pernah bawa-bawa Serly di masalah kita berdua!" Ragas menekkan injakan kakinya pada perut Fathan, membuat sahabatnya itu meringis kesakitan.

Setelahnya Ragas kembali menjauhkan kakinya, berlalu pergi meninggalkan Fathan tanpa ada niatan untuk membantu sahabatnya itu.

"Lo harus tau, siala ! Serly sama Riko kerja sama di hari itu!" gumam Fathan sambil berusaha bangun.

"Fathan! Lo kenapa?"

•••

"Lo boleh benci sama gua. Tapi gua gak akan pernah ngejauh dari Serly. Gua cinta sama Serly."

Rekaman vidio Ragas dari nomer yang tidak Tamara kenal itu terus saja dirinya putar, merasa terkejut dan tidak percaya akan apa yang di katakan pemuda itu. Bahkan Tamara semakin dibuat terkejut saat melihat Fathan yang tengah berbaring dengan perut pemuda itu yang diinjak oleh Ragas.

Tamara memejamkan matanya, kepalanya terasa pusing dengan dadanya yang terasa sakit. Tamara benar-benar menyesal karna tidak mempercayai Fathan, dirinya malah memilih Ragas yang ternyata—demi tuhan, apa yang baru saja dirinya dengan dan lihat itu sungguh mengejutkannya.

Di saat Tamara berusaha percaya jika Ragas akan menjaga serta membuatnya bahagia, taoi nyatanya itu semua hanya omong kosong! Pemuda itu tidak sepenuhnya peduli padanya.  Saat ini ada gadis lain yang tengah pemuda itu cintai.

Ah, menyebalkan! Daria wal seharusnya Tamara tidak perlu terlalu berlebihan hingga salah mengartikan maksud dari tujuan Ragas itu. Dari awal Ragas hanya sebatas membantunya saja karna diminta oleh Fathan, lalu mengapa dirinya harus berharap lebih pada pemuda itu—berharap jika Ragas akan mencintaintainya?

Sialan! Mengapa Tamara begitu bodoh? Dengan dirinya yang memilih nyaman pada Ragas, itu hanya akan membuatnya kembali pada jurang yang sama! Ini jebakan, kapan saja Tamara bisa kembali terjatuh pada jurang yang sama, seperti dulu.

"Ra, udah. Jangan dipikirin terus," pinta Helena yang merasa iba pada sahabatnya ini.

Tamara menghela napas lirih, menatap Helena dengan wajah sedih. "Len, gua bener-bener bodoh. Gua malah milih Kak Ragas dari pada Fathan yang selama ini mati-matian bahagiain gua. Gua ngerasa bodoh dan nyesel karna kemarin gua nyakitin perasaan dia," Tamara menundukan kepalanya, ingin rasanya ia menangis dengan keras. Meluapkan rasa bersalahnya serta rasa sakit di hatinya.

Helena membawa tubuh Tamara ke dalam pelukannya. Mengusap lembut punggung sahabatnya guna memberi ketenangan.  "Gak usah sedih, gua yakin Kak Fathan gak bener-bener marah sama lo," ujar Helena.

"Dia gak marah, tapi dia benci sama gua karna milih Kak Ragas." Tamara menjauhkan tubuhnya, menatap Helena dengan sorot mata sedihnya.

"Fathan pasti kecewa sama gua karna gua gak percaya sama dia dan malah percaya sama orang yang ternyata—" Tamara tak lagi melanjutkan ucapannya, dirinya tak sanggup dengan kebenaran ini. Terlalu membuat hatinya berdenyut nyeri.

"Ra ... lo hanya perlu minta maaf sama Kak Fathan. Percaya sama gua kalo dia pasti maafin lo," ujar Helena dengan penuh serius.

Ah benar. Tamara harus menemui Fathan, meminta maap pada pemuda itu atas semua kebodohannya. Jika diperlukan, Tamara akan bersujud hingga sepupunya itu mau memaafkannya.

"Ayo cari Kak Fathan!"

••••

TBC♥️

See you next part, guys^^

THANK YOU^^

SURRENDER ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang