24|Surrender.

44 11 0
                                    

•S u r r e n d e r•
•Part 24 By: Awliyaslv_

Sebelum membaca, alangkah baiknya kalian tekan terlebih dahulu ikon bintang yang ada di pojok kiri, bawah🍭

•••

♥️Happy Reading♥️

Tamara menelungkupkan wajahnya di atas meja. Kepalanya mendadak terasa berat semenjak ia masuk kelas tadi pagi. Dan disaat teman-temannya keluar kelas untuk menghabiskan waktu istirahat, ia lebih memilih diam di kelas.

Di samping itu, ia juga malas bertemu Fathan. Mungkin karena perkataan Fathan tadi pagi.

"Ra," panggil seseorang yang suaranya sangat Tamara kenali.

Tamara membuka matanya pelan, dan sosok Ragas sudah berada di hadapannya.

"Kak?"

"Maafin gue. Harusnya gue gak pergi ninggalin lo kemarin," ucapnya terlihat begitu menyesal.

"Apaan sih, Kak. Gak perlu minta maaf kali. Gue gapapa, kok."

Benar, kan? Memang seharusnya Ragas tak meminta maaf pada Tamara. Sebab, Tamara juga lah yang meminta agar Ragas mau mengantarkan Serly ke rumah sakit.

"Gapapa gimana sih, Ra? Gara-gara gue lebih milih nganterin Serly, lo jadi ketemu sama Riko, kan?"

"Gue emang ketemu sama Riko. Tapi itu bukan kesalahan lo, Kak. Kan gue yang maksa lo supaya mau nganterin Kak Serly." Tamara mencoba meyakinkan pada Ragas, bahwa dirinya memang baik-baik saja.

Ragas menghela napas. "Tapi Fathan marah banget sama gue. Hari ini aja dia diemin gue."

Mendengar nama Fathan disebut, Tamara kembali teringat akan perintah sepupunya itu, untuk tidak terlalu dengan Ragas. Rupanya Fathan tidak main-main dengan ucapannya. Bahkan dia juga sampai mendiamkan sahabatnya sendiri.

'Fathan apa-apaan, sih,' gerutu Tamara dalam hati.

"Lo emang pantes dapetin itu dari gue," sela seseorang yang saat ini berdiri di depan pintu.

"Fathan?" beo Tamara dan Ragas bersamaan.

Keduanya pun spontan bangkit dari duduknya.

"Ra, lo lupa apa yang gue bilang tadi pagi?" tajam Fathan.

"Apa sih, Than! Lo berlebihan tau gak!" kesal Tamara.

Fathan tersenyum sinis. "Berlebihan kata lo? Gue ngelakuin ini juga demi lo bego!"

Tamara tertegun mendengar Fathan mengumpatinya. Sementara Ragas sekuat tenaga menahan amarahnya.

"Than, gue tau lo marah sama gue. Tapi lo gak perlu ngomong kasar juga ke Tamara," tutut Ragas masih mencoba lembut.

"Lo diem!"

"LO YANG DIEM!" sentak Tamara ganti pada Fathan, menarik perhatian orang-orang yang berada di luar kelas. "Mau lo apa sih sebenernya? Gue udah nurutin semua perintah lo selama ini. Masih kurang juga?" lanjutnya dengan suara tercekat.

"Ra—"

"Iya, gue tau maksud lo baik. Tapi untuk kali ini, lo udah kelewatan. Yang kemarin terjadi sama gue itu ... bukan kesalahan Kak Ragas. Gue yang nyuruh Kak Ragas buat lebih milih nganterin Kak Serly, dan ninggalin gue." Tamara berusaha meluruskan kesalahpahaman yang terjadi.

Suasana menjadi hening dalam sekejap, hingga Helena datang bersama Sergio.

"Ada apaan, nih? Kok pada tegang mukanya?" seloroh Sergio.

SURRENDER ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang