"Pertemuan pertama adalah awal dari kisah yang tak terlupakan." Zannanya Annovra Lituhayu.
***Sebuah mobil meluncur dengan kecepatan tinggi melewati ruas jalan raya yang masih tampak sepi dan lengang. Pandangan mata pria itu begitu tajam dan fokus ke depan. Dia sedang mengejar waktu untuk bisa tiba di bandara tepat waktu. Meski gerimis mulai mengguyur namun tidak menyurutkan tekadnya untuk segera pulang. Hari ini adiknya akan menikah, dan seharusnya dia sudah berada di sana. Tetapi karena masalah proyek yang baru bisa diselesaikan, membuat dia menjadi terlambat.
"Tuan, pesawat akan take off satu jam lagi. Apa kita ambil penerbangan kedua saja?" tanya Grey, asistennya.
"Tidak Grey, saya ingin cepat sampai di sana, kita masih sempat," jawabnya.
Zeyvanno Chaiden de Bartles, pria berusia 25 tahun yang merupakan putra dari seorang pemilik perusahaan terbesar yang ada di Belanda. Walaupun dia asli orang asing, tetapi dia sangat fasih berbahasa Indonesia, karena mommy-nya asli orang Indonesia dan dia pernah tinggal di Indonesia walaupun akhirnya dia dan keluarganya memilih tinggal di Belanda mengikuti Daddy-nya.
Di Indonesia, dia pergi ke salah satu desa yang berada jauh di pinggir Ibukota dua hari yang lalu untuk menangani proyek yang sedang bermasalah menggantikan sang papi, karena adiknya hari ini akan menikah. Jadi, dengan keyakinan yang ada Vanno tidak ingin melewatkan momen itu. Bagaimanapun caranya dia harus bisa tiba di Belanda siang hari.
Vanno semakin melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi membelah ruas jalanan itu. Tidak lagi dia pedulikan gerimis yang membuat jalanan sudah menjadi licin. Grey, benar-benar hanya bisa pasrah saat Tuan mudanya yang mengambil alih kemudi.
Namun, beberapa saat kemudian, entah karena sudah lelah atau karena jalanan yang licin, mobil yang dikendarai Vanno oleng, membuat mereka berdua langsung panik.
Grey berteriak kuat saat mobil mereka malah terbalik beberapa kali dan membuat tubuh mereka terpental-pental didalam mobil. Vanno memejamkan matanya dengan jantung yang terasa ingin terlepas. Mereka sudah pasrah.
Hingga akhirnya mobil yang sudah berguling di jalanan itu menabrak pembatas jalan dan terjun bebas kedalam sungai yang begitu deras dan dalam.
***
Sore hari, disebuah pedesaan kecil yang begitu damai dan masih terlihat asri. Seorang gadis baru saja pulang dari kebun sayur neneknya. Dia menenteng sebuah bakul purun atau sejenis keranjang yang terbuat dari anyaman daun pandan liar yang tumbuh di rawa.
Gadis itu berjalan menyusuri sungai karena sembari mencari sayuran paku yang biasa dikelola oleh masyarakat di desanya. Bibirnya tak pernah lepas melantunkan nyanyi-nyanyian kecil sembari memetik sayuran itu.
"Hei, Anya! Nggak takut diculik setan kamu sore-sore gini masih keliaran di sungai?" seru Satria yang masih menggembala kerbau. Sepertinya dia juga sudah mau pulang.
"Nggak lah bang, bentar lagi Anya pulang kok," jawab Anya.
"Jangan lama-lama, nggak baik anak gadis sendirian disini," ujarnya lagi.
"Iya," seru Anya yang kembali mengambil tumbuhan paku. meski hari sudah hampir senja dan hari juga masih gerimis, namun Anya tidak takut sama sekali. Dia sudah terbiasa disini. Apalagi sambil berjalan-jalan dipinggir sungai yang jernih dan masih begitu asri.
Dari kejauhan, Anya bisa melihat jika jembatan gantung yang melintasi sungai ini sedikit bergoyang. Dia bergidik ngeri dan kembali mengumpulkan sayurannya. Tanpa sadar dia jalan sudah terlalu jauh masuk kedalam semak belukar dimana tumbuhan paku banyak tumbuh di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
MEMORI CINTA ZEYVANNO
RomanceAkibat kecelakaan parah yang dia alami membuat seorang Zeyvanno Chaiden de Bartles harus rela kehilangan ingatan dan penglihatannya. Bukan hanya itu saja, dia juga harus kehilangan keluarga dan kehidupannya. Beruntungnya ada seorang gadis baik hati...