Beberapa saat sebelumnya, Anya masih mengantri untuk membeli air minum yang dia pesan. Sesekali Anya melirik kearah Abian yang masih duduk dengan tenang di kursinya. Terkadang, Anya tersenyum tipis melihat Abian yang sepertinya sudah merasa bosan. Dia ingin kembali, namun antrian ini sebentar lagi akan selesai. Hanya tinggal menunggu satu orang lagi dan setelahnya baru giliran Anya.
Sambil menunggu, mata Anya mengedar memandangi setiap wahana permainan yang ada di sana. Jika dia punya uang, ingin sekali Anya mengajak Abian menaiki bianglala yang berada tidak jauh dari tempat duduk Abian. Apalagi ketika melihat muda mudi yang berpasang-pasangan terlihat begitu bahagia menghabiskan waktu.
Ah, sayangnya Anya tidak punya uang untuk mencoba hal itu. Dia hanya membawa uang dua puluh ribu rupiah, itu juga hanya cukup untuk membeli air minum ini. Menyedihkan bukan, tapi mau bagaimana lagi. Bisa keluar bersama Abian saja Anya sudah begitu bahagia.
Anya menarik nafas dalam-dalam, matanya masih memandangi wahana bianglala itu dengan pandangan yang getir. Dan entah kenapa tiba-tiba dia jadi ingat dengan Mbak Dian dan juga dokter Raga. Kemana dua orang itu? apa sudah pulang? Bukannya tadi Mbak Dian berkata jika dia akan menemui Anya lagi. Tapi sampai sekarang, Anya tidak menemukan wanita baik itu.
Anya menoleh kearah lain, mencoba mencari keberadaan Dian, namun tiba-tiba dia begitu terkejut saat mendengar suara decitan besi yang begitu memekakkan telinga. Bukan hanya Anya, tapi semua orang yang ada disana. Fokus mereka langsug teralih pada bianglala besar yang tiba-tiba berhenti dan malah oleng.
Suara teriakan orang-orang begitu kuat melengking, apalagi ketika melihat bianglala itu oleng dan akan terjatuh.
"Awas!" teriak orang-orang yang ada disekitar Bianglala itu. Mereka berlarian bagai semut yang bergerombol.
"Astaga, Mas Abi!" Anya berteriak dengan kuat dan langsung berlari dengan cepat menuju tempat Abian berada, karena lelaki itu memang berada di dekat bianglala itu.
Brak.
Suara dentuman bianglala yang patah dan sebagian jatuh ketanah lagi-lagi membuat suara gemuruh dan teriakan ketakutan orang-orang di sana.
"Mas Abi!" teriak Abian. Wajahnya benar-benar panik, dia terus berlari menuju tempat Abian berada. Namun, semua usahanya sia-sia. Apalagi lautan manusia yang berlari menjauh dari sana membuat Anya begitu sulit untuk menuju ke tempat Abian. Bahkan tubuhnya yang kecil malah hampir jatuh karena ditabrak oleh orang-orang yang berlari ketakutan.
Suara tangisan, teriakan minta tolong, dan juga suara ketakutan semua orang membuat suasana di pasar malam itu menjadi tidak terkendali. Apalagi banyak korban yang jatuh dari atas bianglala dan juga sudah pasti ada yang tertimpa di bawahnya.
Lalu bagaimana dengan Abian? Anya benar-benar takut membayangkan hal itu. Apalagi tempat duduk mereka tadi tepat berada didekat bianglala itu. Anya mendongak sembari terus berusaha untuk melawan arus orang-orang yang berlarian dan berkerumun untuk menolong korban yang ada disana. Dia sama sekali tidak bisa lagi melihat dimana keberadaan Abian. Semua sudah penuh dengan lautan manusia.
"Mas Abi," Anya sudah menangis ketakutan. Sekuat tenaganya dia terus berjalan dan menabrak serta melewati orang-orang yang menghalangi jalannya. Beberapa kali Anya hampir terjatuh, dan beberapa kali pula meringis kesakitan saat tubuhnya ditabrak begitu saja. Hingga akhirnya, dia bisa menerobos kerumunan orang-orang yang masih ada di sana.
"Mas Abi!" teriak Anya begitu kuat. Tubuh kecilnya langsung masuk kedalam kerumunan orang-orang itu hingga akhirnya dia bisa melihat Abian yang masih terduduk dikursi yang sejak tadi dia duduki.
Anya langsung bisa bernafas lega meski tangisannya semakin kuat. Dia benar-benar panik dan takut.
"Mas Abi!" Anya kembali berteriak dan berlari mendekati Abian. Tidak perduli dia dengan orang-orang yang ada di sana, yang ada di dalam pikirannya hanyalah Abian.
KAMU SEDANG MEMBACA
MEMORI CINTA ZEYVANNO
RomanceAkibat kecelakaan parah yang dia alami membuat seorang Zeyvanno Chaiden de Bartles harus rela kehilangan ingatan dan penglihatannya. Bukan hanya itu saja, dia juga harus kehilangan keluarga dan kehidupannya. Beruntungnya ada seorang gadis baik hati...