Kebahagiaan yang tidak pernah di sangka-sangka oleh keluarga Bartles jika mereka akan kembali lagi berkumpul bersama dengan putra mereka yang hilang. Sudah berbulan-bulan mereka berpisah, bahkan sebagian dari mereka sudah putus asa dan menganggap jika Zeyvanno telah mati, ternyata kini harapan yang sempat hilang itu kembali lagi. Vanno kembali, dia masih hidup meskipun kini dia terlihat berbeda dan begitu menyedihkan.
Sudah dua hari Vanno berkumpul bersama keluarganya. Bahkan semalam mereka sudah mengadakan syukuran atas kembalinya Vanno kedalam keluarga mereka. Raymond begitu bahagia, begitu pula dengan kerabat mereka yang lain.
Hari ini Vanno akan memulai pengobatannya, Raymond sudah memilihkan dokter terbaik untuk mengoperasi mata Vanno, dan juga seorang psikolog yang akan membantu Vanno mengingat kembali ingatannya yang sempat hilang. Mereka begitu bersemangat agar Vanno bisa sembuh kembali.
Pagi ini mereka sudah berkumpul di ruang tengah karena mereka baru saja selesai sarapan. Nampak Zeylin dan Zeze yang selalu berada di samping Vanno, mereka seolah tidak ingin lagi jauh dari Vanno. Terkadang Abian alias Vanno itu cukup bingung, tapi dia juga bahagia karena dia memiliki keluarga yang sangat menyayangi dan begitu peduli padanya.
"Jadi hari ini Daddy akan pergi ke desa Wareh?" tanya Vanno.
"Benar, Daddy ingin mengucapkan terima kasih pada orang yang sudah menolong kamu. Hari ini kamu ke rumah sakit di temani Mommy dan Zeze juga Rein, biar Daddy dan Raga yang terbang ke Jakarta. Kita harus bagi tugas," ujar Raymond.
"Jika bisa, ajaklah mereka kemari Ray. Aku juga ingin mengucapkan rasa terima kasih karena mereka sudah mau menyelamatkan putra kita," ujar Zeylin.
"Tentu sayang, aku pasti akan membawa mereka kemari. Bukankah kehidupan mereka di sana juga tidak baik," jawab Raymond.
"Terima kasih, Daddy. Vanno senang sekali jika Daddy mau membawa mereka kemari, Anya dan Neneknya hanya berdua. Hidup mereka cukup susah di sana," ungkap Abian. Nada bicaranya masih terdengar begitu kaku, dan itu membuat Raymond tersenyum tipis sembari mengangguk pelan. Meski tidak seperti putranya yang selama ini dia kenal, namun sekarang Raymond cukup bersyukur.
"Ya, kamu tenang saja. Daddy akan membawa mereka kemari," jawab Raymond. Dia bisa saja meminta orang-orangnya untuk menjemput orang yang sudah menolong putranya itu, atau sekedar membawakan hadiah yang besar untuk mereka. Tapi rasanya itu sangat tidak sopan. Mereka sudah begitu baik mau merawat Abian selama berbulan-bulan, dan sangat tidak pantas jika Raymond hanya menyuruh orang-orangnya saja. Dia ingin datang sendiri dan menemui langsung Anya dan Neneknya. Maka dari itu, baru hari ini Raymond akan terbang ke Jakarta.
"Kamu bisa mengurus semuanya kan, Rein. Daddy mungkin malam nanti atau besok baru bisa pulang." Kini Raymond beralih pada menantunya, Reindha. Yang selama beberapa bulan semenjak Vanno menghilang dia tinggal di rumah mereka agar Zeylin tidak kesiapan.
Reindha mengangguk pelan, "Tentu, Dad. Jangan khawatir. Rein pasti bisa mengurus semuanya. Lagi pula hanya tinggal mengantar, Shaka juga pasti akan membantu," jawab Reindha.
Raymond mengangguk pelan. Hari itu juga dia langsung terbang ke Jakarta. Pergi untuk menemui orang baik yang sudah begitu berjasa untuk kehidupan putranya.
Sedangkan Vanno juga langsung kerumah sakit di antar oleh Ibu dan adiknya. Zeze dan juga Zeylin dengan setia menemani Vanno. Bahkan mereka tidak pernah jauh dari Vanno sedikitpun. Apalagi ketika Vanno sedang di periksa oleh dokter. Meski Vanno sudah kembali dan mulai pengobatannya, tapi sampai sekarang awak media belum ada yang tahu jika penerus kejayaan Bartles itu telah kembali. Raymond sengaja menyembunyikan hal ini karena dia ingin Vanno berobat dengan tenang. Nanti, jika Vanno sudah sehat kembali barulah dia akan mengumumkan jika putranya telah kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
MEMORI CINTA ZEYVANNO
RomanceAkibat kecelakaan parah yang dia alami membuat seorang Zeyvanno Chaiden de Bartles harus rela kehilangan ingatan dan penglihatannya. Bukan hanya itu saja, dia juga harus kehilangan keluarga dan kehidupannya. Beruntungnya ada seorang gadis baik hati...