Happy Reading!
Revin melangkah memasuki villa miliknya yang berada di tengah hutan. Langkah kakinya berhenti tepat di depan sebuah kamar.
"Elia ada di dalam, tuan." Ucap Lee membuat Revin mengangguk.
"Kau memang selalu bisa diandalkan paman Lee." ucap Revin lalu perlahan membuka pintu, kemudian melihat sekilas sosok Elia yang sudah berhasil mencuri perhatiannya saat pertama kali menginjakkan kaki di rumah.
"Elia akan sadar beberapa jam lagi, tuan." ucap Lee.
Revin tersenyum tipis lalu kembali menutup pintu. "Paman bisa kembali, bawa juga semua orang yang ada di sini pergi!" titah Revin membuat Lee diam lalu menatap putra tertua dari bosnya itu.
"Tapi__"
"Dan ingat! jangan katakan apapun pada papa atau paman akan menyesalinya." ancam Revin lalu segera masuk ke dalam kamar kemudian mengunci pintunya.
Lee menghela napas lalu memerintahkan semua anak buahnya untuk mengikutinya pergi. Lagipula tidak ada yang perlu ia cemaskan. Tuan Revin sudah cukup dewasa untuk bersama seorang gadis dan itu cukup normal di zaman sekarang. Meski terasa aneh karena gadis itu adalah Elia, putri salah satu pekerja di rumah.
Sedang di dalam kamar, Revin segera menaiki tempat tidur dan menatap wajah Elia. Bahkan dalam keadaan seperti inipun gadisnya terlihat sangat mengairahkan. Wajah tanpa make up nya benar-benar sempurna. Bulu mata yang lentik, hidung yang mungil, pipi yang berisi serta bibir tipis yang begitu sangat menggoda.
Ah. Rasanya Revin begitu tidak sabar untuk menjamah semua bagian tubuh gadisnya. Menjadikan gadis itu seorang wanita, istri serta ibu untuk anak-anaknya nanti. Revin menyeringai saat membayangkan bahwa Elia akan mendesah keras di bawah kendalinya beberapa jam lagi.
Tak ingin kehilangan kendali dan berakhir menyerang Elia sekarang, Revin segera beranjak turun lalu melangkah menuju jendela yang ada di kamar itu.
Pemandangan hutan yang hanya disinari cahaya bulan serta suara jangkrik membuat suasana malam ini begitu sempurna. Revin segera menggulung lengan kemejanya hingga siku kemudian mengambil rokok dari kantong celananya.
"Enghh"
Revin menoleh saat mendengar suara lenguhan Elia. Namun sepertinya gadis itu masih ingin melanjutkan tidurnya dan Revin dengan senang hati membiarkannya. Lagipula gadisnya perlu waktu yang cukup untuk istirahat sebelum nanti menghabiskan sepanjang malam mendesah di bawah kungkungannya.
Revin menyelipkan sebatang rokok diantara bibirnya lalu mengambil korek untuk menyalakannya. Ia mengeluarkan asap putih dari mulutnya lalu kembali menatap ke arah luar.
Cuaca sepertinya sangat cepat berubah, cahaya bulan yang tadi bersinar kini telah tertutup oleh awan. Revin yakin malam ini akan turun hujan.
"Enggghhh_"
Revin segera mematikan rokoknya lalu bergegas menuju tempat tidur. Tanpa memberi waktu kepada Elia untuk membuka mata, Revin sudah lebih dulu menindih tubuh mungil itu.
"Arghhh"
Revin langsung menggenggam kedua tangan Elia begitu mata gadis itu terbuka. Cahaya kamar yang tidak begitu terang pasti membuat gadisnya bingung.
"Siapa anda? To..tolong lepaskan sayaa!" jerit Elia ketakutan. Dan reaksi itu sudah bisa ditebak oleh Revin sebelumnya.
"Melepasmu?" tanya Revin lalu menyeringai kemudian menunduk untuk mengambil ciumannya, namun Elia dengan cepat menghindar membuat Revin berdecak kesal.
"Jangan menghindar atau aku akan memecat ayahmu." ancam Revin membuat Elia membelalak. Memecat ayahnya? Sepertinya Elia pernah mendengar suara ini sebelumnya.
Perlahan Elia memberanikan diri menatap sosok pria yang sedang berada di atasnya itu.
"Tuan Revin?"ucap Elia kaget.
Revin terkekeh lalu dengan gerakan cepat mengambil tali dan mengikat kedua tangan Elia di kepala ranjang.
"Argghh lepass! Lep.. emmmppp" jerit Elia namun teriakannya tertahan oleh ciuman tiba-tiba yang ia terima.
Elia berusaha menolak namun tidak bisa. Tangannya diikat, kepalanya ditahan serta tubuhnya yang ditindih.
"Emmppp.. hhhh"
Revin menyudahi ciumannya lalu bangkit dari tubuh Elia.
"Tuan gilaaa? Hah lepaskan sayaa!" teriak Elia namun ia langsung terdiam saat tuan Revin justru melepas pakaiannya sendiri.
"A..apa yang tuan lakukan?" tanya Elia ketakutan lalu bergerak mundur hingga punggungnya menyentuh kepala tempat tidur.
Revin hanya diam menatap gadisnya lalu dengan sekali gerakan menurunkan celana dalamnya hingga benda kebanggaannya yang sudah menegang sempurna terlihat jelas di mata Elia.
Dan sesuai dugaan Revin, gadis itu nampak menggemaskan dengan wajah kagetnya.
"Aku mohon jangannn.. jangannn hiks"
Revin segera memeluk Elia yang mulai menangis.
"Jangan takut!" Bisik Revin namun tentu bujukan Revin tidak akan bisa menenangkan Elia. Gadis itu malah semakin keras menangis dan semakin kuat memberontak dengan kakinya.
"Ck!" Revin berdecak kesal lalu melepas pelukannya kemudian menjauh. Matanya menatap tubuh Elia yang terus menendang kasar dengan kakinya. Gadis itu juga terus menjerit minta dilepaskan dan berteriak meminta tolong.
Sepertinya keinginan Revin untuk melakukannya dengan lembut harus sirna. Melihat bagaimana penolakan Elia membuat Revin memilih untuk bertindak sedikit kasar.
"Hiks Lep___ "
Srakkk
Elia melotot kaget saat pakaian yang ia gunakan dirobek dan celana dalamnya juga ditarik hingga lepas. Sedetik kemudian kedua kakinya dicengkram lalu dibuka lebar.
"Tid.. tidakkk tidakk hikss tolongg.. jangaannnn!" Teriak Elia histeris saat milik tuan Revin menggesek daerah kewanitaannya.
Sedang Revin sudah tidak peduli pada jeritan Elia. Siapa suruh gadis itu menolaknya padahal tadi ia sudah berbaik hati ingin bersikap lembut.
"Enghhh.." Elia membelalak saat sesuatu yang besar mulai mencoba masuk ke dalam kewanitaannya yang kering.
"Tidakkk... hhhh jangannn!" ucap Elia memohon. Air mata gadis itu bahkan sudah menetes keluar.
Namun Revin tetap tidak peduli. Ia terus mendorong miliknya masuk hingga terasa sesuatu menghalangi miliknya di dalam sana. Revin tahu itu selaput dara Elia.
Elia menggeleng dengan jerit tangisnya sedang Revin hanya menatap gadis itu penuh kemenangan, lalu..
Bless
"Arghhhhhh"
Bersambung
![](https://img.wattpad.com/cover/357371258-288-k467596.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Menjadi Kesayangan Tuan Revin
Storie d'amoreHarap bijak memilih bacaan! Elia Hasyim, gadis berusia dua puluh tahun. Ia adalah putri seorang pengurus kebun yang bekerja di rumah besar tuan Revan dan nyonya Mawar. Namun disaat sedang menanam bibit bunga, tiba-tiba saja Elia dibekap hingga ping...