Mengobrol dengan teman-teman nya adalah hal yang paling baik bagi Samudra. Apalagi dengan Yunia, perempuan berlesung pipi itu merupakan teman terbaik yang pernah dimiliki Samudra. Tidak-tidak, bukan berarti Renata dan Liona tidak baik hany saja tempat curhat bagi Samudra itu hanya Yunia, ya hanya Yunia.
"Samudra, kata Mas Novan kamu kemarin pulang telat, bener?." Tanya Yunia setelah mereka sampai di kafe tempat Samudra bekerja paruh waktu.
Samudra mengrolling eyes ketika mendengar yunia memanggil kakaknya dengan sebutan mas. "Bisa tidak Yunia, jangan manggil kakak aku dengan sebutan mas. Geli dengernya."
Yunia terkekeh pelan "terserahku lah. Kakakmu itu kayak mas-mas Jogja, adem banget."
"Tapi rempong."
"Memang iya. Eh jawab pertanyaan aku itu."
Keduanya berjalan masuk ke kafe "ya begitulah, aku lembur. Malas aku pulang tepat waktu. Bunda selalu marah-marah tiap aku pulang apalagi gada kak Novan sama ayah."
Keduanya menghentikan langkahnya ketika sampai di ruang ganti karyawan. "Emang tadi malam kamu pulang jam berapa?."
"Sekitar jam 9, maybe."
"Pantas saja mas Novan nelfon aku tadi malam. Mana nadanya khawatir."
"Aku sudah mengirim pesan sama dia. Mungkin tidak dibaca atau di hapus oleh bunda."
"Huh? Bunda kamu ngecek ponsel mas Novan?."
Tak sangka anggukan yang diterima Yunia, dengan memakai kaos kafe tempat dia bekerja Samudra menjawab "sejak kejadian itu, bunda selalu ngecek ponsel kak Novan. Entah alasannya apa."
"Aneh sekali bundamu itu." Samudra hanya mengangkat kedua bahunya saja tanda keheranan juga.
Begitulah mereka, jika hanya berdua. Keduanya akan memakai kata aku-kamu. Maklum saja keduanya sudah bersahabat sejak kecil, dimana keduanya memakai kata aku-kamu sehari-hari. Cukup formal tapi itulah Samudra, dia sangatlah rumit tapi itulah daya tariknya. Ditambah wajah dingin tapi terkesan imut disaat bersamaan.
Selama samudra bekerja dikafe milik kating nya itu. Teman-teman nya selalu membantunya kadang menjadi Waitres atau hanya sebagai barista saja.
Seperti sekarang, Samudra berjaga di bagian barista sedangkan Yunia menjadi Waitres.
Sekitar jam 5 yunia pamit pulang karena ada urusan, dan sepertinya kedua temannya yang lain tidak akan datang karena sekarang sudah jam 8 malam, dimana jam pulang Samudra.
"Samudra, kamu tidak pulang? Ini jam pulang kamu, kan?." Ucap Juno selaku pemilik kafe dan juga kating di kampusnya.
"Iya bang, ini mau pulang kok." Sahut Samudra.
Juno menganggukkan kepalanya seraya menyodorkan sebuah amplop pada Samudra "Dra, ini uang gaji Lo bulan ini."
Samudra mengernyitkan dahinya "tapi kan ini bukan akhir bulan bang."
Tentu Samudra kebingungan karena tak biasanya Juno memberikan gaji nya sekarang.
"Lusa gue harus ke luar kota, jadi gue kasih uang nya sekarang."
"Serius? Yang lain sekarang juga kan dapatnya?."
Juno mengangguk "iya, gak percayaan banget sama gue Lo?."
Samudra menggeleng "bukan gitu, aneh aja bagi gue bang." Samudra menerimanya "thank bang."
Juno mengangguk "sama-sama, oh ya didalam ada uang buat temen-temen Lo. Kasih ke mereka ya."
"Hah?."
"Kasih aja, bulan ini pendapatan kita naik."
Samudra tersenyum kecil "makasih bang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Samudra untuk Atlantika (End)
Short StoryJatuh cinta pada musuhnya sendiri, sama sekali tidak pernah terpikirkan sama sekali di benaknya. itulah yang terjadi pada Keira Atlantika dan juga Samudra Gentala. "Jatuh cinta sama Lo ternyata bencana buat gue, Dra." "Samudra, Keira. Jangan bohong...