Epilog/End

597 45 1
                                    

Setelah berbicara pada Keira, Samudra memutuskan untuk pulang saja. Karena tidak ingin teman-temannya melihat luka yang ada di lehernya.

Melihat luka yang berada di lehernya, entah kenapa Samudra tidak bisa membenci Keira atau membalas perbuatan nya.

"Se sayang itukah aku ke kamu, Kei? Sampai-sampai aku tidak bisa balas perbuatan kamu ini." Samudra memejamkan matanya dan mulai terisak.

Samudra menangis di dalam kamar mandi dengan menyalakan kran agar kakak-kakak nya tidak mendengarkan suara tangisannya.

Rasa sakit dari kekecewaan dan amarah membuat rasa sesak yang sangat amat di rasakan Samudra. Yang lebih membuatnya sakit ialah, dia tidak bisa membalas perbuatan gadis itu.

Setelah kejadian itu, kabar dari Keira dan Maria tidak pernah terdengar lagi. Keduanya hilang bak ditelan bumi, Samudra pun sudah sangat enggan untuk mendengar kabar dari mereka berdua.

Skip 3 tahun kemudian

Kini sudah 3 tahun lamanya, sejak kejadian beberapa tahun yang lalu. Kejadian yang mampu membuat sifat seorang Samudra Kavindra berubah.

Sifatnya yang dulu periang dan ceria, kini berubah menjadi dingin kembali. Seakan tak tersentuh sama siapapun, bahkan kakaknya seakan tidak mengenali adik kecilnya itu.

"Dek." Panggil Sagara.

Samudra menoleh "kenapa, kak?."

"Kamu beneran gapapa?." Tanya Sagara.

Samudra menggeleng "aku gapapa kak, cuma agak capek aja."

Semenjak dirinya menjabat sebagai Presdir di perusahaan Kvdra Company. Perempuan itu sangat gila kerja, bahkan dia akan sampai di rumah pada larut malam. Seperti sekarang, walaupun hari libur tetap saja perempuan bersurai sebahu itu masih berkutat di depan laptop di ruang kerjanya. Oh ya sejak 2 bulan lalu, dirinya tidak tinggal di rumah kedua orang tuanya lagi dia membeli apartemen mewah yang dia beli hasil dari keringat nya sendiri.

"Kamu jangan memforsir diri gitu, istirahat dulu lah dek. Hari Minggu juga ini." Bujuk Sagara

"Gak bisa kak, proposal ini harus selesai hari ini juga. Soalnya besok meeting nya."  Sahut Samudra.

Terdengar helaan napas dari bibir Sagara "dek, kakak tau kamu kayak gini karena pengen lupain Keira kan? Tapi ini udah 3 tahun lamanya, masa kamu belum bisa melupakan dia." Sudah cukup kesabaran Sagara, sejak kejadian itu bener-bener Sagara tidak bisa mengenali adik nya. Samudra sangat berbeda, walaupun dia dirumah akan sebisa mungkin ceria. Tapi ketika diluar di bener-bener sulit disentuh oleh orang lain. Bahkan Renata, Yunia dan Liona cukup kewalahan akan menghadapi sikap Samudra yang cuek dan juga dingin.

Samudra menatap Sagara dengan lekat lalu ia menghela napas sambil membuang pandangannya "Keira adalah orang yang sangat aku cintai, sulit kak untuk lupain dia. Ya aku tau, dia udah nyakitin aku secara mental dan juga fisik. Tapi entah kenapa aku gak pernah bisa benci dia kak. Aku sudah berusaha buat benci dia tapi gak bisa, rasanya kayak hampa kalo gada dia." Samudra menjelaskan pada Sagara dengan tatapan mata yang kosong dan juga berkaca-kaca.

Sagara tau, bagaimana hancurnya Samudra. Sakit, kecewa dan marahnya dia pada Keira, tapi entah kenapa adiknya itu tidak bisa membalas semua perbuatan Keira. Bahkan dia sangat menentang Sagara ketika laki-laki itu mau membalas perbuatan Keira.

"Kakak sangat paham, tapi hidup terus berlanjut, dek. Kamu gak bisa disini terus."

"I know kak, tapi jika bukan Keira aku gak mau." Samudra menutup laptopnya, lalu berjalan keluar meninggalkan Sagara.

Sagara menatap sedih kearah adiknya. "Dek, kakak berharap kamu selalu bahagia. Dimana pun jalan yang kamu tempuh nantinya, kakak akan selalu dukung kamu." Ujar Sagara.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 20 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Samudra untuk Atlantika (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang