2. Keira Atlantika

463 46 1
                                    

Sampai mereka di sebuah apartemen yang tidak terlalu besar namun cukup mewah. Berlantai kurang lebih 10.

Yunia membantu Samudra untuk menurunkan satu kardus yang dibawah oleh Samudra.

"Cuma bawa satu koper aja sama satu kardus?." Tanya Yunia setelah ia melihat hanya satu koper dan satu kardus dibawah Samudra.

Samudra mengangguk "cuma ini doang yang aku beli. Takutnya kalo aku bawa semuanya. Bunda bakalan marah."

Terdengar helaan nafas dari bibir Yunia. Lalu samudra merasakan tepukan pelan dibahunya. "Kamu yang sabar, aku yakin Tante Shinta bakalan nerima kamu lagi."

"Itu yang selalu aku doakan setiap saat." Yunia hanya mengangguk pelan, lalu mereka berdua masuk ke dalam apartemen.

Sampai didepan unit apartemen itu Yunia membuka unit apartemen itu dengan kartu akses yang ia punya. Setelah mereka masuk dan Yunia menaruh kardus itu didekat pintu masuk.

"Ini ditaruh disini kan, Dra?." Tanya Yunia.

"Iya, itu sepatu kok." Yunia mengangguk.

"Btw Yun, disini gada makanan?."

Yunia menggeleng "gue udah lama gak tinggal disini, 1 bulanan lah. Jadi gak beli bahan makanan."

"Astaga, gada hantunya kan?." Samudra sangat takut dengan hal berbau horor, dia akan nangis sesenggukan ketika bertemu dengan hantu.

Yunia tergelak melihat ekspresi wajah Samudra yang takut tapi sangat lucu dimatanya "haha, gak tau ya. Berdoa aja semoga gada hantunya."

"Kalo ada hantunya aku gak mau ya Yun."

"Aman kok." Samudra hanya mengangguk saja.

"Oh ya harga apartemennya berapa? Biar enak aku nyicilnya."

"Dih aku tadi cuma bercanda kok. Tinggal aja disini."

"Serius?."

"Iya, Samudra."

Samudra pamit pada Yunia untuk pergi ke kamar untuk menaruh baju-baju nya disana.

Setelah samudra pergi, Yunia mengambil ponsel yang berada di saku celana nya lalu mengirim pesan pada seseorang, tak lama senyuman yunia mengembang.

"Kamu bener, Samudra

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kamu bener, Samudra. Kamu bukanlah anak dari keluarga Gentala. Melainkan dari keluarga Kavindra. Mereka bukan lah keluarga kandungmu." Gumamnya pelan.

"Sebentar lagi hutangku akan selesai padamu. Dan tidak akan ada air mata yang akan jatuh dari kedua mata kamu lagi setelah ini."

Dilain tempat seorang laki-laki tengah tersenyum kecil. "Adik kecilku. Sebentar lagi kita akan bertemu. Kakak sangat amat merindukanmu." Ucap nya sambil menatap foto masa kecil nya bersama dengan sang adik.

Kembali ke Samudra, setelah menaruh baju-baju nya. Ia keluar untuk menemui Yunia.

"Kamu gada kegiatan hari ini?." Tanya Samudra yang berjalan di anak tangga menuju ruang tamu.

Samudra untuk Atlantika (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang