16. Perjodohan

347 40 2
                                    

Samudra berdecak pelan ketika melihat siapa yang duduk diantara pacar teman-temannya itu. Ya mereka telah berpacaran, entah kapan tanggal jadiannya yang jelas kini hanya dirinya lah yang jomblo diantara teman-temannya.

"Halo semuanya." Sapa Liona.

"Halo Li." Jawab Keira.

"Halo juga sayang." Jawab Alexa.

"Halo Li." Jawab Sonya.

"Halo Li." Ucap Maria.

Samudra hanya diam, dia tidak mengucapkan sepatah katapun. Dia langsung duduk di deket Maria, membuat Yunia tak suka.

"Kamu bisa duduk di deket Renata, Kavi. Kenapa malah duduk dekat pacarku?." Dengus Yunia, sambil mengurai kedua tangannya yang tadi ia masukkan ke saku celana nya. Dan fyi saja, Yunia selalu memanggil Samudra dengan nama Kavi, entah karena apa. Tapi disaat marah dan tak sepaham saja. Selain itu ya Yunia memanggil nama samudra ya hanya Ara saja.

"Tidak. Aku hanya ingin duduk di deket kakakku-apa kau mau marah? Tidak aku kasih restu baru tau rasa kau." Tandas Samudra pelan ketika melihat Yunia ingin mengucapkan sesuatu padanya.

"Sudah-sudah, Yunia kamu duduk disebelah kiri aku aja. Deket Keira." Sahut Maria sambil tangannya menepuk kursi yang berada di sebelah kiri nya.

Mau tidak mau yunia mengalah dia pun akhirnya menarik kursinya pelan lalu duduk disana.

Suasana canggung pun terjadi, tidak ada yang memulai percakapan duluan. Semuanya menatap Keira dan Samudra secara bergantian. Akhirnya Alexa yang memang notabenenya extrovert, dialah yang pertama berbicara duluan.

"Ara." Panggil Alexa.

"Iya, kak?." Ujar samudra sambil menoleh pada Alexa.

"Gimana London? Sepertinya kamu betah, hingga meninggalkan kami untuk waktu yang cukup lama. "

Samudra tersenyum "aku selama ini tidak di London kak. Aku di Roma." Jawabnya.

Keira, Sonya dan Alexa tentu terkejut, pasalnya yang mereka tau samudra mengikuti program pertukaran pelajar ke London.

"Jadi kamu bohongi aku, Ra?." Ujar Keira yang selama ini diam.

Samudra menatap Keira datar, datar sekali hingga membuat Keira langsung diam.

Renata yang melihat Samudra sepertinya tidak suka dengan kehadiran Keira itu pun berinisiatif untuk mengalihkan perhatian Samudra.

"Emm Ra, gue pengen deh suatu hari bisa liburan kesana. Lo ada gak saran gak gue harus kemana kalo gue kesana." Tanya Renata dengan antusias.

Samudra tau Renata berusaha untuk mengalihkan perhatian nya yang semula pada Keira itu. "Banyak banget sih cuman favorit gue ya Museum Vatikan, Pantheon, Air Mancur Trevi dan Piazza Navona, Lo wajib banget kesana. Selain lu bisa liat berbagai museum lu bisa nyobain berbagai makanan khas disana. Kalo Lo disana jangan lupa rasain gimana nongkrong ala sana. Dijamin Lo betah." Ujarnya, menaruh lengannya bertumpu pada meja didepannya.

Semuanya mengangguk, kecuali Keira tentunya. "Hhh...... Aku ingat banget waktu itu kamu ngajak aku ke kafe La Casa del Caffè Tazza d'Oro." Ujar Yunia.

Samudra mengerjap pelan "kapan aku ajak kamu kesana?." Tanya samudra.

"Waktu bersama Catline."

Samudra berusaha mengingatnya "oh.... Ya. Saat Catline menembakku di depan semua orang itu?." Tanya samudra memastikan.

Yunia mengangguk dengan ragu "ya... Itu."

Mendengar Samudra yang pernah di tembak oleh Catline membuat Keira sedih. Entah kenapa air matanya jatuh tanpa dia kira. 

Samudra untuk Atlantika (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang