Samudra izin pulang duluan, dan ketiga temannya memaklumi nya, karena mereka tau mood Samudra kini sudah berubah. Sepanjang perjalanan pulang, Samudra terus saja memikirkan tentang siapa laki-laki tadi.
"Dia siapanya Keira ya? Keliatan banget deketnya." Gumamnya pelan.
Tapi dia tidak bisa bertanya pada Keira, dia akan menunggu gadis itu bercerita sendiri tentang laki-laki itu.
Malam harinya, Samudra sedang mengerjakan tugas dengan di temani vidcall dari teman-teman nya.
"Lo tuh ngajak kita vidcall buat gini doang Ra?." Tanya Renata.
Samudra mengangguk "bosen gue kalo cuma dengerin musik, mending vidcall kalian." Jawab Samudra sambil memakan cemilan yang ia buka tadi.
Yunia berdecak tak suka "Ck! Kan bisa Lo vidcall Keira." Protes Yunia.
Samudra menggeleng "gue gak mau ganggu dia."
"Gak mau ganggu atau Lo masih marah soal tadi sore?." Tebak Liona.
Samudra tidak langsung menjawab karena dia masih minum "Itu salah satunya."
"Kenapa Lo gak nanya dah sama dia. Daripada diem gini." Ujar Yunia memberi saran.
"Lo tau gue kayak gimana, Yunia. Gue tipe orang yang gak mau nanya kecuali dia yang cerita duluan." Jawab samudra. Dari dulu Samudra memang begini, dia adalah orang yang tidak akan menanyakan itu siapa, kecuali dia yang cerita duluan.
"Emang Lo gak penasaran dia siapa? Gue aja penasaran." Ujar Renata.
"Gue penasaran kok, cuma gue menghargai dia. Biarin dia cerita duluan." Ujarnya
"Kalo dia gak cerita-cerita gimana?." Tanya Liona.
"Ya gue tanya ke dia."
"Tau ah ribet lo Ra." Ujar Renata kesal.
Samudra menghela nafas "gue tau gays maksud kalian, tapi gue gak mau nanya sama dia sekarang. Biarin dia yang cerita duluan. Nanti kalo dia gak cerita baru gue tanya ke dia."
"Terserah Lo deh Ra, sa karepmu." Ujar Yunia.
"Eh gays gue mau nanya deh sama kalian, tapi jawab jujur ya." Ujar Liona.
"Soal apaan dulu Li?." Tanya Samudra balik.
"Kemarin pas di villa, gue ngedenger suara desahan, siapa diantara kalian yang ngelakuin itu disana?." Tanya Liona dengan wajah yang serius.
Samudra dan Yunia hanya menatap datar kearah Liona. Seolah-olah bilang itu bukan ulah mereka. Lain dengan Renata, wajahnya sudah panik sekali. Awalnya ketiganya tidak sadar akan perubahan wajah Renata tapi barulah ketika samudra menatap satu persatu teman-temannya ia hilang fokus ketika melihat Renata.
"Ren, Lo kenapa sakit kah?." Tanya Samudra tiba-tiba.
"Emm en-engga gue gapapa." Ujar Renata gugup.
"Yakin?." Tanya Yunia lagi, Renata hanya mengangguk saja.
Samudra ingat tentang pertanyaan Keira waktu itu, gadisnya itu juga mempertanyakan soal itu padanya. "Eh kak Keira juga nanya soal itu sih sama gue. Tapi karena gue gak tau ya gue jawab gak tau."
"Halah jawab aja Lo ra. Susah amat." Ujar Yunia.
Samudra menggeleng cepat "engga ya Yun. Walaupun gue tidur bareng kak Keira waktu itu. Gue gak ngelakuin apa-apa kok sama dia."
Liona sejak tapi memperhatikan sikap Renata yang tiba-tiba diam sambil meminum air. Seolah-olah dia tengah menetralkan rasa gugupnya.
"Ren, kok diam aja. Sawan Lo?." Tanya Liona.
KAMU SEDANG MEMBACA
Samudra untuk Atlantika (End)
Short StoryJatuh cinta pada musuhnya sendiri, sama sekali tidak pernah terpikirkan sama sekali di benaknya. itulah yang terjadi pada Keira Atlantika dan juga Samudra Gentala. "Jatuh cinta sama Lo ternyata bencana buat gue, Dra." "Samudra, Keira. Jangan bohong...