Setelah menempuh kurang lebih sekitar 25 menit. Mereka sampai di sebuah rumah sakit milik keluarga besar Mahawira. Keempatnya langsung turun dari mobil. Sebelumnya mereka mampir untuk membeli buah-buahan untuk Dania.
"Kamu tunggu disini." Ucap Keira pada Ethan.
"Baik Nona."
Keempatnya masuk ke dalam dan menuju ruang dimana sepupu Keira dan Renata itu dirawat. Sepanjang perjalanan menuju kesana, Samudra meremat keduanya tangannya, gugup tentu saja. Bagaimana tidak dia akan bertemu dengan seseorang yang mungkin saja akan marah padanya walaupun itu bukan kesalahan nya.
Sampai disana, yang masuk kedalam hanya Keira dan juga samudra. Sedangkan Renata dan Sonya hanya menunggu diluar.
Keira membuka pintu itu dengan perlahan, Samudra bisa melihat ada seorang perempuan yang usianya tidak jauh darinya sedang duduk sambil menatap luar jendela.
"Dia Dania, Dania Mahawira. Anak dari adik kandung papah gue. Sudah 1 tahun lebih dia disini."
Samudra mengalihkan pandangannya pada Keira yang mulai lirih nada bicaranya. "Dari banyaknya sepupu gue, cuma dia dan Renata yang paling deket sama gue. Sayang banget gue sama dia samudra."
"Gue paham perasaan Lo. Karena kalo gue diposisi Lo gue akan ngerasain hal yang sama. Gue akan lakuin apapun biar sepupu gue balik kayak dulu lagi."
Keira menatap mata Samudra "jujur Dra, muka Lo mengingatkan gue ke Anika. Tapi sifat Lo ini mampu membuat gue membuang pikiran gue itu."
Samudra terkekeh "kalo Lo masih mau benci, gapapa kok. Paham gue, tapi jangan terlalu entar Lo suka."
Keira mendengus mendengar ucapan Samudra yang kepedean itu "jangan pede, gue gak akan suka sama Lo."
"Yakin? Entar Lo bucin sama gue lagi."
"Dih, udah sana masuk gue tunggu disini." Samudra mengangguk "doain ya semoga berhasil." Keira mengangguk.
Samudra merapikan bajunya lalu masuk ke dalam ruangan itu. Ia menghampiri Dania, dan duduk disebelahnya.
"Hai." Sapanya lembut.
Dania yang mendengar suara yang sangat ia rindukan maka ia menoleh secara cepat. "Anika." Dania langsung memeluknya dengan erat. Tentu Samudra tidak langsung membalasnya namun setelahnya ia membalas pelukan itu.
"Darimana saja kamu? Aku rindu kamu, Anika."
"Maaf aku baru datang." Dania melepas pelukan itu. Dan dia baru sadar jika wajah kekasihnya itu penuh luka.
"Kamu kok babak belur begini? Siapa yang lakuin. Daddy aku ya?." Tanya nya beruntun.
Samudra menggeleng "bukan, tadi berantem sama temen."
"Lain kali jangan berantem, Anika. Aku khawatir."
Samudra mengangguk lalu hening tidak ada obrolan hingga suara Dania yang pertama kali terdengar
"Kamu datang kesini pasti mau jemput aku ya?. Ayo kita pulang Anika aku tidak mau disini." Ujarnya sambil menarik-narik tangan Samudra.
Samudra menghentikan tarikan Dania itu "Dania, aku datang kesini bukan itu membawa kamu pulang."
"Terus untuk apa? Aku gak mau disini Anika, aku takut, capek."
Samudra menggenggam tangan Dania dengan lembut "kamu sayang engga sama aku?."
"Pertanyaan retorik, Anika. Aku sayang sama kamu bahkan cinta."
Samudra menghela nafas sejenak "maaf aku mengatakan ini sama kamu Dania. Aku bener-bener minta maaf."
KAMU SEDANG MEMBACA
Samudra untuk Atlantika (End)
Short StoryJatuh cinta pada musuhnya sendiri, sama sekali tidak pernah terpikirkan sama sekali di benaknya. itulah yang terjadi pada Keira Atlantika dan juga Samudra Gentala. "Jatuh cinta sama Lo ternyata bencana buat gue, Dra." "Samudra, Keira. Jangan bohong...