6. Curhat

271 36 2
                                    

2 hari kemudian, lebih tepatnya hari sabtu, Sagara mengajak Samudra ke tempat dimana sang Mommy dirawat. Sungguh hati Samudra deg-degan tak karuan. Sama seperti dirinya yang ingin bertemu dengan Dania.

Sagara yang melihat nya itu pun merangkul pundak adiknya, guna menenangkannya.

"Gausah gugup gitu, tenang ada kakak."

Samudra mengangguk "tapi aku takut kak, takut Mommy gak nerima."

"Engga akan, Mommy pasti seneng ketemu sama kamu."

"Hemm iya kak."

Keduanya pun masuk ke sebuah kamar yang bernuansa putih. Walaupun begitu, terdapat sebuah tempat tidur, sofa dan juga tv. Ya kamar itu adalah kamar rawat VIP disana.

Samudra mengedarkan pandangannya menuju kursi yang menghadap kearah luar jendela. Seorang wanita yang sudah tidak muda lagi, sedang termenung.

"Itu Mommy, ayo samperin." Samudra mengangguk lalu mengikuti langkah lebar sang kakak.

"Mommy?." Panggil Sagara.

Wanita paruh baya itu menoleh, senyumnya langsung merekah ketika melihat siapa yang datang.

"Sagara." Wanita itu bangun lalu menghampiri Sagara, tentu Sagara yang melangkah lebih lebar. Lalu memeluk nya dengan cukup erat.

"Mommy kangen sama, Gara."

Sagara tersenyum kecil "Sagara juga kangen sama Mommy." Sang Mommy mengelus punggung tegap Sagara. Lalu pandangan nya mengarah pada perempuan yang bersama dengan Sagara, ia melepas pelukan itu. Dan matanya menatap Sagara seolah bertanya, siapa dia?.

Sagara tersenyum "sini Dra." Panggil Sagara. Samudra melangkah kan kakinya mendekati kakak dan juga Mommy.

Pandangan Sagara mengarah pada Mommynya. "Mommy ini, Samudra. Samudra Kavindra. Anak bungsu Mommy dan Daddy. Adik Gara."

Wanita yang sudah melahirkan Sagara dan Samudra itu sedikit berkaca-kaca. Ia tidak percaya bahwa anaknya masih hidup dan sekarang dia sedang berdiri didepan matanya.

"Samudra, anak Mommy?."

Samudra hanya mengangguk dia tidak tau harus bagaimana. Tapi setelahnya ia langsung memeluk sang Mommy. Erat sekali. Tentu sang Mommy membalasnya, tak kalah eratnya.

Safrina Tahta Veronica, dia adalah istri mendiang Stiven Kavindra. Lahir dari keluarga yang sangat berada, dimana perusahaan ayah nya kini dipegang seutuhnya oleh Sagara.

Perempuan yang dijuluki si dingin ketika jaman Kuliah. Berubah menjadi perempuan yang sangat baik dan juga sabar. Jika boleh jujur kesabarannya menurun ke Sagara dan juga Samudra. Perempuan itu sangat sabar sekali, beda dengan suaminya dan juga saudara-saudara nya.

"Mommy kangen sama kamu nak. Kangen sekali, Sagara sudah menceritakan semuanya pada Mommy kemarin."

Samudra menoleh pada sang kakak, Sagara hanya menampilkan wajah polosnya. Membuat Samudra ingin memarahi nya sekarang. Karena dirinya telah dikerjai oleh kakaknya itu.

"Samudra juga kangen sama Mommy. Kangen banget, maaf Samudra baru sekarang jengukin Mommy."

Safrina menggeleng "gapapa, yang terpenting sekarang kamu ada disini." Perempuan itu kembali memeluk Samudra.

"Mommy, harus sembuh pokonya. Biar kita bisa tinggal bareng, Samudra ingin menceritakan semua yang terjadi sama Samudra selama ini."

Safrina tersenyum sambil mengangguk "iya sayang mommy bakalan sembuh. Kalo ada Samudra disamping mommy. Pasti mommy cepet sembuh."

Samudra untuk Atlantika (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang