5. Kebenaran nya

369 43 1
                                    

Samudra menatap bingung kearah laki-laki itu. Bukan hanya bingung, tapi ia menatap tak suka padanya.

"Siapa kamu?." Tanya Samudra sekali lagi.

"Kamu tenang dulu. Jangan menatap saya seperti itu." Jawab laki-laki itu.

"Bagaimana saya bisa tenang, kamu mencurigakan."

Bukannya menjawab laki-laki itu terkekeh "ternyata bener apa kata Yunia, kamu terlihat menggemaskan ketika takut begini."

"Jangan menggodaku, cepat jawab siapa kamu?."

"Baiklah-baiklah, perkenalkan nama saya. Sagara, Sagara Kavindra."

"Huh? Sepertinya saya pernah mendengar nama itu."

"Kenapa kamu juga mengatakan saya?."

"Tidak apa-apa, ingin saja."

"Hemm."

"Tapi siapa kamu, saya tidak pernah melihat kamu sebelumnya. Oh tadi kamu mengatakan yunia, kamu kenal?."

"Dia adik sepupu saya."

Samudra mengangguk-anggukkan kepalanya "ah saya paham."

"Hemm, Samudra. Ada yang ingin saya katakan."

"Huh? Soal apa?."

"Saya ini se......" Belum juga Sagara melanjutkan kalimatnya, ada seseorang yang mengetuk pintu kamar rawat VIP Samudra.

Mau tidak mau Sagara mengurungkan niatnya, "masuk!."

Pintu itu pun terbuka, terlihat laki-laki yang sama sekali tidak Samudra kenali.

"Maaf tuan Sagara, Dokter Namira  ingin berbicara dengan anda."

Sagara mengangguk "say apermisi dulu, Samudra. Nanti kita bicara lagi."

Samudra mengangguk pelan, Sagara ingin melangkah pergi tapi berhenti ketika mendengar ucapan Samudra.

"Seperti nya kamu usianya jauh diatas saya. Jadi boleh saya panggil kakak?."

Sagara seneng bukan main, mendengar Samudra ingin memanggilnya kakak. "Boleh, sangat boleh."

Samudra tampak berpikir karena ekspresi Sagara yang berubah menjadi seneng setelah ia meminta izin untuk memanggil dirinya kakak.

"Ini kenapa wajah dia seneng banget pas gue mau manggil dia kakak? Bener-bener aneh nih orang." Ucapnya dalam hati.

Setelahnya Sagara keluar untuk menemui dokter Namira. Ia pergi ke ruangan dokter cantik itu.

Sebelum masuk Sagara sempet mengetuk pintunya. Setelah mendengar suara yang menyuruh nya masuk barulah Sagara masuk.

Namira tersenyum kecil melihat kedatangan Sagara. "Aku baru tau jika dia Samudra kecil."

Sagara menutup pintunya "aku mencarinya sejak 1 tahun terakhir. Dan akhir nya menemukan nya."

"Jangan bilang, waktu itu kamu yang menghubungi dokter Setya untuk mengoperasi wajah Samudra."

Sagara mengangguk "iya bener."

"Sangat terperinci. Oh ya aku ingin bilang keadaan Samudra."

"Gimana keadaannya? Apa ada hal serius?."

Namira memberikan sebuah amplop setelah Sagara duduk di kursi. "Sebelumnya aku ingin tanya apa Samudra pernah kecelakaan?."

Sagara mengangguk "dulu pernah melakukan operasi karena ada gumpalan darah di kepalanya."

"Pantas saja."

"Kenapa, Mira?."

"Dari pemeriksaan menyeluruh, kepala samudra mengalami cidera. Walaupun tidak serius, tapi jika dia terkena benturan lagi maka bahaya untuk dia dia akan kehilangan nyawanya."

Samudra untuk Atlantika (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang