20. Gunung Batur 🔞

560 31 3
                                    

Setelah puas menikmati malam pergantian tahun dan kembang api. Keira mengajak Samudra untuk tidur. Pasalnya dia sangat mengantuk sekali, matanya tinggal 5 kwat lagi.

Samudra yang melihat Keira sedang menahan ngantuk itu pun terkekeh gemas.

"Aku gendong ya sampek kamar?." Ujar Samudra.

Gadis itu menggeleng "gausah, yang. Aku masih bisa jalan kok."

"Bisa jalan gimana hemm? Mata kamu aja susah banget buat kamu buka" Balas Samudra. "Udah aku gendong sini." Samudra pun menggendong Keira ala bridal style, dengan Keira mengalungkan kedua tangannya di leher Samudra dan menyenderkan kepalanya kebahu Samudra.

Samudra membawa Keira ke kamar nya sendiri yang berada di sebelah kamarnya. Mommynya tidak mengizinkan Samudra untuk tidur berdua dengan Keira. Takut anak bungsunya itu khilaf katanya. Padahal beliau tidak tau saja, jika Samudra pernah melakukannya dengan Keira sebelumnya, walaupun tidak sampai masuk.

Begitu sampai di dalam kamar Keira, Samudra dibuat keheranan pasalnya lampu di kamar Keira tidak dihidupkan, hanya lampu tidur saja. Jadi, kamar itu cukup remang-remang.

"Ini kenapa lampu kamar kamu gak dihidupin, ay?." Tanya Samudra setelah dirinya mendudukkan Keira di sisi kasur.

"Gak tau deh, listriknya belum bayar mungkin." Balas Keira ngaco.

"Ngarang kamu. Mana ada villa Segede ini gak bisa bayar listrik."

"Mungkin aja by." Samudra hanya diam tanpa mau membalas ucapan Keira lagi.

"Yaudah kamu tidur ya, ini udah larut banget. Besok kamu bisa kesiangan ikut sarapan barengnya." Ujar Samudra.

"Kamu gak tidur disini?." Tanya Keira, tangannya menyentuh tangan Samudra.

Samudra menggeleng "aku tidur dikamar sebelah."

"Kenapa gak disini aja sih, aku kan pengen tidur bareng kamu." Ujar Keira sambil memanyunkan bibirnya.

Samudra terkekeh melihat wajah Keira yang tampak kesal. "Mommy gak izinin, takut aku khilaf kalo tidur bareng kamu."

"Dih, mau gak disini atau dimanapun kamu pasti khilaf ya."

Samudra tertawa pelan "udah ah kamu tidur gih, besok aku jemput kesini. Kita jalan-jalan keliling Kuta, Nusa penida sama gunung Batur bareng, mau?."

Keira mengangguk ribut sambil memeluk lengan Samudra "mau banget, Kavi."

Samudra mencubit pelan hidung Keira "gemes banget sih." Keira memanyunkan bibirnya.

"Tidur disini ya, mommy gak bakalan tau, yang." Ujar Keira memaksa.

Samudra menghela napas, sejujurnya dia ingin sekali tidur bersama Keira tapi ia takut mommy akan mengeceknya nanti.

"Aku tidur di kamarku aja ya. Besok janji deh aku tidur disini malamnya."

Keira menampilkan wajah cemberut lalu melepaskan tangannya dari lengan Samudra.

"Yaudah sana tidur di kamar kamu." Keira merebahkan tubuhnya, dan menarik selimut menutupi tubuhnya. Keira juga membelakangi Samudra.

Samudra menggelengkan kepalanya melihat tingkah calon tunangan nya itu. Dia mengelus kepala Keira.

"Good night sayang, mimpi indah ya." Ujar Samudra.

"Jangan ngambek terlalu lama ya. Aku gak suka kamu cemberut, lucu sih tapi aku lebih suka kamu tersenyum sama ketawa."

"Sampai jumpa besok sayang. I love you to the moon and back, baby." Samudra mencium lembut kening Keira.

Samudra untuk Atlantika (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang