Sore ini langit terlihat sedikit mendung,
Angin sore yang berhembus membuat para pengendara atau pejalan kakai merasa nyaman,meski terkena macet pun tak apa jika setiap hari cuaca nya seperti ini.ya seperti yang zanka alami saat ini,ia terjebak macet bersama alex dan juga putra."Waduh sampai kapan nih macet nya? Eh zan lo kabarin dulu sana temen kerja lo,kali ini bakal agak telatan dikit gitu,karna terjebak macet,takut ntar lo malah kena amuk atasan triplek lo"
Merasa tak ada jawaban dari zanka,alex menoleh ke arah kursi belakang.Ternyata zanka tengah melamun,masalah apa yang zanka hadapi saat ini? Tidak biasanya teman nya itu melamun seperti ini. Alex melirik ke arah putra yang juga tengah menatap nya,alex memberi isyarat seperti bertanya(ada Apa?)namun jawaban dari putra tidak membuat nya puas,karna hanya sebuah gelengan kecil dari bocah itu.
"Gue denger kok,udah gue kabarin juga tadi"setelah sekian lama bungkam akhirnya zanka membuka suara.
"Lo sakit zan? Kalo lagi gak enak badan mah libur dulu aja,biar gue yang minta izin nanti"alex merasa zanka benar benar tidak baik-baik saja.
"Paan sih,gue sehat kok,jangan lebay deh"
"Masalahnya muka lo tuh pucet,udah kayak mayat idup aja"
"Aka beneran gak papa?"Putra juga membenarkan ucapan alex,zanka sangat terlihat pucat.
"Gak sayang"zanka tersenyum berusaha meyakinkan kedua pemuda itu.
"Udah gak macet,agak percepat ya lex"
Alex hanya berdehem sebagai jawaban.Ketiganya kalut dalam pikiran masing masing,hingga tak terasa mobil nya sudah berada di depan cafe itu,zanka keluar tanpa sepatah kata pun,putra merasa ada yang hilang,biasa nya aka nya itu selalu memberinya berbagai siraman rohani,tapi kali ini tidak ada.
Putra menunduk setelah melihat tubuh zanka memasuki cafe."Jangan cengeng cil,hidup dia tuh udah rumit jangan memperumit sama sikap lo yang apa apa di tangisin gini"nasehat alex yang di terima baik oleh putra.
"Putra cuman takut aka kayak gitu selamanya"mata putra sudah berkaca kaca.
"Lebay banget sih, ya kagak lah,dia bukan tipe orang kek gitu?"
"Maaf"cicit putra.
Alex tak memberi respon lagi,kini ia fokus pada jalanan yang masih seperti tadi.kali ini ia berniat ingin mengajak putra main basket,itung itung latihan buat putra.
Sementara itu zanka mulai bekerja,dan pikiran nya sudah sedikit lega,ia mulai kembali tertawa bersama teman temannya,seperti saat ini,mereka tengah menertawakan temannya yang bernama ucup,yang tengah di keliling ibu ibu arisan,pipinya tak henti di cubit oleh ibu arisan itu.sementara itu ucup tetap berusaha melepaskan diri.
Wajah ucup memang menggemaskan,dengan pipi cabi dan tubuh yang sedikit pendek.menambah kesan imut seperti sunggokong(canda;))
"Aduh sumpah gue sampe sakit perut,ngetawain ucup dari tadi"ucap citra dengan tangan yang terus memegang perutnya.
"Udah udah ah,balik kerja kerja!"gertak kak denis tegas.
Semuanya mulai kembali bekerja pada tugas nya masing masing,pelanggan hari ini lumayan padat,mereka merasa sedikit kewalahan hingga jam 16,30.
Pengunjung mulai mereda,dan para pekerja bisa menggunakan waktu itu untuk beristirahat sejenak,mereka duduk di tempat istirahat yang memang sudah di sediakan oleh zen sendiri.
Zanka tengah asik minum,minuman susu kotak dari leo,namun atensi nya teralihkan saat ponselnya berbunyi pertanda ada pesan masuk,dengan santai zanka mengambil benda pintar nya,dan membuka pesan tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZANKA (On Going)
Mystery / Thriller"Kenapa harus lo?"tanya zanka lirih dengan air mata yang mulai mengalir. "Kenapa?yang seharusnya nanya kenapa itu gue zanka"suara nya bergetar dan mata nya berkilat tajam "KENAPA LO GAK FAHAM ATAS LARANGAN GUE HAH?!GUE UDAH BILANG JANGAN DEKET SAMA...