Siang ini matahari begitu terik,debu pun tidak bisa di cegah untuk terus menerpa wajah wajah para manusia yang sedang berkendara maupun jalan kaki,bunyi klakson saling bersahutan,macet kali ini seperti tak akan ada ujung nya,suara umpatan mereka layangkan untuk kendaraan yang berada di depan,zanka menghela nafas berat.
Ia sungguh tidak nyaman berada di dalam mobil atasan nya itu,terlebih zanka duduk di depan,yang berarti zanka berposisi di samping zen,tapi bukan dia yang meminta.zen lah yang keukeuh untuk menyuruhnya duduk di sana.
Jika biasanya ketika terjebak macet seperti ini,zanka akan mengoceh tak jelas dan melampiaskan amarah nya ke pada alex,namun kali ini,zanka benar-benar mati kutu,untuk bergerak pun rasanya sangat sulit.
Ck!
Zanka sedikit melirik ke arah zen,apakah dirinya baru saja mendengar zen berdecak? Sepertinya atasan nya itu merasa jengkel,sama seperti dirinya.
"Zanka"suara berat itu mengalun indah di telinga zanka.
"Iya?"
"Keponakan mu?"tanya nya dengan mata yang terus menatap lurus jalanan.
"Ha? Oh-aku udah nyuruh alex buat jemput dia"zanka sempat tidak mengerti dengan pertanyaan zen,namun ia berhasil memahami nya.
"Tidak usah"
"Hah?"
"Biar kita yang jemput keponakan kamu"
"Gak usah bang zen,makasih sebelumnya"zanka merasa aneh ketika zen menyebut kita?dalam perbincangan nya.
"Itu bukan penawaran zanka,jadi beri tahu saya dimana sekolah nya"suara dingin itu membuat bulu kuduk zanka berdiri.
"Nama sekolahnya....raja wali bang"kenapa zanka tiba tiba blank?
Zen mengangguk dan zanka kembali menatap jalanan yang ternyata sudah sedikit senggang.Mobil zen pun mulai melaju dengan sempurna,
Tak terasa akhirnya mereka sampai pada tujuan nya. zen pun memarkir kan mobilnya di seberang gerbang sekolah yang tampak sudah sepi,ia menoleh ke arah zanka yang sudah siap untuk ke luar,zen hanya terus menatap setiap pergerakan kecil dari zanka.
"Mengapa dia menghampiri penjual?"zen bertanya kepada dirinya sendiri.
Sedangkan zanka sudah berjalan mendekat ke arah abang penjual yang tempo hari menyelamatkan putra dari anak berandal
"Permisi,bang"zanka menyapa si penjual dengan gammy smile nya.
"Eh neng yang kemaren ya? Tuh ponakan nya lagi makan sempol dulu katanya"tangan si penjual itu menunjuk ke arah kursi yang tak jauh dari sana.
"Oo iya,makasih ya bang,jadi ngerepotin abang terus jadi Nya"zanka mengeluarkan uang berwarna biru dari saku nya,ia merasa tak enak.
"Ih kagak papa neng,lagian kan wajar kalo nolong orang mah"
"Gak mau tau aku bang,pokoknya ini buat abang sebagai tanda terima kasih aku sama abang,terima ya"
"Padahal mah kagak usah repot repot ngasih uang segala neng"
"Bang,kalo abang gak terima,aku nangis kejer nih..satu..dua...ti-"
"Eh eh jangan dong,nanti di kira orang-orang abang apain neng lagi"
"Makanya abang harus terima,maaf ya nominal nya kurang gede bang"
"Segini juga abang mh sangat bersyukur neng,makasih ya"
"Iya sama sama"jawab zanka hati tulus.
"Putra udah belum makan itu nya?"panggil zanka saat melihat putra yang seperti nya tengah fokus menatap.....zanka mengikuti arah pandangan putra,ternyata keponakan nya itu tengah menatap mobil mewah milik zen.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZANKA (On Going)
Mystery / Thriller"Kenapa harus lo?"tanya zanka lirih dengan air mata yang mulai mengalir. "Kenapa?yang seharusnya nanya kenapa itu gue zanka"suara nya bergetar dan mata nya berkilat tajam "KENAPA LO GAK FAHAM ATAS LARANGAN GUE HAH?!GUE UDAH BILANG JANGAN DEKET SAMA...