Part 3 - Berusaha Tegar

132 99 48
                                    

Sudah hari ke-7 Alma masih diam didalam kamar, tidak seperti sebelumnya yang tidak ingin makan sama sekali, Alma mulai berusaha ikhlas atas apa yang terjadi dalam dirinya. Nasehat Juni ada benarnya juga, Mommy dan Daddy pasti sedih melihat Alma menangis sepanjang hari.

Hari ini keadaan hati Alma sedikit membaik, ia pun selalu bermain dengan Juni. Juni baik pikirnya karena selalu ada disamping Alma saat ia membutuhkan sesuatu. Hari ini juga Alma bertekad ingin berubah, ia ingin menjadi anak kuat dan tegar menjalani kehidupan selanjutnya. Jam menunjukkan pukul 10.10 tetapi tidak ada pertanda bahwa Guru privatnya itu akan datang mengajar Alma. Entah roh apa yang merasuki tubuh Alma, kali ini ia bersemangat untuk belajar. Sementara di pojok dekat dapur ada Juni yang tersenyum melihat Nona Alma duduk bersemangat mengerucutkan bibirnya, pertanda kesal sambil menunggu Bu Susan.

Tingnong!!

Dan yaa, tepat sekali. Suara bel diiringi langkah kaki seorang wanita cantik dengan badan yang ideal, tentu saja bu Susan, ia menghampiri Alma sambil menyapa dan menundukkan kepalanya sebagai tanda hormat.

"Selamat pagi Nona Alma, maaf saya telat tadi ada kendala diperjalanan. Turut berduka cita atas meninggalnya Tuan Jemmy dan Nyonya Seana." ucap Bu Susan dengan ramah.

"Jam berapa ini bu? 10.10, tepat sepuluh menit saya menunggu anda di sofa ini!" Alma berkata sambil menggebu-gebu.

"Maafkan saya Non, serius tadi ada ken--"

"Sudah sudah, cepat mulai materi hari ini." potongnya.

Bu Susan dibuat terkejut, kenapa anak muridnya sangat bersemangat hari ini? Ah pasti juga akan seperti biasa memotong jam pelajaran. Pikir Bu Susan.

"Baik Nona Alma sebelumnya kita sudah membahas...."

12.00.

Jam pelajaran telah selesai dan Bu Susan benar-benar dibuat heran dengan perubahan sifat Alma. Memang perkataannya sangat ketus tapi saat tadi pembelajaran ia sangat mahir dalam menjelaskan ulang materi yang ia beri. Ternyata Alma sangat mahir dan pintar. Tidak disangka-sangka.

Setelah membereskan barang barangnya Alma kembali kedalam kamar. Ia lupa akan sesuatu. Dinyalakannnya komputer pemberian Daddy dan melihat pesan-pesan yang disampaikan oleh Milna teman virtualnya. Alma lupa dengan temannya itu karena saking sibuknya ia dengan kematian Mommy dan Daddy. Alma harus memberitahuan Milna. Walaupun Alma yakin pasti ia akan menangis lagi ketika menceritakan tentang mereka kepada Milna. Alma sedih, sangat sedih. Masih tidak menyangka bahwa orang yang selalu ada bagi Alma sudah dipanggil Tuhan terlebih dahulu.

Klik

Alma membaca satu persatu spam chat dari Milna dan terkekeh. Pasti dia khawatir sudah tujuh hari Alma tidak memberi kabar.

 Pasti dia khawatir sudah tujuh hari Alma tidak memberi kabar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Benar kan firasatnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Benar kan firasatnya. Milna benar-benar khawatir. Dan apa itu? Ia marah? Hahaha.

Haruskah ia memberitahu Milna tentang kedua orang tuanya? Suasana hatinya sudah membaik. Alma tidak ingin berlarut dalam kesedihan lagi. Baiklah, kali ini Alma tidak akan meberitahukan kepada Milna. Alma juga yakin pasti Milna sedih, dan ia tidak ingin dikasihani. Maaf Milna-batinnya.

Bertukar pesan dengan Milna adalah hobinya. Ia merasa Milna adalah teman yang baik dan perhatian. Walaupun hanya bisa bertukar pesan lewat komputer. Alma tidak memiliki teman sejak kecil, orang tuanya tidak pernah membawa Alma keluar, entah Alma juga tidak tahu alasannya. Tapi, karena ia selalu dituruti asalkan tidak keluar dan di beri hp, Alma menjadi nyaman sepanjang hari berada didalam rumah. Jika ia bosan bisa ke taman belakang rumah, bermain dengan maid suruhan orang tuanya.

Enam belas tahun tentu bukan sebentar, sepanjang hari didalam rumah kadang kala membuat Alma bosan. Ia hanya bisa melihat aktivitas orang-orang di luar rumah hanya melalui balkon kamarnya saja.

Malam pun berganti, Alma bergegas ke kamar mandi untuk bersih-bersih, saat ingin menyalakan kran berisi air hangat tiba-tiba saja airnya tidak keluar. Alma kesal, dan berteriak memanggil Juni.

"JUNIII" oke, saat ini Alma tidak bisa mengontrol emosinya, secara tidak sadar ia pun memanggil Juni tanpa embel-embel mba seperti biasanya.

Juni berlari menghampiri Alma yang sedang menahan amarah, ada apa dengan Non Alma?

"A-ada apa Non?"

"Gimana bisa air hangat dikamarku gak ada?! Aku mau mandi tapi gak keluar airnya! Aku gak bisa mandi dengan air dingin dimalam-malam gini, kamu kan sudah tau!!"

"Yang benar Non? Coba saya periksa dulu,"

"Ck, sana periksa!"

Benar saja airnya tidak keluar, Juni pun tidak tahu penyebabkan kenapa. Mungkin saja rusak, ah sepertinya ia harus memanggil tukang.

"Ia non gak keluar airnya, besok saya akan telepon tukangnya ya,"

"Terus aku gimana mandinyaa?"

"Emm, biar saya masak dulu saja yaa airnya, Non tunggu disini dulu,"

"Ck, iya-iya. Cepat!"

Sudah jadi kebiasaan Alma mandi malam-malam tidak malam banget, tapi dibawah jam sembilan. Tentu sedari kecil Alma selalu mendapatkan apa yang ia mau karena oramg tuanya sangat memanjakan Alma. Setelah air yang dimasak Juni selesai Alma bergegas mandi. Dari pagi sampai sore hatinya membaik sekarang jadi tidak mood. Tapi bagimana pun tidak moodnya Alma ia masih akan tetap mandi, ia tidak suka tidur dalam keadaan badan lengket.

Selesai dengan ritual mandinya Alma berjalan kearah walk in closet, memilih pakaian tidur yang ia suka dan dilanjut dengan bergegas untuk tidur, namun sesaat akan menutupkan matanya tiba-tiba saja Alma dikejutkan dengan ketukan pintu dari arah luar.

"Ganggu saja, ck" gumam Alma.

Krekkkk

Pintu terbuka nampak Juni yang ada dihadapan Alma dengan muka bantal dengan rambut yang acak-acakan serta nafas Juni yang terengah-engah seperti orang yang habis berlari.

"Hoaam, Maaf Non ganggu waktu tidurnya hehe,"

"Ada apa mba?"

"Tadi sebenernya saya sudah tidur Non tiba-tiba saya teringat sesuatu mangkanya buru-buru kesini menghampiri Non Alma," ucap Juni cepat.

"Yayaa kenapa?? Mba Juni mau bicara apa? Cepat saya ngantuk ni,"

"Tadi ada yang telpon saya ternyata dia Nenek Nona Alma, katanya besok dia mau kesini,"

"Hah?!"

"Iya Non maaf ya saya baru memberitahukan ini sekarang,"

"Hm,"

"Udah itu saja, saya pamit balik lagi kamar ya Non. Selamat tidur."

To be continue.

I'M OKAY [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang