"Maaf ya ma, makanannya cuma ada tempe sama tahu aja," Milna, ia berucap kepada Alma sambil menghidangkan makan malam.
Alma tersenyum, ia menganggukkan kepalanya kecil. Dalam hati memang Alma tidak bisa makan seperti ini. Apalagi tidak ada lauk yang menemani nasinya. Sedangkan mba Mela hanya duduk melihat interaksi keduanya. Mba Mela peka bahwa Alma sepertinya tidak suka.
"Gapapa Milna, Alma suka ko," bohongnya.
Mereka menyantap makanan dengan penuh khidmat, tidak dengan Alma. Ia menatap piring yang berisi nasi dan tempe dengan tak selera. Matanya menatap Milna dan mba Mela bergantian yang terlihat sangat lahap. Alma pun melanjutkan makannya dengan pelan sambil sesekali mengobrol kecil dengan mereka.
Tak terasa waktu makan malam sudah selesai, Milna dan mba Meli membereskan piring-piring yang ada di hadapannya. Fyi, mereka makan di tempat yang sama, di ruang depan yang menuju akses keluar rumah. Rumah ini terdapat ruang depan, satu kamar, dibelakamg kamar mandi dan dapur yang menyatu. Kamar mandi pun hanya ditutupi oleh tirai lusuh.
"Ngomong-ngomong mba penasaran, ko kalian bisa saling kenal?" Tanya mba Mela saat mereka sudah santai di ruang depan.
Milna dan Alma saling pandang, mereka terkekeh dan akhirnya Milna lah yang menjelaskannya.
"Alma tu temen virtualnya Milna mba,"
"Maksudnya?" Mba Mela mengerutkan keningnya heran. Ia tidak paham maksud teman virtual yang dikatakan Milna.
Milna mendadak sedikit gugup, sedangkan Alma ia pun heran kenapa Milna tak menjawab pertanyaan mba Mela. Setelah menghembuskan nafasnya sebentar, ahirnya Alma pun mengeluarkan suaranya.
"Aku ketemu Milna di roomchat online yang ada di situs mba, Daddy ku ngasih aku komputer terus aku gak sengaja nemu situs chat yang terhubung sama orang-orang random. Yaa awalnya sih sistemnya anonym, kaya kita itu gak tau identitas orang yang mengobrol sama kita. Tapi karena waktu itu kita asik, akhirnya aku sama Milna tukar id kita masing-masing buat chat pribadi. Dan... ya kita ngobrol banyak selama ini. " Alma berbicara panjang lebar.
"Komputer? Milna kan tidak punya komputer. Gimana dia bisa chatan sama kamu Alma?" Sial, Milna terbeku di tempat, degup jantungnya pun bergerak cepat.
Tak dengan Alma, ia bingung sekaligus penasaran. Apa katanya? Milna tidak punya komputer? Orang jelas-jelas yang mengobrol dengannya di komputer itu Milna.
Sorot tajam mba Mela diarahkan ke arah mata Milna, sepertinya ia tahu sesuatu. "Mi--"
"I-iya iya mbaa aku ngakuu tiap hari aku ke warnet uang jajan yang mba kasih selama ini gak pernah aku jajanin." Ucapnya cepat. Mba Mela melotot. Ia berdiri membuat Milna dan Alma pun mengikutinya.
"Apa-apaan kamu dek! Tiap hari ke warnet tanpa sepengetahuan mba?! Kamu pikir uang jajan kamu itu dapat dari nemu? Mba kerja dek banting tulang demi kamu!!! Biar kamu bisa jajan sama kaya temen-temen kamu!"
KAMU SEDANG MEMBACA
I'M OKAY [ON GOING]
Teen Fiction-Almara Aninditha- "Tuhan, bisakah engkau berikan aku kebahagiaan sedikit saja?" "Mommy, Daddy dan sekarang semangatku Engkau hilangkan?" "Tolong, permudahlah jalanku." -------------------------------------------------------- Ini tentang Alma yang...