"Loh Milna mau kemana pagi-pagi udah rapih?"
"Kerja lah Alma,"
Pagi ini, suasana sudah membaik. Terhitung satu hari Alma tinggal di rumah Milna. Ia tidak tahu arah pulang dan tidak tahu daerah rumahnya, alhasil Alma dibolehkan untuk sementara tinggal bersama mba Meli dan Milna. Pagi ini juga dua orang manusia yang disebut kakak adik itu sedang sibuk dengan aktivitasnya. Milna yang menyisir rambut sehabis keramas, mba Mela yang sedang mempersiapkan kostum badut. Alma menyeritkan keningnya apa yang akan mereka lakukan?
"Kerja?" Tanya Alma. Alma belum mandi, ia tadi habis menunggu Milna di kamar mandi.
"Iya kerja. Setiap libur sekolah aku bantu mba Meli keliling, berhubung sekolah-ku libur karena rapat guru kita kerja jadi badut,"
Alma jadi teringat dengan mba Mela yang saat itu menolongnya. Jadi mba Mela bekerja sebagai badut? Pantas saja saat itu dia memakai kostum badut doraemon.
"Ohh, jadi kalo kamu ikut, aku sendiri dong di rumah?"
Sejenak Milna menghentikan aktivitasnya, ia menoleh ke arah Alma. Kelopak matanya ke atas mengisyaratkan ia sedang berpikir. Pertimbangan-pertimbangan yang ada di otak kecilnya bermunculan. Milna bingung, apakah Alma mau ikut bersamanya menjadi badut?
"Emm, kamu mau ikut kami Alma?"
"Loh kenapa belum beres dek? cepat kita udah kesiangan ini," ucapan mba Mela menyela perbincangan mereka. Ia sudah menggunakan baju badut namun belum memakai topengnya.
"Ah iya, Alma kamu istirahat dulu aja ya di rumah, gapapa kan sendiri?"
Alma tampak berpikir, ia tidak bisa disini sendiri. Alhasil Alma pun setuju atas ajakan Milna. "Em mba aku ikut kalian aja deh,"
Milna dan mba Mela saling pandang lantas tersenyum kepada Alma. "Kamu serius?" Tanya mba Mela.
"Serius mba, aku mau ikut Milna kerja," jujur sebenarnya Alma juga tidak mau keluar rumah ia takut jika bertemu dengan preman kemarin. Tapi, Alma juga tidak bisa jika di rumah ini sendiri.
"Baiklah, maaf ya Alma kita harus kerja jadi badut. Kalo gak kerja kita gak bisa makan nanti malam," kali ini Milna yang berucap dengan lirih. Alma mengangguk, ia paham Keluarga ini adalah keluarga tidak mampu. Jika mau makan kamu harus kerja dulu.
"Gak apa-apa Milna,"
"Kamu ambilin kostum badut mba di kamar sana dek, buat di pake Alma," Milna mengangguk dan beranjak pergi atas suruhan kakaknya.
Hati Alma benar-benar tak terima dengan keadaan seperti ini. Bagaimana cara ia pulang ya tuhan?
***
Tepat di rumah megah bak istana raja, seorang wanita paruh baya menyeret kopernya masuk kedalam pintu besar. Ia menghela nafasnya tepat saat pintu di buka. Menatap sekelilling dengan seksama sembari mencari seseorang yang entah ada dimana.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'M OKAY [ON GOING]
Teen Fiction-Almara Aninditha- "Tuhan, bisakah engkau berikan aku kebahagiaan sedikit saja?" "Mommy, Daddy dan sekarang semangatku Engkau hilangkan?" "Tolong, permudahlah jalanku." -------------------------------------------------------- Ini tentang Alma yang...