Mommy Daddy
Di ruangan yang amat minim pencahayaan terdapat seorang gadis yang terlungkup diatas jerami-jerami kering. Terdengar jelas suara sapuan angin dari luar ruangan. Matanya sedikit demi sedikit bergerak, jemarinya pun sama demikian. Alma, gadis itu melenguh sembari mencoba membuka kedua matanya.
Seluruh badannya pun ikut di gerakkan. Namun nihil, badannya seperti ditimbun oleh bebatuan besar. Sakit sekali. Dalam hati ia terus bergumam, dimana ia berada?
Mata indah itu akhirnya bisa terbuka dengan sempurna. Ditatapnya ruangan yang sangat asing bagi Alma. Dan suara hembusan angin yang begitu besar diiringi kicauan burung. Tunggu, Alma menoleh ke arah jendela kayu kecil yang tepat ada disampingnya.
Matahari sudah menyinari tempat Alma sekarang. Alma mencoba bangun dari posisinya mencoba menghampiri jendela yang tadi ia lihat. Saat akan berjalan dua langkah lagi tiba-tiba ia dikejutkan dengan dobrakan dari arah pintu. Alma terperanjat, sontak ia berbalik badan menghadap sang pelaku.
Disaat sang pelaku mencoba maju menuju kearahnya, Alma mencoba mundur langkah demi langkah. Ia memandang pria itu dengan raut wajah yang ketakutan. Wajah pria itu menyeramkan, badan besar dan langkah besar itu membuat degup jantung Alma bergerak cepat. Dress yang semalam ia pakai pun sudah kotor dan lecek.
"Ka-kamu siapaa?" Tanya Alma sembari melangkahkan kakinya mundur terus menerus.
Bukk
Sial, Alma sudah terpentok dengan dinding diruangan itu. Ia terperangkap! Bahkan pria itu sudah tepat berada di depannya.
Pria itu tersenyum, ia membungkuk menjajarkan wajahnya dengan wajah Alma dengan jarak satu jengkal. Nafas Alma sudah tak beraturan. Pria itu berucap membuat semua bulu kuduk Alma meremang.
"Cantik." ucap pria itu masih dengan senyumnya.
Pupil mata Alma membesar, dengan jantung yang semakin tak karuan ia mencoba mendorong badan besar pria itu dari hadapannya. Sedikit terhuyung, pria itu bergumam dalam hatinya-kuat juga tenaga dia.
Alma emosi, ia melirik ke kanan dan ke kiri untuk mencari celah jalan keluar. Pria itu bahkan tidak murka saat Alma mendorongnya, ia semakin tersenyum sembari berjalan kembali ke arahnya.
Semakin menyeramkan.
"Nona cantik. Jangan galak-galak gitu lah. Sini sama abang peluk."
Sungguh, Alma ingin muntah sekarang. Ucapannya membuat siapa saja geli dibuatnya. Pria itu kurang ajar sekali. "Jangan mendekat!" Alma meninggikan intonasi suaranya.
Larangan adalah perintah. Yaa, pria itu bahkan tidak menghiraukan perkataan Alma. Ia terus mendekat dan mendekat.
Grep
Sial, pria itu berhasil memeluk tubuh mungilnya dari belakang. Alma memberontak, memukuli tubuh pria itu dengan sangat keras. Tapii nihil, pria itu pun sama, dia semakin mengeratkan pelukannya ditubuh Alma.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'M OKAY [ON GOING]
Teen Fiction-Almara Aninditha- "Tuhan, bisakah engkau berikan aku kebahagiaan sedikit saja?" "Mommy, Daddy dan sekarang semangatku Engkau hilangkan?" "Tolong, permudahlah jalanku." -------------------------------------------------------- Ini tentang Alma yang...