Part 8 - Berkunjung

99 78 46
                                    

Rintikan hujan membasahi langit sore kota ini, gadis dengan hoodie yang melekat pada tubuhnya sedang menatap sayu pemandangan jalanan yang becek diiringi banyaknya kendaraan-kendaran yang belalu-lalang kesana kemari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rintikan hujan membasahi langit sore kota ini, gadis dengan hoodie yang melekat pada tubuhnya sedang menatap sayu pemandangan jalanan yang becek diiringi banyaknya kendaraan-kendaran yang belalu-lalang kesana kemari.

Alma, gadis itu termenung didalam kendaraan mobil berwarna putih menuju perjalanan pulang, namun mobil itu seketika terhenti dikarenakan lampu merah. Hari ini benar-benar melelahkan. Suasana sejuk membuat Alma teringat dan merindukan kedua orang tuanya.

Bagaimana kabar Mommy dan Daddy sekarang?

Setetes demi tetes air mata itu tidak bisa lagi dibendung, Alma menangis menatap langit. Sebegitu sedihnya nasib ia sekarang, bagaimana tanggapan Mommy dan Daddy ya kalo Alma sudah keluar rumah dan bersekolah di sekolah pilihan Neneknya. Alma yakin ia pasti dimarahi karena Jemmy dan Seana-orang tua Alma, tidak membolehkan Alma keluar rumah sedikut pun. Alma pun terkekeh membayangkan dirinya dimarahi.

"Maaf Mommy Dadyy, Alma ingkar janji buat keluar rumah. Alma tidak tahu alasan kalian melarang Alma tapi Alma tahu kalian pasti tahu apa yang terbaik bagi Alma."

Diusapnya air mata yang jatuh itu dengan jemarinya. Alma tersenyum mungkin Tuhan sedang merencanakan takdir yang baik bagi dirinya. Ia sudah janji pada dirinya sendiri untuk tidak selalu menangisi Jemmy dan Seana.

Lampu merah sudah berganti menjadi hijau, mobil pun melaju kembali membelah jalanan yang padat akan kendaraan.

"Pak, tolong antar Alma ke pemakaman Mommy Daddy ya,"

"Tapi Non, Nyonya Melinda menyuruh saya untuk langsung pulang jangan kemana-kemana."

"Tapi Pak Alma rindu mereka, tolong ya." Mohon Alma.

Pak Supir-Pak Jojon dengan berat hati menuruti keinganan Alma, biarlah toh Alma pun sama-sama majikannya, ya walaupun pasti ia kena marah Melinda karena pulang terlambat.

"Baik Non."

Senyuman Alma menghiasi sore ini, Pak Jojon ikut tersenyum melihatnya. Ini adalah senyuman pertama yang ia lihat setelah kematian mendiang Jemmy dan Seana. Semoga saja hari-hari Alma bisa terus tersenyum seperti sebelumnya.

Terpampang jelas tulisan TEMPAT PEMAKAMAN UMUM dimata Alma, diambilnya payung dibagasi lalu membuka pintu mobil dengan perlahan. Ketika kakinya akan menginjak tanah, suara Pak Jojon menghentikan langkah Alma.

"Non tunggu biar saya antar,"

"Tidak usah Pak, tunggu disini saja."

"Tapi Non ini hujannya lebat takut Non kenapa-kenapa,"

"Gapapa Pak, Bapak tunggu saja disini." Pak Jojon pasrah, ia tidak jadi mengambil payung dan diam menunggu Alma kembali.

Batu nisan menuliskan nama Jemmy dan Seana kini membuat senyuman Alma kembali terbit. Alma rindu sekali teriakan Seana yang membangunkan pagi harinya. Alma rindu suara Jemmy yang memanggilnya untuk dipeluk.

I'M OKAY [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang