Part 5 - Masa Lalu

107 94 43
                                    

Hari berlalu begitu cepat, semenjak kedatangan Melinda tentu hidup Alma tidak sebaik semenjak ia tinggal bersaa kedua orang tuanya dulu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari berlalu begitu cepat, semenjak kedatangan Melinda tentu hidup Alma tidak sebaik semenjak ia tinggal bersaa kedua orang tuanya dulu. Setiap hari ada saja perdebabatan yang dibuat oleh Melinda, sebenarnya Alma tahu pasti ada alasan khusus mengapa Melinda tiba-tiba datang ke rumah ini.

Yang pasti Alma harus mempertahankan rumah ini dan tidak jatuh sepenuhnya ke tangan Neneknya itu. Ia sudah tahu niat busuk Melinda, ya semenjak dirinya tinggal bersama Melinda Alma pernah melihatnya menelpon seseorang dan selalu membahas bahwa rumah ini pasti akan menjadi miliknya sepenuhnya. Sebelum Melinda datang kesini dahulu pun ia pernah datang tetapi tentu kedatangannya hanya membuat keluarga Alma muak. Setiap ia datang Alma selalu di marahi tanpa sepengetahuan orang tuanya. 

Flashback on

"Hi Alma cantik, Nenek boleh gak bicara sebentar sama kamu?" Ucap Melinda pura-pura tersenyum.

"Ada apa ibu datang kesini?" Suara bariton mengagetkan Melinda yang sedang mengajak ngobrol Alma di ruang keluarga.

"Eh Jemmy anakku, tidak apa-apa, ibu hanya ingin berkunjung saja ingin menemui cucu ibu ini, emangnya salah ya? Iya kan Almaa?"

"Ibu sudahlah gak usah basa-basi, gak biasanya ibu datang kemari. Semenjak aku menikah sama seana ibu tidak pernah mengunjungiku lagi kan?"

"Alma sayang, Daddy mau bicara dulu sama Nenek, Alma ke kamar dulu ya,"

Alma kecil menganggukkan kepalanya seraya bilang "iya Daddy" .

"Jemm, maafin ibu selama ini ibu benar-benar menyesal karena tidak mengakui kamu. Memang, dulu ibu benar-benar tidak suka sama Seana. Seana mengambil kamu dari ibu, tentu ibu marah. Kamu pun tidak mendengarkan ibu dan malah mendengarkan janda--"

"STOPP! Jangan berbicara seperti itu lagi disini! Aku udah maafin ibu tapi tolong jangan ganggu keluarga kami. Kami sudah bahagia tanpa kehadiran ibu."

Semenjak saat itu Melinda tidak tinggal diam saja, secara diam-diam ia selalu menemui Alma dan membuat Alma menuruti semua perintahnya.

"Alma, jika kamu tidak ingin Daddy dan Mommy kamu terluka ikuti perintah Nenek! Kamu harus bisa bujuk orang tua kamu agar Nenek tinggal disini, paham?!"

Tubuh Alma gemeteran seraya menundukkan kepala, ia menoleh hati-hati kearah Melinda. Alma kecil hanya bisa menurut, ia takut orang tuanya terluka. "I-iya nek."

Flashback off

Saat itulah kehadiran Melinda saat Alma masih kecil, benar-benar menjadi luka yang buruk bagi Alma. Setiap hari jika orang tuanya bekerja, Alma selalu disuruh-suruh. Mengepel kamarnya, membersihkan lemarinya, dan lebih parahnya lagi Alma disuruh membersihkan toilet kamar Melinda. Kejam memang, tapi Alma kecil tidak bisa berbuat apa-apa. Ketika mulutnya ingin berkata dan mengadukan kepada Jemmy dan Seana, selalu saja ada Melinda yang mengawasi dan memelototinya.

Sekarang, kejadian itu bahkan terjadi lagi semenjak orang tuanya tiada. Melinda semena-mena lagi terhadap Alma. Alma sudah besar sekarang, ia bisa memarahi Melinda tetapi Alma adalah Alma, gadis manja yang masih memiliki hati lembut, jika ia dimarahi maka rasa keberaniannya sirna begitu saja.

Seperti sekarang ini, Alma sedang menyiram tanaman di halaman belakang tentu atas perintah Melinda ditemani Juni disampingnya. Juni merasa kasihan kepada Nonanya. Takdir apa lagi yang Tuhan beri kepada Alma.

"Non, biar saya saja ya yang siram, Non makan dulu sana, tadi pagi saya simpan makanan di laci bawah meja belajar Non,"

"Gak usah Juni, aku ingin menyelesaikan ini dulu, kamu sudah tau sifat Nenek singa itu gimana kan?"

"Saya kira Non gadis yang manja, keras kepala, egois, emm tapi Nona Alma sabaran juga ya. Sudah beberapa kali dibentak sama Nenek sihir itu tapi mau saja ngelakuin perintah dia,"

Alma menoleh menatap sinis Juni, ia tidak tahu saja sebenarnya ia muak disuruh-suruh begini.

"Sudah bicaranya?"

"Eh hehe maaf Non. Tapi bener Non sekarang kamu makan dulu aja sana, ini sudah sore, Non belum makan kan dari pagi? Biar saya saja yang lanjutin"

"Gak mba Juni." Dia tidak tahu saja bisa-bisa aku diseret keluar dari rumah ini-batin Alma.

"Hem yasudah."

♡♡♡

"ALMAAA!"

Merasa dirinya dipanggil dari lantai bawah, Alma berdecak malas mendengarnya, ia sudah tahu itu pasti Nenek singa. Alma melangkahkan kakinya membuka knop pintu dan berjalan menghampiri Melinda.

"Ck, ada apa lagi ini?" Gumam Alma.

Tap tap tap

"Ada apa?" Tanya Alma ketika sudah dihadapan Melinda di meja makan.

"Sedang apa kamu didalam kamar terus?"

"Belajar."

"Cepat makan! Saya tidak mau kamu mati gara-gara saya karena saya tidak memberi kamu makan."

Alma tidak menjawab, ia berjalan malas, mendudukan bokongnya dikursi yang ada di sana. Diambilnya nasi dan lauk pauk, Alma tidak selera makan sekarang. Tapi apa boleh buat perutnya sudah keroncongan sejak tadi siang.

Makan malam pun berjalan dengan keheningan. Melinda duduk dipojok kanan dan Alma duduk di pojok kiri. Suara dentingan sendok yang disimpan diatas meja terdengar nyaring oleh Melinda. Melinda menoleh ke arah Alma, ternyata Alma sudah selesai makan makananya.

"Sebentar!" Tukas Melinda saat Alma ingin berdiri meninggalkan meja makan.

"Apa?"

"Mulai besok kamu harus sekolah!"

"Ah maksud Nenek, sekolah diluar. Nenek sudah mendaftarkan kamu disalah satu sekolah, turuti perintah Nenek atau kamu harus pergi dari rumah ini!"

"Aku tidak bisa Nek,"

"Tidak bisa? Kenapa? Kamu tidak suntuk didalam rumah terus? Tenang Alma Nenek tidak akan membuat rumah ini jadi milik Nenek seutuhnya,"

Bullshitt

"Tidak, aku sudah terbiasa disini. Aku sudah belajar dengan baik."

Melinda merubah raut wajahnya, alisnya ditekuk pertanda ia benar-benar marah. Alma harus tetap menuruti perintahnya, harus.

"ALMAA! Nenek sudah berusaha menahannya, bagaimanapun besok kamu harus kesekolah. Atau..."

Alma khawatir kelanjutan ucapan Melinda, ia menatap Melinda. Apalagi yang akan dilakukan Nenek singa itu. Tidak, ia tidak boleh takut sekarang. Sebenernya Alma juga penasaran dengan dunia luar, tapi jika ia keluar bisa-bisa Melinda membuat Alma benar-benar keluar dari rumah ini.

"Atauu Nenek akan kirim kamu ke luar negeri dan menjual semua organ yang ada di--"

"STOPPP! OKE AKU MASUK KE SEKOLAH PILIHAN NENEK. PUAS!"

Oke, kali ini ia akan menurutinya lagi. Ia harus tetap hidup demi mendapatkan kembali sepenuhnya rumah ini. Alma pasti bisa sekolah ditempat itu sambil memikirkan bagaimana caranya agar rumah ini krmbali kepadanya. Alma berlari ke arah kamar, menutup keras pintu kamar dengan kencang hingga terdengar nyaring ditelinga Melinda.

BRAKK!!

To be continue.

I'M OKAY [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang