Bag 08. To be honest

633 85 14
                                    

Luna Azoora, si pecinta lukisan dan segala hal tentang seni

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Luna Azoora, si pecinta lukisan dan segala hal tentang seni. Gadis polos yang naif, karena terlalu berusaha untuk terlihat sebagai gadis yang baik. Terkesan tak punya teman, tetapi hampir semua mengenal namanya. Bukan, karena pintar, melainkan kekuasaan. Luna dilahirkan tunggal dari keluarga konglomerat yang tak lain pemilik Dolton Highscool—SMA nya sekarang. Membuat semua orang segan, untuk memulai pertemanan.

Gadis naif itu, sudah lama sekali mengagumi sosok lelaki apatis yang tak pernah memandang dirinya. John Seno. Sejak dipertemukannya mereka di kelas sepuluh, Luna yang terpukau pada kepintaran dan ketampanan Juan, akhirnya memutuskan untuk menyukainya secara diam-diam. Hampir setiap saat ketika ada kesempatan, Luna mencuri pandang barang sedetik.

Luna sangat kagum, dan sangat menyukai lelaki itu. Tetapi, ia tak punya keberanian untuk mendekatkan diri pada Juan. Sejauh ini, Luna hanya berani memandang Juan. Tak peduli pada rumor yang beredar, Luna tetap menyukai Juan dengan harapan lelaki itu balas menyukai dirinya.

Namun, hari itu berubah. Untuk pertama kalinya, Luna melihat sosok Juan yang mengabaikan sekitar memperhatikan gadis di kelasnya secara diam-diam. Bukan hanya sekali, tetapi sering terjadi. Luna sangat kesal, karena dari banyaknya gadis, mengapa Heera yang membuat Juan tertarik? Sejak saat itu, Luna memutuskan membenci Heera.

Tiada hari tanpa Heera, setiap kali Luna memperhatikan Juan, sorot matanya yang dingin itu tak beralih dari Heera. Hingga, suatu hari di bekas kolam renang sekolah. Luna yang pada saat itu mengikuti mereka secara diam-diam, membukakan pintu lemari yang di dalamnya terdapat mereka. Setidaknya, tindakannya kala itu membuat namanya dikenal oleh Juan.

Keberanian Luna semakin lama mulai terbentuk. Malam itu di pesta rumah Gamaliel, ia terlihat sangat senang melihat sosok Juan, meski pada akhirnya senyuman itu luntur tatkala melihat Heera di belakangnya. Ia pun menjadi sangat marah, dan meletakkan kembali gelasnya, lalu pulang. Untuk kesekian kalinya, mengapa Heera?

Setelah pesta itu diadakan. Sesuatu yang aneh terjadi di antara mereka, sebab Juan mulai berhenti memperhatikan Heera dan menjadi sosok seperti sebelumnya yang gila belajar. Tentu saja, Luna menganggap itu sebagai kesempatan emas. Oleh karena itu, secara diam-diam ia meletakkan susu rasa strawberry di laci Juan. Hal kecil yang membuat Luna sangat bahagia.

Namun, kesenangannya tak bertahan lama, ketika siang itu ia memergoki dua manusia yang tadinya asing saling berciuman di dalam kelas. Luna sangat kaget, sementara dua manusia itu bertindak seolah tak terjadi apa-apa. Luna pikir kedekatan mereka hanya sebagai teman biasa, tetapi siapa sangka jika hubungan mereka sudah sejauh itu.

Kenapa harus gue yang lihat mereka? Kenapa mereka ciuman di dalam kelas? Sebenarnya hubungan seperti apa yang mereka jalani? Setelah menjadi asing, kenapa mereka berubah layaknya nggak ada masalah?—pikiran Luna bergelut setelah menyaksikan adegan itu di depan matanya, meski hanya sekilas, karena mereka langsung memisahkan diri.

Luna membenci itu. Belum lagi, ia melihat dua susu strawberry yang ia berikan pada Juan berada di tempat sampah. Pernapasannya tercekat, dadanya terasa panas dengan sesak yang teramat. Luna berlari dari kelas dan bersembunyi di dalam WC, bola matanya sudah berkaca-kaca, tetapi lebih dulu Luna memperbaiki jalur pernapasannya supaya kembali normal.

LIFE LIKE A PETAL ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang