Bag 20. John's back

527 73 31
                                    

Juan hampir mengingat setengah ingatannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Juan hampir mengingat setengah ingatannya. Pagi buta di rumah, ia baru saja menghentikan motornya di pelataran rumahnya. Lalu, melangkahkan kaki tergesa-gesa dengan wajahnya yang tertekuk masam, memasuki rumahnya. Terlihat pula, beberapa pekerja yang menyambut kedatangan Juan.

Sesampainya di ambang pintu, Juan mendorong pintu itu sangat keras, mengejutkan Lilia yang sudah lengkap mengenakan seragam sekolah, hendak pergi ke sekolah.

Juan pun berhenti melangkah, menarik napasnya sangat dalam sembari menatap Lilia sangat tajam. Lalu, melanjutkan langkahnya menghampiri Lilia yang sedang bergeming menatapnya keheranan. Juan tahu, jika adiknya akan berangkat lebih cepat, makanya di pagi buta ia meninggalkan Heera menuju rumahnya.

"Gue butuh penjelasan lo," ucap Juan dengan suara rendahnya—menatap Lilia sangat tajam.

"Ada apa, John?" tanya mamanya baru saja keluar dari dapur.

"Jangan ikut campur," balas Juan sembari melirik sinis mamanya.

Siska membelalakkan mata. Sikap Juan sekarang sama persis seperti Juan sebelum lupa ingatan. Putranya ini sangat membenci Siska, teramat benci sampai tak pernah berbicara. Kebencian Juan sudah terlihat dari caranya bicara yang ketus sejak delapan tahun.

"John, ingatan kamu udah pulih?" Siska memastikan sembari melangkahkan kaki menghampiri Juan, lalu mengangkat tangan hendak mengelus rambut Juan.

"Apa lo budek! Hah?!" bentak Juan Setelah menepis tangan mamanya.

Di sudut sana, tepatnya dua meter dari kaki Juan berdiri, tubuh Lilia bergetar hebat. Dari banyaknya sifat Juan, sikapnya sekarang inilah yang paling Lilia benci, karena membuatnya tertekan dan takut setengah mati pada Juan. Dahulu sebelum Juan lupa ingatan, sikapnya yang kasar dan semena-mena sangat menyusahkan Lilia.

Lilia akui abangnya memang sangat pintar, tetapi sikap Juan yang buruk, membuatnya membenci Juan.

"Lil!" bentak Juan sekali lagi.

Lilia mengangkat wajahnya. Ia takut, tetapi harus berani. Lilia pun melangkahkan kaki, menghampiri Juan. Tepat di hadapan Juan, Lilia memberikan tatapan yang sangat mengintimidasi Juan. Lilia tak takut, setelah banyak rasa sakit yang ia rasakan, kepada Juan ia berani melawan.

Melihat Lilia yang berani menantangnya, membuat Juan geram. Lantas, tanpa pertimbangan lagi ia mengangkat tangan, lalu mendaratkan di wajah Lilia, sampai wajah Lilia terhempas bersama rambut panjangnya yang menutupi setengah wajah Lilia. Belum selesai, Juan langsung mencekik leher Lilia dan menatapnya nyalang.

"John, jangan sakiti adik kamu!" teriak mamanya, tetapi dengan cepat tubuhnya terjatuh, karena didorong oleh Juan.

"Lo mau balas dendam?" tanya Juan dengan matanya yang menukik tajam. "Hapus videonya!"

Melihat keributan yang terjadi pada kedua anaknya, membuat Siska segera bangkit untuk menengahi masalah, walau pada akhirnya tetap gagal. "Video apa yang kamu maksud, John?!"

LIFE LIKE A PETAL ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang