Bag 21. Heart to heart

533 74 16
                                    

Apakah Juan akan kembali pada Danika?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Apakah Juan akan kembali pada Danika?

Hatinya terombang-ambing, ia sangat bimbang begitu mengingat Danika yang dulunya sangat ia sayangi. Malam ini, setelah memikirkan banyak pertimbangan, Juan akhirnya memantapkan diri untuk menemui Danika. Ia tahu, resiko yang ia terima pastinya akan besar. Menemui Danika, bisa saja membuat rasa sayangnya yang terlupakan kembali pada perempuan itu.

Lalu, bagaimana Heera?

Untuk saat ini, Juan ingin menyelesaikan masalahnya dengan Danika. Ia tetap pergi menemui Danika, memberi kejelasan tentang apa yang selama ini terjadi. Juan tak ingin, hatinya semakin bimbang. Malam ini juga, ia harus menyelesaikan segala urusan yang mengganjal di hatinya.

Di rumah sederhana itu, berlantai dua, tetapi punya ukuran yang tak begitu besar. Juan sudah berdiri di depan gerbang, menunggu sang pemilik rumah membukakan pintu gerbangnya. Juan menundukkan kepala, pikirannya masih berputar-putar tentang Heera.

"John!" seru Danika setelah membuka pintu gerbangnya, maniknya berkaca, senang dan juga terharu melihat Juan di depannya lagi.

Juan sendiri tidak bereaksi, hanya berwajah datar.

"I miss you." Danika menarik tubuh Juan dan memeluknya sangat erat. "Kamu ke mana aja? Kamu masih marah sama aku?"

Dengan terpaksa Juan melepas pelukan Danika, ia bergeming memandang perempuan di depannya sangat dalam, sampai tak sadar Juan pun meneteskan air mata. Pelukan itu, membuat pertahannya goyah. Air mata tumpah setelah lama menahannya.

"Hei, kamu kenapa?" tanya Danika sembari mengusap air mata Juan. "Ayo masuk ke dalam, kita obrolin—"

Juan menggelengkan kepala sembari menahan Danika. "Di sini aja," ucapnya.

Danika yang keheranan akhirnya menurut, bersedia mendengar ucapan Juan.

"Gue minta maaf."

"Jangan diterusin!" Danika bergeming dengan wajah penuh kebingungan. "Udah aku maafin," lanjutnya.

Setelah ingatannya kembali, Juan sebenarnya rindu melihat wajah itu, wajah yang membuatnya tenang, wajah yang selalu memberinya dukungan. Apa pun itu, wajah itu selalu ada menemani Juan. Namun, apakah Juan bisa? Pikirannya kalut, Juan kehabisan kata-katanya untuk membantah pikirannya. Juan linglung. Kepalanya terus menggeleng, menolak rasa itu.

Mendapati Juan hanya terdiam, Danika mengikis jaraknya. "John, I love you." Danika menarik tengkuk Juan sembari menyatukan bibirnya. Danika pun sulit. Di saat rasa cintanya pada Juan semakin besar, ia diberatkan dengan dua pilihan yang memaksa Danika harus pergi meninggalkan Juan. Saat ini, Danika sangat rindu. Ia terus menggerakkan bibirnya melumat bibir Juan, sebab rindunya teramat besar. Tapi, ada yang aneh pada lelaki itu, Danika sama sekali tak mendapatkan balasan dari Juan.

Danika melepas tautannya, lalu menundukkan kepala dengan tangannya yang masih menggantung di leher Juan. "Kenapa, John?"

Juan mengepal kedua tangannya, mati-matian menahan keinginan itu semakin mendalam. Dengan segera ia mendorong Danika, memisahkan jarak di antara mereka. Bagaimana pun juga, Juan harus menjelaskan situasi yang terjadi di antara mereka, ia tak ingin membingungkan Danika dan meninggalkan Heera.

LIFE LIKE A PETAL ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang