Bag 06. Party it's over

778 93 22
                                    

Heera menghela napas panjangnya, belum lama mereka terkurung di kamar ini, ia merasa sangat bosan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Heera menghela napas panjangnya, belum lama mereka terkurung di kamar ini, ia merasa sangat bosan. Di waktu yang sama ponsel genggam itu kehabisan daya baterai. Secara mutlak, Heera kehilangan sesuatu yang dapat membantu rasa bosan dan canggung berada di dalam ruangan yang sama dengan Juan. Heera menatap lelaki itu, dengan santainya Juan hanya duduk di kursi sembari memainkan ponsel.

Heera bosan, asal Juan tahu. Tapi, lelaki itu sangat apatis pada lingkungan sekitar.

"Juan," panggil Heera.

Mendengar namanya dipanggil, Juan pun mengalihkan pandangannya lurus menghadap Heera yang duduk di atas ranjang.

Heera berdehem sejenak. "Kapan pintunya dibuka?"

"Mereka nggak akan bukain pintu, sebelum keinginan mereka terpenuhi," jawab Juan.

"Keinginan apa?" Heera memiringkan kepalanya sebentar.

Juan menghela napas beratnya, lalu meletakkan ponsel itu di atas meja. Tak menghiraukan pertanyaan Heera, ia segera beringsut. Lalu, mendorong tubuh Heera hingga terlentang di atas permukaan ranjang. Juan mengungkung tubuh itu dengan cengkeraman tangannya yang kuat menggenggam pergelangan tangan Heera.

"Seks," jawabnya.

Sontak saja, mata Heera langsung melebar begitu mendengar jawaban Juan.

"Lo nggak akan ngelakuin itu, kan?" tanya Heera dengan suaranya yang gagap.

Bergeming sejenak, tatapan Juan semakin dalam memandang Heera yang berada di bawah kungkungannya. "Tergantung lo."

"Kita bisa kabur lewat jendela," ucap Heera berusaha mencari jalan lain.

"Nggak bisa." Juan diam sejenak. "Jendela kamar ini langsung ngarah ke halaman rumah Gama, lo lihat sendiri mereka juga ngadain pesta di sana."

"Bukan berarti satu-satunya cara adalah seks, kan?"

"Iya. Lo bener." Juan beringsut dan duduk di sebelah Heera, termenung sejenak dengan helaan napasnya yang terasa berat, sementara Heera bergegas mengubah posisinya menjadi duduk di sebelah Juan. "Mereka tahu kelemahan gue," lanjutnya.

Juan memegang dadanya, teringat kembali ketika dengan sengaja mereka mengurung Juan di dalam ruangan yang gelap. Di saat itu, Juan kehabisan napas dan kehilangan fokus. Juan merasa terbebani, apalagi ia kehilangan kesadarannya kala itu. Sama seperti malam ini, meski ada Heera yang turut bersamanya.

"Tell me ...." Heera balas menatap Juan dengan sangat yakin.

"Gue nggak sebaik yang mereka kira, mungkin lo pernah denger rumor aneh tentang gue, dan itu benar."

"The rumor?" Pupil Heera terbeliak sempurna. "Juan ... lo nggak perlu membenarkan rumor buruk tentang lo."

"Rumors say that I often go to clubs, seneng-seneng sama cewek, kecuali seksnya, itu nggak bener. Mungkin ada hal lain yang jauh lebih parah, tapi, gue lupa."

LIFE LIKE A PETAL ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang