Bag 04. If the World end

749 96 21
                                    

Jika dunia berakhir, maka yang Juan lakukan adalah pasrah dan berserah diri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jika dunia berakhir, maka yang Juan lakukan adalah pasrah dan berserah diri. Juan tak ingin ambil pusing memikirkan dunianya yang kacau, jika akhirat akhir hidupnya. Juan bukan hanya kehilangan jati diri, tetapi juga kehilangan arah. Juan hanya butuh seseorang yang dapat membimbingnya menjadi pribadi yang lebih baik, sebelum hal itu sepenuhnya menguasai hidup Juan.

"Ra, lo mau bantu gue?" tanya Juan bersuara lirih.

Di atas motor yang sedang bergerak di jalanan aspal hitam, lengan Heera merangkul pinggang Juan.

"Bukannya lo lebih pintar dari gue?" balas Heera. Gadis ini hanya tak paham tentang ucapan Juan, lagi pula, membantu dalam hal apa ketika hidup Juan sudah sempurna?

Sempurna? Sepertinya, semua orang menganggap lelaki putus asa itu memiliki kehidupan yang sempurna. Mereka tak tahu, jika Juan hancur berkeping-keping.

Juan pun hanya diam, lalu menambah kecepatan motornya hingga melaju sangat cepat. Ia tak peduli pada kendaraan di depannya, motor itu semakin cepat memecah jalanan kota yang ramai lancar. Sepertinya Juan terlalu mengganggap Heera mudah, dan berpikiran jika gadis itu dapat membantu dirinya.

Sesampainya motor itu di sebuah jalanan sunyi, Juan menurunkan gasnya, lalu berhenti di tepi jalan. Menggunakan kedua kaki yang menyangga badan motornya, Juan menghadap ke belakang, memandang Heera di balik helm hitamnya.

"Ini di mana?" tanya Heera keheranan.

Juan tak menjawab pertanyaan itu, ia pun turun dari motor sembari melepas helm di kepalanya.

Lokasi ini adalah bagian lain yang menjadi favoritnya, hanya jalanan beraspal biasa, tetapi punya pemandangan yang Juan suka. Jalanan ini tak begitu ramai, karena yang Juan tahu itu bukan jalanan umum. Sisi jalan itu dipenuhi oleh pepohonan yang rindang, sementara bagian sampingnya ditumbuhi rerumputan yang hijau. Jalan aspalnya masih mulus tanpa goresan. Sederhana, tetapi Juan suka.

"Sekarang lagi musim hujan, biasanya sepanjang jalan di depan kita bisa lihat bulan," ucap Juan.

Heera masih tak paham dengan istimewanya jalanan ini sampai Juan berakhir membawanya ke sini. Namun, daripada itu ada hal menarik yang membuat Heera penasaran. Lantas ia pun berdehem pelan sembari turun dari motor, lalu melirik Juan penasaran.

"Lo ada masalah apa?" tanya Heera.

Juan mengabaikan pertanyaan itu, jari tangannya terlihat sibuk menghidupkan pemantik api pada rokok yang ia gigit.

Heera berdehem sembari menendang kecil rumput di depan kakinya. "Gue tahu, kita emang nggak deket. Tapi, kalau ada masalah gue siap, kok, jadi temen curhat lo."

LIFE LIKE A PETAL ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang