Bag 19. Go insane about it

558 80 14
                                    

Hito membanting kursi sangat keras

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hito membanting kursi sangat keras. Wajahnya tertekuk masam, dan tatapan matanya sangat tajam. Seolah siap menerkam siapa saja yang berani melewati dirinya. Hito sangat marah, karena namanya terseret oleh penyebar video itu. Sejak tadi ia sudah melampiaskan amarahnya dengan membanting kursi kayu di markas mereka, tetapi masih belum jera juga.

"John Seno anak anjing itu! Pasti nuduh kita!" kesal Hito.

Di depannya, ada Riki yang duduk manis menyaksikan kemarahan Hito, sementara Gama dan Nathan bersikap masa bodoh dengan menyibukkan diri. Tentu saja, hal itu membuat amarah Hito semakin meningkat.

"Anjing, lah! Hidup gue masih panjang, gue belum mau membusuk di penjara!" umpat Hito.

"Jangan terlalu di pikirin, Nyet! Emosi lo buat gue nggak nyaman," tukas Gama.

"Gimana nggak gue pikirin?! Masa depan gue hancur!" sahut Hito.

"Kayak punya masa depan aja," timpal Nathan.

Hito pun terdiam.

"Gue curiga John Seno punya kepribadian ganda, karena cuma sama dia gue kirim videonya," celetuk Nathan yang terlihat sangat santai.

"Mana mungkin!" geram Hito sembari memukul dinding di belakangnya. "John Seno bukan cowok bodoh! Nyebarin videonya, itu sama halnya dengan bunuh diri!" lanjut Hito dengan alisnya yang menukik tajam.

"Udah, lah! Lo diem aja, jangan ngamuk nggak jelas, gue pusing, To!" seru Gama berusaha menengahi perdebatan itu.

Hito pun menghela napas, lalu menggerakkan kaki berencana duduk di sebelah Gama. Namun, langkahnya berhenti tatkala menyaksikan Riki mengangkat wajah sinisnya.

"Waktu perkosa Claudy, pikiran lo ke mana? Waktu patahin tangan Dafa, lo sempet mikir konsekuensinya, nggak?" tanya Riki berusaha mengintimidasi Hito dengan pertanyaannya, tanpa sadar ucapannya itu hanya membuat bara api semakin menyala.

"Diem lo, Pecandu! Pendapat lo nggak berguna di sini!" sungut Hito sembari menarik seragam Riki, hingga tubuh lelaki itu sedikit terangkat. "Lo juga sama ... you're the first person to sleep with Claudy! Kalau bukan, karena hasutan lo, gue sama Gama nggak akan menjadikan Claudy sebagai budak seks," lanjutnya.

Riki mengeritkan gigi geraham, tatapan matanya sangat tajam memandang Hito, karena Riki paling tak senang hobi gilanya itu dijadikan bahan umpatan. Namun, semua itu terjadi, karena mulutnya yang asal berbunyi.

"Dari awal itu ide lo!" teriak Riki beranjak dari duduknya, membuat cengkeraman Hito terlepas, lalu berhadapan langsung di depan Hito. Sontak saja, semua pandangan pun langsung menuntut ke arah mereka. "Ini bukan soal yang pertama tidur sama Claudy, tapi kalau bukan, karena ide busuk lo, dia nggak akan mati bunuh diri," sindir Riki menekankan suaranya.

Hito berdecak kesal sembari membuang wajah, "lo tau dari mana Claudy bunuh diri, karena gue?"

"Menurut lo gimana, Nyet? Hampir setiap saat lo sama Gama perkosa Claudy," cemooh Riki.

LIFE LIKE A PETAL ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang