Epilogue "You"

937 86 37
                                    

Kabar terakhir yang Heera dengar tentang Juan ketika lelaki itu dibawa ke pusat penahanan remaja, sejak saat itu sampai enam tahun kemudian, Heera tak tahu kabarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kabar terakhir yang Heera dengar tentang Juan ketika lelaki itu dibawa ke pusat penahanan remaja, sejak saat itu sampai enam tahun kemudian, Heera tak tahu kabarnya. Saat ini usia Heera sudah 23 tahun, satu bulan yang lalu ia baru saja menyelesaikan pendidikannya sebagai sarjana Psikologi. Sampai sekarang pun, Heera masih tak menyangka jika waktu sudah berlalu dengan cepat.

Selama satu tahun ke belakang, ia menghabiskan waktu mengurus toko bunga milik sang Kakak. Sekarang semuanya berubah, Heera menjadi lebih baik dengan pribadi yang jauh lebih dewasa.

Sore hari pukul empat, Heera baru saja menerima stok bunga edelweis yang ia pesan. Ia sangat suka dengan aroma bunga itu, bunga yang menandakan sesuatu yang abadi. Herannya Heera, jarang yang menggunakan bunga edelweis sebagai simbol cinta. Heera menghela napas, baru saja perhatian Heera teralihkan pada buket tulip merah yang terletak di depan meja toko.

Heera pun keluar, mengambil bunga itu, lalu menghubungi sang Kakak perihal pengirim bunga itu.

"Kak, ada bunga tulip merah, siapa yang pesen?" tanya Heera pada sambungan telepon.

"Gue nggak ada pesan, Ra, secret admirer lo kali," balas sang Kakak.

Heera hanya berdehem, lalu teralihkan pada tangisan anak kecil di dalam toko. "Kak, aku tutup ya, Noya nangis," ucapnya, lalu menutup telepon.

Heera berlari ke dalam toko, meletakkan buket tulip itu di atas meja kasir. Tangisan anak kecil itu semakin nyaring, Heera pun membuka pintu belakang dan mendapati seorang gadis kecil dengan mata yang sama sepertinya, menatapnya sendu.

"Noya udah bangun," ucapnya lembut, lalu memeluk gadis kecil itu. Membelai lembut punggungnya, untuk menenangkan Noya dari tangisan. "Maaf ya," lanjut Heera.

Betapa lucunya, Noya langsung terdiam ketika berada di pelukan Heera. Pelukan yang terasa hangat, kelembutan Heera dapat menenangkan Noya dalam seketika.

•••

Minggu ini Heera sudah membuat janji dengan Kaia dan Ellena, mereka pun sama nasibnya, berjuang ke sana ke mari mencari pekerjaan meski mereka sudah lulus dari satu tahun yang lalu. Tak ada yang berubah dari mereka, semua masih terlihat sama, dan Ellena menjadi lebih baik dari sebelumnya.

Siang ini, mereka sedang berada di sebuah kafe yang baru saja membuka cabang di wilayah mereka. Sebenarnya Heera tak tega meninggalkan Noya, tetapi kakaknya bersikeras memaksa Heera, karena ia terlalu jarang menikmati waktu bersama temannya.

"Katanya Hito baru aja bebas dari penjara," ucap Kaia sembari menyantap es krim rasa strawberry.

"Gama sama Nathan udah dari tiga tahun lalu, Riki pindah ke luar negeri, dan di mana Juan?" tanya Ellena bersikap santai.

LIFE LIKE A PETAL ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang