Bag 23. It's a mess

516 72 8
                                    

Juan terpaksa melakukannya untuk memberi  jarak sebelum semuanya berakhir

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Juan terpaksa melakukannya untuk memberi  jarak sebelum semuanya berakhir. Sudah beberapa hari ini Juan menghindari Heera dan keempat lelaki yang sedang antisipasi pada pembalasan Juan. Masalahnya dengan Lilia ia anggap selesai, dan seperti dugaannya orang tua itu dengan cepat melupakan kejadian tersebut.

Namun, seolah menggagalkan rencana, hampir setiap saat Danika selalu menghubungi Juan—meminta bantuan— Juan sendiri tak bisa menolak, karena tahu jika Danika tak punya seseorang yang bisa diandalkan. Saat ini sampai sepuluh bulan ke depan, Danika hidup sendirian, tanpa orang dewasa yang turut mendampingi.

Seperti sore ini, setelah menjemput Danika di sekolahnya, ia bertahan lebih lama di kediaman Danika. Sebenarnya berat, tapi terpaksa untuk menghilangkan rasa bersalahnya pada Heera. Memang jahat, bagaimana pun juga, Juan tetaplah Juan. Tak peduli ingatannya kembali, pada dasarnya yang paling sulit diubah adalah sifat manusia.

Dari arah dapur, Danika membawa nampan yang berisi dua piring nasi goreng. Dengan senyum sumringah, Danika membawa nampan itu menghampiri Juan. Lalu, meletakkannya di atas meja, sembari berkata. "Masakan aku udah jadi—"

"Danika, udah waktunya gue pulang," potong Juan beranjak dari sofa.

"Tunggu! Kamu harus makan dulu masakan aku, ini menu spesial."

"Masakan lo enak."

Danika menghela napas beratnya, lalu menarik tangan Juan kembali duduk di sofa, dan duduk di sebelahnya.

"Nasi goreng kimchi pertamaku, kamu harus coba dulu sebelum pulang," ucapnya sembari menarik satu piring ke dekat Juan. "Atau mau aku suapin?" tanya Danika dengan matanya yang berbinar.

Juan tak menggubris, wajahnya masih tercetak datar, karena Juan terlalu malas berlama-lama bersama Danika. Entah sampai kapan, Danika bisa mengerti pada situasi yang terjadi di antara mereka. Namun, sikap Juan sekarang bukan berarti ia kembali pada Danika, Juan hanya ingin melampiaskan kekosongan hatinya selama menghindari Heera.

"Buka mulut kamu," titah Danika sembari mengarahkan sendok itu di depan mulut Juan.

Juan beranjak dari sofa, tapi kembali ditarik oleh Danika setelah meletakkan sendok itu di atas piring. Sementara itu, Juan berusaha menggerakkan tubuhnya yang terkunci oleh Danika yang tiba-tiba menindihnya.

"Kamu nggak kangen aku, John?" tanya Danika dengan senyum menggoda.

Tatapan Juan lurus memandang Danika sangat dalam.

"John—" ucap Danika sembari mengarahkan jari telunjuknya di perut Juan. "—aku kangen suara kamu, suara lembut kamu waktu nyebut namaku ... kamu nggak kangen suasana itu?" lanjutnya tersenyum miring dan bersuara lirih.

Tak semudah itu membuat Juan terkecoh, karena tekadnya sudah bulat. Ia ke rumah Danika hanya membantunya saja, tak ada tujuan lain. Lantas, tanpa memikirkan perasaan Danika, Juan langsung mendorong tubuh itu supaya menyingkir. Lalu, tanpa menghiraukan Danika, dengan cepat Juan langsung melenggang pergi.

LIFE LIKE A PETAL ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang