AK #17

900 88 4
                                    

Cerita ini bersifat remake. Yang berarti sebelum mempublish cerita ini, sudah diberi izin dengan penulis aslinya.

Disamping itu tetap dukung karya ini dan karya aslinya. Kalau tetap ingin baca, hargai karya penulis dan tetap baca dengan tenang tanpa protes sedikitpun.

Cerita ini murni remake dari milik Icha__Kim

***




















Bulan yang bersinar menerangi langit gelap kini telah berganti menjadi cicitan burung di pagi hari.

Mungkin malam boleh berganti siang, sang bulan boleh berganti sang surya, namun Junkyu masih terpaku di ruang khusu di markasnya. Menatapi layar monitor yang tengah memperhatikan gerak-gerik Jeongwoo yang berlari kesana kemari menghindari incaran polisi.

Junkyu tak tidur nyenyak semalam, berakhir dengan dia yang tak beranjak dari kursi kebesarannya sejak jam tiga subuh tadi sampai sinar matahari mengintip malu dari celah gorden ruangannya.

"Tuan Muda, anda ingin beristirahat sebentar? Biar saya yang akan menggantikan anda untuk sementara waktu." Tawar Doyoung yang tak tega melihat Tuan-nya. Sedangkan ia pun bergantian menemani Junkyu bersama dengan Asahi.

Junkyu menghela napasnya lalu berdiri.

"Aku akan membersihkan diriku sebentar dan kembali kesini. Aku tidak akan meninggalkan dia terlalu lama, dia bisa saja berbuat apapun. Musuh bahkan selalu membuka mata mereka untuk menyusun rencana membunuh kita. Maka yang harus kita lakukan adalah selalu membuka mata dan langsung membunuh mereka."

Doyoung mengangguk dan membiarkan Junkyu membersihkan dirinya terlebih dulu. Sedangkan dia tetap berdiri tegak dengan pandangannya terfokus pada video atau lebih tepatnya sebuah drone yang sangat kecil, berfungsi untuk merekam setiap pergerakan Jeongwoo.

Mengikuti kemana pria itu berlari, sampai akhirnya ia terlalu percaya diri untuk menang. Sedangkan pada kenyataannya, dia sudah kalah sejak awal dan kematianpun sudah menunggunya dengan sangat antusias.

"Perumpaan yang lucu, larva heh?" gumam Doyoung dengan senyum gelinya. Memikirkan Jihoon yang bahkan sampai sekarang masih bertanya-tanya apa makna tersirat yang bisa diambil dari kartun larva itu.

***
























Haruto memakai topi hitam sebagai penutup rangkaiannya dalam berpakaian pagi ini. Semua serba hitam, dari baju, kemeja, jeans, sepatu, bahkan kacamatanya pun berwarna hitam.

Hatinya pagi ini sangat berbahagia karena Yuna akan berkunjung ke markas favoritnya dan ia akan mengajarkan apa arti kehidupan bagi wanita itu.

Ah, omong-omong tentang wanita itu, Yuna saat ini tengah menunggunya sejak semalam di depan pintu apartementnya. Ia tak membukakan pintu itu untuk Yuna sama sekali dan hanya berkata jika apartement ini akan aman dari segala macam awak media maupun pihak kepolisian.

Tak juga terlalu peduli, jika saja wanita itu kedinginan atau bagaimana.

Dan terakhir sebuah masker berwarna hitam untuk menyamarkan wajahnya. Kini Haruto telah siap untuk mengantarkan Yuna ke tempat yang paling aman menurutnya.

Mengambil ponsel dan dompetnya, lalu sebuah kunci mobil. Langkah kakinya ia bawa pelan menuju pintu apartementnya, membuka kunci dan membuka pintu itu.

Pemandangan Yuna yang kedinginan dengan sebuah baju tipis yang kini tersisa di tubuhnya menyambut indra penglihatan Haruto. Namun bibir bergetar yang membiru juga kedua lengan kurus yang memeluk tubuhnya sendiri itu, tak membuat Haruto iba sedikitpun.

ANTAGONIST KIM - HARUKYU [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang