AK #20

914 91 0
                                    

Cerita ini bersifat remake. Yang berarti sebelum mempublish cerita ini, sudah diberi izin dengan penulis aslinya.

Disamping itu tetap dukung karya ini dan karya aslinya. Kalau tetap ingin baca, hargai karya penulis dan tetap baca dengan tenang tanpa protes sedikitpun.

Cerita ini murni remake dari milik Icha__Kim

***























"Kalian pasangan gila." Cibir Jihoon kala melihat Haruto yang kini tengah terduduk di sofa dalam ruangan Junkyu.

Pria tampan itu hanya tertawa singkat sebelum meringis pelan ketika peluru itu dengan pelan ditarik oleh Seokmin keluar.

"Itu lebih baik daripada Junkyu membiarkan aku hidup."

Jihoon mengernyitkan keningnya. Walau sudah lama mengenal Junkyu, ia tak tahu jika pria cantik itu begitu sadis.

"Bukankah itu lebih baik? Junkyu membiarkanmu untuk hidup daripada seperti ini, yang ada kau akan cepat mati."

Haruto menggeleng tak setuju.

"Itu artinya dia membiarkanku mati perlahan. Dia membiarkanku tetap hidup, namun setelahnya ia akan menghilang bak ditelan bumi meninggalkanku. Aku tahu tuhan memberikan rasa cinta ini kepadanya untuk kujaga, bukan untuk kubiarkan sia-sia."

Jihoon menghela napasnya dan melemparkan punggungnya ke sandaran sofa.

"Kalian memang pasangan yang rumit."

Haruto tersenyum tipis.

"Cinta tak serumit itu jika kau bisa menjaga keutuhannya dengan kepercayaan dan kenyamanan satu sama lain. Cinta tidak semelelahkan itu jika keduanya bisa berjuang satu sama lain. Dan juga cinta tidak sekejam itu jika sebelah pihak memaksakan egois.

Cinta itu realistis, omong kosong jika seseorang bahagia melihat orang yang dicintainya bahagia dengan yang lain, tentu saja sakit, namun disitulah sabar dan keikhlasan hati diuji. Ingin bertahan dengan perasaan bodoh yang tak terbalas, atau ingin melepas dan melupakan dengan sebuah rasa baru untuk seseorang yang pantas."

Jihoon mengangguk. "Kau benar, ada angin apa kau bijak seperti ini?"

Pria tampan itu tertawa, lalu berterima kasih pada Seokmin saat diberitahu jika bahunya kini telah dijahit dan diperban.

"Untuk memahami kehidupan ini, kau harus berpikir sebijak mungkin. Jangan ketika musibah datang, kau langsung menyalahkan Tuhanmu, karena bisa saja ia tengah mengujimu, kau mampu melewatinya atau tidak. Bukan begitu Seokmin hyung?"

Seokmin yang sedang merapihkan alat-alat medisnya mendongak lalu tersenyum.

"Aku pernah mendengar seseorang berkata, bahwa cintai seseorang dengan seperlunya, agar ketika kau dikecewakan kau hanya merasakan sakit hati namun tidak dalam dan tidak berujung dendam."

"Jangan melihat satu sisi jika dia jahat, karena kau tak tahu kebaikan apa saja yang tak terlihat olehmu. Dan jangan melihat satu sisi jika dia baik, karena kau tidak tahu kejahatan apa saja yang tengah dia rencanakan di belakangmu." Lanjut Seokmin lalu tersenyum.

Dan Jihoon hanya terdiam, begitu juga Haruto yang tersenyum tipis.

"Hidupmu, matimu, hartamu, bahkan semua jabatanmu yang kau dapatkan itu bukan cuma hasil kerja kerasmu. Tapi bantuan dari Tuhanlah kau bisa berdiri di sini. Kau bisa hidup dengan harta yang berlimpah dan seseorang yang kau cintai.

ANTAGONIST KIM - HARUKYU [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang