Posesif 17

5.8K 476 62
                                    

Ketiga bersaudara itu kini sudah berada dalam lingkungan sekolah. Azizi datang dengan motornya karna kemauannya sendiri. Sedangkan Shani dan Chika datang dengan mobil mereka.

"Aku ke kelas duluan ya ci, kak" ujar Azizi.

Chika menahan tangan Azizi yang hendak pergi, "Kita anter dek" ucap Chika diangguki Shani.

Azizi memutar bola matanya malas dan mengiyakan Chika. Mereka bertiga berjalan melalui koridor menuju ke kelas Azizi.

Tapi atensi mereka dialihkan oleh satu panggilan yang memanggil Chika. "Chik!" panggil seseorang yang berada di belakang mereka.

Ketiganya langsung menoleh kebelakang. Azizi langsung memasang wajah datarnya dan mengepalkan tangannya.

"Mau apa lagi lo, ha!" sentak Azizi menghadapkan dirinya pada Aran.

"Dek, tenang" ujar Shani menahan Azizi.

"Santai dong, gue cuma mau ngomong sama kakak lo" ucap Aran dengan senyum remehnya.

Azizi mencengkram kerah baju Aran, "Lo belom puas ya bangsat, udah selingkuhin kakak gue" geram Azizi.

"Semuanya cuma salah paham bego!" balas Aran beralibi.

"Salah paham dari mananya ran? jelas-jelas cewek yang jalan sama lo kemaren itu ngaku jadi pacar lo" ucap Chika kini ia berani buka suaranya.

"Dan satu lagi, kita itu udah putus" lanjutnya menekan kata putus.

"Nggak chik, gue ga mau putus sama lo" ucap Aran ngotot.

"Lo denger ga sih apa yang kakak gue bilang. Oh, atau lo emang ga tau diri ya jadi cowok" celetuk Azizi.

Aran mengepalkan tangannya menggeram karna kata-kata Azizi yang membuatnya kesal. Azizi melihat tangan Aran yang sudah mengepal itu. Ia tersenyum miring.

"Tangan lu kayaknya udah gatel tuh, mau testimoni kah?" Azizi terus memprovokasi Aran membuatnya semakin kesal.

"Dek, udah.. bentar lagi upacara. Ayo ke kelas" ujar Chika kini menarik Azizi menjauh dari Aran diikuti oleh Shani juga.

"Dasar jalang!" pekik Aran ketika Azizi mulai menjauh.

Azizi yang mendengar itu seketika menggeram lalu melepaskan tangan Chika. Azizi berlari ke arah Aran.

Bugh!

Azizi memukul keras wajah Aran yang membuat Aran tersungkur ke belakang. "Ngomong sekali lagi lo anjing!" umpat Azizi.

Aran tersenyum, "Kakak sama cici lo jalang!" ucapannya.

Bugh!

Bugh!

Azizi terus memukuli Aran karna kesabarannya sudah habis. Chika dan Shani mencoba menghentikan Azizi yang sudah kalap itu. Tapi apalah daya seorang perempuan yang juga takut melihat orang yang sedang ngamuk.

Tiba-tiba Azizi di tahan oleh dua orang yang tak lain adalah Valdo dan Ollan. Sedangkan Aran, dia ditarik menjauh dari Azizi oleh Gracio.

"Zee!, lo gila ya. Mau jadi pembunuh lo!" sentak Valdo.

"Dia duluan anjing!"

"Sabar zee, liat noh kak chika udah nangis gitu" timpal Ollan.

Azizi tersadar lalu melirik ke arah Shani dan Chika yang benar kata Ollan Chika sang kakak tengah menangis. Azizi mendatangi mereka. Shani dan Chika langsung memeluk Azizi.

"Jangan gitu dek, kakak takut hikss" cicit Chika.

"Maaf kak" balas Azizi.

Shani melepaskan pelukannya dan beralih pada Gracio dan Aran. "Ay, ini kenapa sih?" tanya Gracio.

"Tanya aja nih sama dia sendiri" ujar Shani dengan wajah datarnya menatap Aran.

"Kenapa lo?" tanya Gracio pada Aran.

"Dia duluan bg, mukul gue" ucapnya.

"Woi bangsat, lu duluan bilang cici sama kakak gue jalang ya anjing!" umpat Azizi.

"Dek udah" lirih Chika.

Gracio mendengar itu justru terkejut. Ia beralih menatap Shani, "Bener itu ay?" tanya Cio dibalas anggukan oleh Shani.

Bugh!

Gracio memukul Aran yang membuat mereka semua terkejut.

"Njir, udah digebukin sama zee. Di hantam bg cio lagi, wokwok kocak" batin Ollan.

"HEI!!" mereka kembali terkejut kala suatu teriakan yang tertuju ke arah mereka. Ya, itu adalah guru bk yang datang.

Mereka semua menghela nafas kasar dan pasrah. (Siapa sih yang ngelapor. Padahal mau buat bk kinerjanya kaya pejabat, duduk anteng sambil tidur)🗿.

•••

Setelah kejadian yang menegangkan tadi pagi, jam pulang pun telah berkumandang. Hasil keputusan bk terhadap kejadian tadi adalah hukuman skorsing.

Azizi di skors selama lima hari atas perbuatannya. Sedangkan Aran, ia hanya di skors selama tiga hari. Aran lebih ringan kerena emang ia menjadi korban kekerasan Azizi. Lagi pula pada kasus ini ia tak memukul.

Azizi dengan motornya dan kedua kakaknya dengan mobil kini sudah sampai di kediaman mereka.

Mereka berjalan memasuki rumah dengan berjalan lesu.

"Kita pulang!" ucap ketiganya memasuki rumah. Terlihat keberadaan Frieska dan Kinal di dalam.

"Selamat datang" sambut Frieska.

Azizi hanya tersenyum, ia berlalu begitu saja menuju atas tanpa menghiraukan mereka. Frieska dan Kinal tentu saja bingung dengan anaknya itu.

"Ci, kak.. itu adek kenapa?" tanya Kinal.

Mereka seketika terdiam. Tiba-tiba Chika menangis lalu memeluk Kinal sang Papi.

"Eh kenapa ini kok nangis" bingung Kinal.

"Chika kenapa, ci?" tanya Frieska pada Shani.

"Ada masalah tadi pi, disekolah" jawab Shani.

"Masalah apa? yang buat chika gini, adek ya?" cecar Frieska.

"Bukan mi," ucap Shani.

"Jadi kenapa ci, apa masalahnya?. Coba ceritain secara spesifik" ujar Kinal. Shani mengangguk lalu ia mulai menceritakan semuanya yang terjadi di sekolah tadi.

Frieska dan Kinal tentu saja terkejut mendengar cerita Shani. Kinal sang papi sepertinya juga ikut tersulut emosi mendengar nama Aran yang disebutkan oleh Shani.

"Mami ga nyangka kamu dapet pacar kaya gitu, chik" ucap Frieska mengelus punggung Chika yang masih di pelukan Kinal.

"Papi bangga sama adek kamu, emang orang kayak gitu perlu dimusnahkan" ujar Kinal.

"Sstt pi, ah. Jangan gitu ngomongnya" tegur Frieska.

"Papi kelewat kesel mi. anak itu tuh jadi cowok ga tau diri banget, udah dapet yang spek bidadari gini malah di selingkuhin" ucap Kinal sambil menenangkan Chika yang kini sudah berhenti menangis.

"Jadi soal azizi, gimana ci?" tanya Kinal.

"Adek di skors pi, selama lima hari" ucap Shani.

"Udah gapapa, yang penting azizi udah puas mukulin si aran aran itu"

"Ee.. kayaknya sih belum, pi"

———

TBC.

udah ah selesai dengan konflik chikara. bosen gue aran mulu🗿.

Pengen resign jadi author gue:v.

sorry kalo ada typo.

vote ye.

bye..

Possessive Sister [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang