Posesif 15

6K 447 55
                                    

Malam harinya, Azizi tengah bersiap untuk keluar dengan teman-temannya. Mumpung malam ini adalah malam minggu, Azizi memanfaatkan hal ini untuk menenangkan pikirannya.

Ia turun dari kamarnya untuk berpamitan pada kedua orangtuanya. Namun, yang ia lihat adalah sang papi beserta kedua saudarinya.

"Pi" panggil Azizi.

Ketiganya langsung beralih menatap Azizi. "Eh zee, mau kemana kamu?" tanya Kinal.

"Aku mau main pi" jawabnya.
"Oh iya mami mana?" tanya Azizi.

"Mami lagi di kamar, ngantuk katanya" ucap Kinal.

"Oh yaudah, kalo gitu aku ijin keluar ya pi" pamit Azizi.

"Ehh tunggu dulu!" cegat Sang papi.

"Kenapa, pi?" tanya Azizi.

"Kamu mau main kan?" tanya Kinal, Azizi dengan cepat menganggukkan kepalanya.

"Ajak cici sama kakakmu!" titah Kinal.

Shani, Chika dan Azizi tentunya tersentak kaget dengan penuturan Kinal itu. "Aku bawa motor, pi" balas Azizi.

"Bawa mobil sana!"

"Tapi, pi.."

"Gada tapi tapian, mobil ada dua tuh. Apa perlu papi beliin mobil lagi?" tanya Kinal.

"Ee.. pi, kayanya gausah deh" ujar Shani.

"Iya pi, kita dirumah aja" timpal Chika.

"Udah ikutan aja sana, cepat ganti baju kalian!"

Shani dan Chika tak beranjak dari tempat mereka karna merasa tak enak pada sang adik. Azizi menghela nafasnya kasar pasrah pada ucapan papinya itu.

"Sana ganti baju, aku tungguin" titah Azizi menatap Shani dan Chika.

Mendengar penuturan sang adik, keduanya menatap adiknya lekat. "Ayo tunggu apa lagi, ganti baju kalian sana" ujar Kinal.

"Iya, pi" ucap mereka lalu bergegas pergi ke kamar masing-masing.

Kini Kinal beralih menatap Azizi yang sedang menatap kepergian kedua saudarinya. "Zee" panggil Kinal.

Azizi menoleh ke papinya, "Iya pi, kenapa?" tanya Azizi.

"Sini duduk" titahnya.

Azizi mengangguk dan mendudukkan dirinya disamping Kinal. "Papi tau kamu lagi marahan saman kakak dan cici mu itu" ucap Kinal yang membuat Azizi kaget.

•••

Kini ketiganya sudah berada di sebuah mall yang menjadi tempat tujuan Azizi. Ia turun dari mobilnya diikuti oleh Shani dan Chika.

"Ayo masuk" ujarnya pada kedua saudarinya itu.

Shani dan Chika mengangguk dan mulai mengikuti langkah Azizi masuk kedalam mall.

"Ci, Adek ngapain ya bawa kita kesini" tanya Chika berbisik pada Shani.

"Cici juga ga tau, mungkin ada perlu atau memang dia mau kesini" balas Shani.

Tak mau kepo lagi, mereka memilih untuk diam dan mengikuti Azizi dari belakang. Kini mereka sampai di food court mall itu, terlihat disana ada Valdo dan Ollan.

"Do, lan" panggil Azizi.

"Wedeh.. dateng juga lo" balas Keduanya.

Azizi mengangguk, Valdo melirik ke belakang Azizi. "Ci Shani sama kak chika ikut zee?" tanya Valdo.

"Iya, gapapa kan?" tanya Azizi.

"Gapapa, santai"

"Duduk ci, kak" ujar Valdo.

"Makasih, valdo" balas Shani dan Chika.

"Sama-sama"

Lalu mereka melihat pesanan di buku menu yang terletak di atas meja. "Mau pesen apa ci, kak?" tanya Azizi.

Shani dan Chika menatap heran pada adiknya yang tiba-tiba hari ini mengajak mereka bicara. Padahal selama marahan, Azizi susah sekali untuk diajak bicara.

"Kenapa diem?.. ayo kalian mau pesen apa biar aku pesenin" ucapnya lagi.

"Eh, iya dek.. kakak pesen steak aja" ucap Chika.

Azizi mengangguk, "Kalau cici?" tanya Azizi.

"Cici kentang goreng aja, dek" jawabnya.

Azizi mengangguk lagi dan kemudian mengajak Ollan dan Valdo memesan makanan mereka meninggalkan Shani dan Chika yang tengah duduk menatap sang adik.

Lalu mereka berpaling pada ponsel mereka yang mereka mainkan sembari menunggu ketiga orang itu kembali.

Karna bosan, Shani menyimpan ponselnya kembali dan menatap ke seluruh penjuru mall yang cukup ramai. Tapi tiba-tiba netra matanya menangkap dua orang yang mungkin ia kenal berjalan sambil bergandengan tangan.

"Chik chik" panggil Shani heboh pada Chika.

"Hm.. iya ci, kenapa?" tanya Chika.

"Itu aran bukan?" tanya Shani.

Chika seketika menoleh ke Shani, "Mana ci?"

"Itu tuh" Shani menunjuk orang yang dikira Aran itu. Chika pun mengikuti arah tunjukkan Shani. Dan ya, ia terkejut bahwa benar orang yang di tunjuk itu adalah Aran kekasihnya.

Chika seketika berdiri dan langsung melangkahkan kakinya menuju Aran meninggalkan Shani begitu saja.

"Loh eh chik, mau kemana?" kaget Shani mau tak mau ia mengikuti Chika.

~~~

Azizi yang kini sudah memesan dan sekalian membawa makanan mereka kembali ke meja yang mereka tempati tadi.

Namun sampai di meja mereka, Azizi tak melihat keberadaan kedua saudarinya itu.

"Loh zee, ci shani sama kak chika mana?" tanya Ollan.

"Tadi disini deh" heran Valdo.

"Gue titip makanan dulu do, lan. Biar gue cari mereka dulu" ujar Azizi diangguki mereka.

Azizi mulai mencari keberadaan cici dan kakaknya itu ke seluruh penjuru mall. Tak menemukan keberadaan mereka, kini Azizi mencari sampai ke parkiran mobil yang terlihat sepi itu.

Ia melirik ke sekeliling tak melihat apapun. Tapi, kini ia mendengar isakan tangis yang berada di balik tembok. Dengan berani, ia ingin mengecek suara itu. Alangkah terkejutnya ia melihat Shani dan Chika yang berada di sana dengan keadaan Chika yang sedang menangis.

"Cici, kakak!" panggilannya.

Shani dan Chika seketika menoleh ke Azizi. Chika tiba-tiba menubrukkan tubuhnya memeluk sang adik. Azizi yang bingung pun hanya bisa mengelus punggung Chika mencoba menenangkannya.

"Ada apa ini, ci?" tanya Azizi pada Shani.

"Aran, dek" cicit Shani.

Mendengar nama Aran, seketika rahang Azizi mengeras. "Kenapa lagi dia?"

"D-dia selingkuh dari chika" jawab Shani.

"Harusnya si bangsat gue gebukin aja anjing tadi siang" batinnya geram.

"Yaudah kita pulang dulu, kasian kakak" ujarnya.

"Tapi kamu kan lagi main dek" ucap Shani.

"Gapapa, kakak lebih penting sekarang" ucapnya sambil melirik Chika yang masih sesegukan di pelukannya.

Shani tersenyum kikuk menatap adiknya itu. "Maafin cici dek. ucapan kamu barusan, buat cici semakin bersalah sama apa yang cici perbuat ke kamu" batin Shani sendu.

"Cici aja sini yang bawa mobil" ucap Shani.

"Iya ci"

———

TBC.

sorry kalo ada typo..

Possessive Sister [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang