Posesif 27

5.3K 446 33
                                    

Niatan Shani dan Chika untuk mencueki Azizi masih berlaku. Dari malam mereka melakukan kegiatan makan malam hingga menjelang pagi.

Semalaman Azizi dibuat over thinking dengan perubahan sikap Shani dan Chika terhadapnya. Ia terus berpikir apa salah dirinya hingga mereka begitu.

Azizi membuka matanya perlahan karena terganggu dengan cahaya matahari yang masuk dari sela-sela jendela kamarnya.

"Eugghh... jam berapa sih" lenguhnya sambil meregangkan otot tubuhnya.

Ia mengambil handphone miliknya yang berada di atas nakas dan mengecek jam. "Wtf!!" mata Azizi membelalak terkejut setelah melihat jam.

Ia langsung beranjak dari kasur dan menyabet handuknya masuk ke dalam kamar mandi.

Setelah mandi, dirinya segera turun ke bawah dengan tas yang ia gandeng. Azizi melirik ke seluruh penjuru rumah mencari keberadaan cici dan kakaknya itu. Astaga, ia lupa kalau cici dan kakaknya itu masih mendiami dirinya.

Tak mau memikirkan hal itu lagi, ia langsung saja meninggalkan rumah untuk pergi ke sekolah.

~~~

Motor milik Azizi terhenti di depan gerbang yang tak lain adalah gerbang sekolah. Benar saja, kali ini ia telat untuk datang ke sekolah. Gerbang kini sudah di tutup.

"Pak, tolong bukain pintu gerbangnya dong" pintanya pada penjaga gerbang.

"Gak bisa!, kamu ini udah telat beberapa menit" tolak penjaga gerbang.

"Ah elah pak, baru 10 menit"

"baru 10 menit kamu bilang?!" sentak penjaga gerbang itu yang membuat Azizi tertunduk. Bukan karena takut, tapi ia tengah menahan ketawanya dengan menggigit pipi bagian dalamnya.

"Ayo lah pak.. kalau saya ga masuk, gimana nasib masa depan saya. Bisa hancur pak" ucap Azizi penuh drama.

"Udah kayak gini kamu baru bahas masa depan. Kalau mau masa depan kamu bagus, harusnya kamu gak telat!"

Baru saja Azizi akan membalas perkataan penjaga gerbang itu. Tiba-tiba satu suara mendatangi mereka.

"Ada apa ini, pak?" sahut seorang perempuan berjalan ke arah mereka yang tak lain adalah ketua OSIS.

"Ini, ada murid yang telat"

Orang itu mengangguk mengerti, "Bukain aja pak, biar saya yang urus".

Penjaga gerbang mengiyakan dan membukakan gerbang untuk Azizi masuk ke dalam sekolah.

"Makasih kakak ketua osis" ucap Azizi lalu mendorong motornya menuju parkiran. Setelah itu, ia ingin melenggang pergi dari situ.

"Eitss, mau kemana?" tanya "Ketua Osis" tadi.

"Masuk ke kelas lah, kak" jawab Azizi.

"Lo tau ngga kalau lo itu telat?"

Azizi hanya mengangguk membalas penuturan ketua OSIS itu. Ketua OSIS itu berdecak kesal dengan kebodohan Azizi.

"Lo itu harus di hukum, bego banget sih lo" umpat sang ketua OSIS kesal.

Azizi menggaruk tengkuknya yang tak gatal sambil nyengir. "Hehe maaf kak," cicit Azizi.

"Ck, keliling lapangan 20 kali. Cepat!" titahnya.

"Duh kak, segitu kebanyakan..."

"30 kali"

"Kak, yaelah buset"

"40 kali"

"Okey okey cukup. Gue lari sekarang" pungkas Azizi lalu menuju ke arah lapangan untuk menjalankan hukumannya.

Possessive Sister [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang