𝟎𝟑 : 𝐏𝐞𝐫𝐬𝐢𝐚𝐩𝐚𝐧 𝟐

207 184 35
                                        


"Ayah mu tau duluan ternyata," ucap Pangeran heran dengan Ayah Prabu, kemampuan milik ayah Prabu membuatnya terkesan hampir setara dengan prabu sendiri.

"Ayah emang udah tau."

.......

Pangeran mengangguk, Prabu memiliki kemampuan ini terwarisi oleh kemampuan sang ayah sedari lahir. Prabu menoleh kearah Pangeran yang juga mengeluarkan ponselnya, memanggil seseorang. Setelah diangkat Pangeran langsung memberikan salam.

"Assalamualaikum ibuk," salam Pangeran dengan semangat dan senyuman terpampang diwajahnya.

"Waalaikumsalam enek opo le?" tanya ibunya diseberang sana.

"Ibuk nembe nopo?" tanya Pangeran dengan aksen jawanya, Prabu hanya bisa menyimak.

"Lagi bar rampungan masak ran..."

"Ibuk Pangeran pengin liburan kaleh kanca-kanca,"

"Ngandi?"

"Ke Pantai buk,"

"Sama siapa nang?"

*Kata 'Nang' adalah panggilan untuk anak laki-laki, dan sudah menjadi kebiasaan masyarakat jawa memanggil anak nya dengan panggilan seperti itu*.

"Pangeran cuman pergi 3 hari aja buk, sama Prabu, Arum, Sera sama Iyan." Izin Pangeran menyebutkan satu-satu nama teman nya, iya Pangeran sering menceritakan dirinya dengan teman-teman nya kepada ibunya setiap saat setiap waktu.

"Ya sudah boleh, ngati-ati lo yo." ucap ibunya dengan suara lembutnya.

"Siap buk, Wassalamualaikum!"

"Waalaikumsalam..." Setelah ibunya membalas salam, ia langsung mematikan panggilan nya itu lalu menoleh kearah Prabu yang ternyata sedang melamun.

"WOIII!!" teriak Pangeran mengagetkan Prabu hingga terlonjak kaget, membuat Pangeran tertawa terbahak-bahak.

"Jangan melamun lah, nanti kemasukan Prab." ucap Pangeran tertawa kecil.

"Biarin."

"Dibilangin," ucap Pangeran lalu alis nya berkerut menatap kalung yang biasanya Prabu pakai tidak ada.

"Kemana kalung mu?"

Prabu menghela napas lalu mengeluarkan kalung nya yang tertutup baju dan menunjukan kalung nya menatap Pangeran dengan ekspresi datar diwajahnya.

"Ketutupan." ucap singkat Prabu menatap kalung itu, sudah lama kalung ini ia pakai semenjak ia masih bayi kalung ini sudah menempel padanya, tidak ada yang bisa mengambil kalung ini bahkan orang tua sendiri, teman nya si Pangeran ini juga gak bisa mengambil kalung itu. Menyentuhnya saja seakan seperti tersengat listrik. Apalagi Prabu sendiri ia juga tidak bisa mengambil kalung ini dari lehernya, hanya satu orang yang bisa mengambil kalung ini Yaitu Kakek nya, tapi bisa terlepas sendiri jika pemilik nya Mati.

"Kalung keris dari bayi," gumam Prabu terdengar oleh Pangeran.

"Gak bisa dilepas to?" tanya Pangeran ditanggapi oleh Prabu dengan gelengan kepalanya.

"Bisa sama kakek, tapi bisa juga terlepas kalo pemilik nya mati." ucap Prabu membuat Pangeran mengangguk pelan.

"Kenapa gak minta tolong kakek buat dicopotin?" tanya Pangeran.

"Enggak tau."

"Dulu sempat tak mintain tolong..." lanjut Prabu menatap lurus kedepan.

"Terus??"

HUTAN GHAIB [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang