Waktu berlibur mereka hanya sekitar satu hari disana, tanpa dipungut biaya apapun. Tentu saja hal itu atas perintah dari Pak Eko yang super baik pada mereka, Prabu dkk hanya bisa menurut apa yang dikatakan nya tapi sama saja ada rasa tidak enak terhadap Pak Eko.
Langit senja ditelan oleh gelapnya malam, dan tugas matahari telah digantikan oleh Bulan. Aroma rokok dengan kopi hitam yang semerbak diterpa oleh angin malam pinggir pantai menemani kelima sahabat yang diberi nasihat selama sejam oleh Pak Eko. Tapi sebelum itu, di depan Villa sudah terdapat dua mobil yang disiapkan-- tentu mobil satu itu adalah milik Pangeran, lalu mobil kedua itu milik Pak Eko yang akan ikut dalam memulangkan mereka dengan selamat.
"Saya yang akan mengantarkan kalian pulang dengan selamat," ujar Pak Eko menghisap rokoknya dengan syahdu, dan dihembuskan nya ke udara.
"Kita bisa pulang sendiri kok Pak," ucap Pangeran menatap tidak enak pada kebaikan Bapak ini.
Kurang enak apa lagi? Makan, wisata, tempat tidur semua itu gratis dan pengobatan yang diberikan pada mereka kemarin? Gratis bre.
Dahi Pak Eko berkerut mendengar nya, "Hm? Apa saya memberikan kamu kesempatan untuk menolak kebaikan saya?" tanya Pak Eko membuat Pangeran terdiam tak berkutik.
"Didalam mobil mu itu ada sepupu saya yang akan mengantarkan mobil mu sampai rumah," lanjutnya diangguki oleh sepupunya Pak Eko, wajahnya hampir sama hanya bedanya wajahnya masih muda dibanding Pak Eko yang sudah berkumis.
"Saya Rangga." Perkenalan nya pada kelima orang didepan nya, dan disahuti dengan cepat oleh mereka.
"Saya akan mengendarai mobil kamu--Pangeran, sampai ke tempat mu," lanjut Rangga sambil mengambil kunci mobil tersebut dan berjalan kearah mobil itu untuk dipanaskan.
"Mau pulang sekarang? Atau nanti?" tanya Pak Eko mengalihkan pandangan mereka dari Rangga ke dirinya.
"Secepatnya." Bukan Pangeran yang kini menjawab, tetapi Prabu dengan muka tenang nya.
"Kenapa?"
"Gakpapa." Dalam hati para sahabatnya, mereka menahan dengan kuat tawa mereka untuk tidak keluar.
Pak Eko mematikan rokoknya sebelum berdiri, mengambil jaketnya dan topi untuk menutupi rambutnya. Mengambil sebuah kunci mobil dan mengangguk pada mereka untuk segera berangkat pulang.
Pak Eko berjalan kearah mobil itu diikuti oleh mereka berlima dari belakang, seperti anak ayam yang mengikuti induknya kemana pun ia pergi. Tak berselang lama setelah keluar dari Villa, mobil yang ditumpangi Pak Eko melaju terlebih dahulu membelah jalan raya yang ia pilih diikuti oleh Rangga.
"Kalau kesini lagi, lewat jalur ini aja. Jangan yang kayak kemarin, disana minim penerangan sama sinyal, jadi kalau kendaraan kalian lampunya mati dan ponsel kalian tidak ada sinyal. Mau gak mau terima resiko disana," Pak Eko bersuara dengan tenang dan fokus.
"Resikonya gak besar paling ditelan sedikit," lanjutnya membuat para alis pemuda pemudi bertaut.
"Apa maksudnya di telan, Pak?" tanya Ian dibangku belakang.
"Ditelan binatang buas, memang kalian kemarin tidak bertemu binatang buas?" tanya Pak Eko melirik mereka dari kaca spion.
Gelengan kepala menjawab pertanyaan itu tanpa sadar, "Enggak," jawab Ian.
"Kita gak ketemu binatang buas, Pak. Tapi ketemu makhluk buas," Batin Ian melanjutkan, ia bersandar di kursi mobil pikiran nya masih terbesit tentang kejadian kemarin.
"Sama aja," ucap Pak Eko, membuat Ian melotot kaget.
Apakah barusan Pak Eko mendengar apa yang ia batin kan? Apa ini hanya kebetulan?
KAMU SEDANG MEMBACA
HUTAN GHAIB [SELESAI]
Horror"Jangan mati, oke?" . . Hanya sebuah tragedi Horor yang dialami oleh 5 sekawan yang tak sengaja masuk ke dalam hutan asing hingga membuat mereka tersesat disana. Lalu bagaimana akhir dari kisah mereka? Hidup atau Mati? Mari ikuti kisah menegangkan m...
![HUTAN GHAIB [SELESAI]](https://img.wattpad.com/cover/353180820-64-k699000.jpg)