𝟎𝟗 : 𝐏𝐞𝐧𝐮𝐧𝐠𝐠𝐮 𝐝𝐚𝐧𝐚𝐮?

273 104 20
                                        

Dilain tempat,
Pada sore hari tadi 17.34 di kost an.

Suara air gemericik pun terdengar di lorong kost, aroma semerbak sabun menguar keluar saat pintu kamar mandi itu terbuka menampakkan seorang laki-laki dengan rambut basahnya dan wajah segarnya. Berhenti sebentar di depan pintu kamar, sudut matanya menangkap sesosok rambut panjang dengan baju putih yang ada disamping nya. Laki-laki itu berdiri dengan diam, menahan tangan kanan yang bergetar memegang sebuah gayung berisi perlengkapan mandi.

Tap.

"Tang!! Tulong tang!! Allahuakbar!!" teriak Yosi ngacir menuju kamarnya, saat sesosok itu menepuk pundak terbukanya, membuatnya terlonjak kaget merasakan tangan sedingin es.

Pintu terbuka lebar menampilkan wajah Bintang dengan dahi dan alis yang mengkerut menandakan manusia ini kesal dengan teriakan tiba-tiba itu, "Ada apa sih? jangan teriak-teriak!" ucapnya sambil berkacak pinggang menatap Yosi yang bernapas terengah-engah.

"Tang, tulung! ono setan ning kamar mandi tang! Sumpah! De'e ndemok aku tang, tangan ne anyep koyo es tang! sumpah!" ucap Yosi dengan aksen jawanya, membuat Bintang tidak bisa berkata-kata.

"Lo bilang apa? gak paham gue!" sewot Bintang.

"Setan tang! setan di kamar mandi! Elah!" ulang Yosi membuat bulu kuduk Bintang mulai berdiri, meneguk ludahnya jika sudah menyangkut setan, Apalagi tentang penunggu kost ini.

"Yang bener lo?!" Bintang meninggikan suaranya sehingga membuat 2 warga kost an itu keluar kamar dengan wajah kesalnya.

"Woii! Ngapo kalian ini?" lerai Ilham dengan aksen Palembang nya.

"Jangan teriak-teriak bang." sahut Putra ikut keluar dari kost an.

Yosi dan Bintang menatap mereka masih dengan raut muka takutnya, sebelum mereka ngomong. Baru saja membuka mulut, tiba-tiba suara cekikikan dari lorong gelap kamar mandi itu terdengar dan aroma bunga melati sukses melewati indera pencium mereka.

Tar!

"Semoga kita tetap selamat," ucap Yosi dengan senyum dipaksa nya.

"Allahuakbar!!" Mereka berteriak ketakutan lalu segera masuk kedalam kamar untuk berlindung diri, biasanya jika ada Prabu dan Pangeran mereka berdua yang mengatasinya, kini tidak ada.

Mbak Bunga itu pun melayang melewati kamar mereka dengan raut muka sedih, memutuskan untuk mencari teman sejatinya.

Pangeran dan Prabu.

..✎✐..


"Kenapa mereka diajak main gak mau?" tanya Mbak Bunga dengan suara pelan nya membuat Prabu menggeleng pelan.

Gimana gak mau, orang yang ngajak main aja makhluk halus. Ya mereka takut lah, apalagi dengan bentukan Mbak Bunga ini yang menjadi Hantu terkenal seram se-Indonesia. Dan saat itu juga Prabu kelepasan terkekeh geli membayangkan ekspresi teman kost nya saat ketakutan.

"Yudis? kamu ketawa?" Suara Arum yang sudah sadar dari pingsannya membuat nya sedikit kaget.

Prabu dibuat gugup seakan terciduk melakukan sesuatu, lalu segera menoleh kebelakang menatap sumber suara itu dan menggeleng pelan.

"Enggak." katanya, membuat Mbak Bunga tertawa nyaring membuat telinga Prabu berdenging, Ia reflek menutup telinganya yang membuat Arum semakin bingung.

"Kenapa?" tanya Arum duduk mendekat disamping Prabu.

"Mbak Bunga..." lirih kesal Prabu yang tidak didengar oleh Arum.

"Udah mendingan? kenapa udah bangun?" ucapnya mengalihkan pembicaraan ke topik baru.

HUTAN GHAIB [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang