"Kamu pantas dikelilingi oleh orang-orang yang membuatmu bahagia. Punya teman, menikmati kebersamaan dengan orang-orang yang peduli itu penting untuk kehidupan yang memuaskan."
.
.
.
Hari mulai gelap, matahari terbenam meninggalkan jejak jingga di langit bagian barat. Namun, lima sahabat itu masih berada ditempat rimbun ini, melihat perkelahian Ian dengan makhluk yang ada di tubuh Arum. Makhluk itu seperti tak kenal lelah, bergerak keberbagai sudut arah untuk menggojek serangannya. Jujur Ian takut mengerahkan seluruh tenaga nya untuk menyerang Arum, bahwa faktanya didalam tubuh gadis itu bukan jiwa Arum yang sebenarnya, melainkan entitas lain yang mengendalikan tubuhnya. Jadi, Arum bisa saja terkena dampaknya.
"Keluar! Jangan ganggu raga dia! Dari gerak-gerik mu ini pasti kamu makhluk yang berwujud kera, bukan?" geram nya sembari mengambil kuda-kuda untuk kembali menyerang makhluk itu.
Kesabaran Ian sudah di ambang batas. Ia memutuskan untuk membuat Arum pingsan agar makhluk itu cepat keluar dari raganya. Menarik napas dalam-dalam lalu mendekati Arum yang tidak menyadari pergerakan di belakang nya.
"Maaf,"
Buagh..
Suara pukulan cukup keras itu berhasil meraih tengkuk Arum membuat gadis itu terhuyung kesamping lalu segera ditangkap oleh Prabu direbahkan di pahanya. Ian ikut terhuyung kebelakang dengan lemas saat Asap hitam keluar dari tubuh Arum. Pusing kunang-kunang pun menyerang kepala nya, ia terduduk lemas di tanah, mengusap keringat di dahinya, lalu merangkak dengan pelan kearah Arum ditanah.
"Maafin aku Rum.." lirih Ian menghela napas lega.
"Good job yan, gakpapa.. yang penting teman kita selamat." sahut Pangeran ikut berjongkok menepuk pundak Ian, dan mengeluarkan sebotol air minum lalu menyodorkan nya pada pemuda itu.
Sera terduduk disamping Prabu menatap Arum dengan mata sedih, mengambil tangan Arum dan digenggamnya kuat.
"Istirahat dulu disini sambil nunggu Arum sadar apa cari tempat istirahat dulu yang nyaman? Disini penuh akar pohon soalnya," ucap Pangeran menatap sekeliling.
Prabu menunduk menatap sebentar wajah Arum dibawahnya lalu beralih menatap Sera yang masih memandangi Arum dengan ekspresi khawatir bercampur sedih, membuang napas nya pelan lalu menatap kedua teman laki-laki nya.
"Boleh, Arum bisa tak bawa aja..." ucap Prabu, membuat mereka berpikir sebentar lalu mengangguk setuju.
"Tas mu ku bawa aja ya Prab?" tanya Sera di setujui oleh Prabu, untung dirinya membawa perlengkapan yang sedikit, jadi tidak membebankan gadis itu.
Ian dibantu oleh Sera dan Pangeran, sedangkan Arum dirinya digendong oleh Prabu di punggung. Kepala gadis ini bersandar di bahunya dengan mata terpejam tak sadarkan diri. Prabu hanya bisa menatap dalam diam, lalu segera meyakinkan dirinya untuk bisa melewati apa yang dia rasakan sekarang.
Ketiga teman nya sudah berjalan terlebih dahulu lalu Prabu segera menyusulnya.
Mereka terus berjalan menyusuri rerimbunan pohon, mencari jalan seperti sebelumnya, tapi naas tidak menemukan nya. Mereka terasa hanya berputar-putar saja ditempat ini, merasakan hawa semakin mencekam dan gelap. Kemudian memutuskan kembali untuk berjalan, menemukan tempat yang bisa digunakan untuk beristirahat sampai pagi, tentunya itu tempat yang aman.
KAMU SEDANG MEMBACA
HUTAN GHAIB [SELESAI]
Horror"Jangan mati, oke?" . . Hanya sebuah tragedi Horor yang dialami oleh 5 sekawan yang tak sengaja masuk ke dalam hutan asing hingga membuat mereka tersesat disana. Lalu bagaimana akhir dari kisah mereka? Hidup atau Mati? Mari ikuti kisah menegangkan m...
![HUTAN GHAIB [SELESAI]](https://img.wattpad.com/cover/353180820-64-k699000.jpg)